Mohon tunggu...
Avelia Delvina Putri
Avelia Delvina Putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - siswa

ISTJ

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Struktur Gajah Mada Bergelut Dalam Takhta Dan Angkara

12 September 2023   12:30 Diperbarui: 12 September 2023   13:34 7820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ORIENTASI (pada bagian ini, penulis menjelaskan waktu dan tempat cerita serta memperkenalkan tokoh-tokohnya)

Para dewa kahyangan sengaja menyimpan kabut tebal ini agar manusia tidak dapat melihat wajah cantik para bidadari yg turun untuk menghormati Ardhanareswari, satu-satunya wanita yang menggulingkan raja-raja besar di tanah jawa. Ken Dedes dikenal sebagai Ardhanareswari, adalah inkarnasi dari dewi ilmu pengetahuan. Benarkah kabut tebal turun karena bidadari turun dari surga? Mengingat cerita kakek tua yang mengatakan ia telah menangkap bidadari dan mengambil salah satu dari mereka sebagai istrinya, Gajah Mada tersenyum. Teringat anak kakek tua itu semuanya perempuan dan jelek, tidak ada satu pun menunjukan ciri-ciri bidadari.

PENGUNGKAPAN PERISTIWA (disini tokh utama gajah mada akan mulai menghadapi banyak masalah dibagian selanjutnya)

Selain itu, ada cerita tentang kabut yang tebal. Dikatakan bahwa ketika Calon Arang, seorang penyihir dari Gira, marah dan menyebarkan sihirnya menyebabkan penyakit keseluruh negeri, membingungkan Patih Narottama dan Prabu Airlangga terpaksa meminta bantuan Empu Barada untuk menghentikan serangan wanita menakutkan itu.

"cuman dongeng" gumam Gadjah Mada. Kabut tebal memang mengurangi jarak pandang serta menyulitkan untuk memahami lingkungan sekitar. maka seseorang akan tiba-tiba merasakan bagaimana rasanya menjadi orang buta yg meraba area sekitar.

MENUJU KONFLIK (bagian terjadinya peningkatan perhatian dan tantangan yang semakin meningkat bagi karakter)

Namun, tidak berlaku pd anjing dngan gonggongan sangat keras. Laporan dri anjng itu akhirnya sampai ke telinga Gajah Mada. Gadja Enggon meminta izin untuk bertemu, segera melepaskan varastanya, yg dibalas Gadjah Madha dengan anak panah beserta aba-aba khusus. Gadja Enggon langsung mengetahui dimana keberadaannya segera melaporkan hasilnya yaitu mayat lain sudah ditemukan.

PUNCAK KONFLIK (terjadi peristiwa penting yaitu pembunuhan demi pembunuhan yang disertai pengkhianatan)

Klabang Gendis, seorang prajurit meninggal akibat anak panah tertancap ditenggorokannya. Tidak ada tanda-tanda pertempuran, dia adalah korban tanpa menyadari ke mana anak panah itu ditunjukan. Gadjah Madha merasa risih menerima pesan tersebut. Mereka yg benar-benar menguasai sifat gendeva akan dapat menembakan anak panahnya ke sasaran paling sulit, jarang sekali seorang biasa dapat melakukan hal khusus tersebut, biasanya terdapat pada barisan pasukan Bhayangkara. Gagak Bongol menyatakan "kami menemukan jenazah kedua". Yaitu orang yng melakukan pembunuhan terhadap Klabang Gendis mati di patuk ular. Tubuhnya dicabik-cabik oleh beberapa anjing. Kami kecewa dgn pembunuh ini karena dia pernah menjadi pasukan Bhayangkara. Aku sadar bahwa Kakang Gadjah akan kecewa jika ia tahu siapa dia.

RESOLUSI (penyelesaian masalah terjadi ketika para pengkhianat terbunuh)

Gagak Bongol tidak memberitahu siapa pembnuh tersebut, memberikan Gajjah Madda kesempatan mencari jawabannya sendiri. Sudah jelas pembunuh itu salah satu pasukan Bhayangkara yng pernah dipimpinnya. Panji Saprang berkhianat dan menjadi kaki tangan Rakrian Kuti di bunuh oleh Gdjah Madda di terowongan. Terakhir Singa Parepen yg merupakan pengkhianat dibunuh di Bedander.

KODA (tidak semua novel mempunyai bagian ini)

*tidak ada dalam teks bersumber  dari buku paket Bahasa Indonesia, halaman 40-42*

KESIMPULAN

Pengkhianatan mencemari nilai-nilai kepercayaan, kesetiaan, dan pengkhianatan juga bisa berujung melukai diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun