Gedung ketiga balai kota baru diresmikan pada 10 Juli 1710 oleh Gubernur-Jenderal Abraham van Riebeeck. Setelah itu, gedung ini dijadikan gedung serbaguna, tak hanya sebagai kantor administrasi, tetapi juga sebagai tempat pembayaran pajak, pusat berdoa, pengadilan, penjara, dan tempat eksekusi tahanan.
Kemudian pada tahun 1919, penduduk kota saat itu, khususnya warga Belanda mulai tertarik dengan sejarah Kota Batavia. Hingga kemudian pada tahun 1930 berdirilah Yayasan Oud Batavia (Batavia Lama). Yayasan ini bertujuan mengumpulkan segala ihwal tentang sejarah Kota Batavia. Sampai akhirnya mulai dibuka untuk umum pada 1939.
Pada masa kemerdekaan, Museum Oud Batavia berganti nama menjadi Museum Djakarta Lama di bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia). Lambat laun berganti nama menjadi Museum Sejarah Jakarta yang diresmikan pada 30 Maret 1974 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin.
Koleksi Museum
Koleksi-koleksi yang bisa ditemukan di museum ini yaitu mengenai sejarah Jakarta berupa beberapa replika peninggalan masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Pajajaran, hasil aktivitas penggalian arkeologis di Jakarta, dan beberapa perabotan antik era penjajahan Belanda mulai dari abad ke-17 hingga 19.
Berbagai macam barang seperti mebel, lukisan, keramik, dan batu-batu zaman dahulu terkait dengan Jakarta ada di Museum Sejarah Jakarta ini. Selain itu, terdapat berbagai macam senjata berupa pedang pada masa kolonial Belanda.
Selain benda bersejarah yang berhubungan dengan Jakarta, terdapat juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi, numismatik, dan becak. Bahkan museum ini juga memiliki patung Dewa Hermes yang merupakan dewa dari mitologi Yunani. Dewa Hermes merupakan dewa yang melambangkan keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang. Patung Dewa Hermes terletak di perempatan Harmoni dan meriam Si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis. Selain itu, di Museum Fatahillah juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulu sempat digunakan pada zaman penjajahan Belanda.
Kurang lebih ada 23.500 koleksi barang baik dalam bentuk benda asli maupun replika yang bisa dilihat di Museum Sejarah Jakarta ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H