Mohon tunggu...
Olahraga

Manajemen Keuangan PSSI Era Lama Sangat Tidak Layak untuk Diaudit

5 Februari 2012   18:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:01 2041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Share hasil rapat bidang Keuangan, Audit, Marketing, dan Futsal. Namun yg akan saya share di sini hanyalah pada hasil pemaparan dari komite audit. Karena hasil pemaparan bidang audit tersebutlah yang menurut hemat saya akan membuat semangat kita tambah menyala dalam mengawal revolusi PSSI ini.

Sebelum rapat dimulai, Pak Widodo selaku exco yg membawahi keempat bidang tersebut terlebih dahulu memperkenalkan para peserta rapat. Saya sungguh kaget dan sekaligus bangga sekali bahwa ternyata peserta rapat dari komite audit bukanlah sosok-sosok biasa di bidang audit keuangan. Yang termuda, Mas Faisal (sekitar 37 tahun) adalah pegawai aktif di BPKP dan menurut saya sangat cerdas dan ahli dalam audit investivigasi (saya ibaratkan sebagai James bond-nya keuangan) . Yang lain (4) orang adalah para senior (tebakan saya rata-rata berusia 60 an tahun ke atas, dan bertampang profesor, kacamata turun ke hidung, kepala botak separo, rambut memutih, namun mata masih tetap tajam memandang bak elang sedang mengincar tikus) merupakan pengusaha yg bergerak di bidang audit dan pensiunan akuntan. Para akuntan dan auditor senior (saya gak tega mengatakan "manula") itu sangat tajam dalam melontarkan pertanyaan dan 'kejam' dalam mengingatkan agar PSSI jangan main-main dalam mengelola keuangan seperti yg dilakuan para begundal bola jaman jahiliyah dulu.

Presentasi komite audit dibawakan oleh Mas Faisal. Presentasi mereka terdiri dari dua bagian. Pertama tentang tata tertib (good governance) dalam mengelola keuangan dan bagian keduanya, laporan hasil temuan audit keuangan PSSI periode lalu.

Nah, pada pemaparan hasil temuan audit itulah yg membuat kami, peserta rapat berkali-kali geleng kepala miris. Bahkan peserta rapat yg berasal dari pengurus PSSI daerah (mereka ternyata orang-orang baru juga dalam mengurus bola di daerahnya) sampai nyeletuk, 'dasar kumpulan najis!'. Maksudnya kepada pengurus lama.

Para auditor itu melaporkan bahwa dalam mengaudit PSSI pengurus lama, mereka menggunakan metode audit investigatif. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena mereka tahu bila dilakukan secara normal, hasil yang diperoleh pastilah tidak objektif. Hal yang sama akan mereka lakukan juga dalam mengaudit PT Liga.

Hasil temuan itu menyatakan bahwa; Manajemen keuangan PSSI era lama masuk ke dalam kategori sangat tidak layak untuk di audit. Masak ada duit dalam brangkas sebanyak 20 Milyar tidak jelas asal usulnya dan bisa dalam sehari uang itupun raib entah kemana tanpa penjelasan. Nah, untuk membandingkan luar biasa ngawurnya manajemen keuangan PSSI itu, para auditor sampai membandingkannya dengan sistem pembukuan Masjid (bukan maksud mereka untuk mendiskreditkan Masjid ya). Perbandingan dengan pembukuan masjid sengaja mereka sampaikan karena sistem pembukuan masjid secara objektif sebenarnya sangat tidak baik dan sangat mudah untuk disalahgunakan oknum pengurus masjid. Namun kenapa sistem pembukuan masjid belum berubah hingga di era modern ini? Karena hanya orang gila dan gak waras saja yg berani menggelapkan setoran duit umat untuk Masjid. Jadi siapapun umat masjid itu (mau jenius akuntan kek, mau jenius komputer nek dan macama-macam jenius lainnya) gak bakal mau repot-repot mengkritik sistem pembukuan Masjid. Mau cari penyakit sama umat dan Tuhan apa? Itulah argumentasi mereka mengapa sistem pembukuan Masjid walau tidak layak namun masih tetap bertahan tanpa perubahan.

Di dalam hasil temuan itu, mereka sampaikan juga bahwa (ini yg paling mengagetkan sekaligus menjijikkan) bahwa, KUAT diduga PSSI adalah tempat pencucian uang yang berasal dari hasil judi. Mereka menyampaikan hal tersebut karena mendapatkan data banyak sekali uang yang mengalir ke PSSI dari Singapura. Kita mungkin sebagian sudah maklum bahwa Singapura adalah salah satu surga bagi para penjudi ilegal di dunia ini, termasuk sarang favorit para bandar dan penjudi bola. Menurut para auditor itu, pengurus sepakbola PSSI lama sungguh cerdik dalam mencari celah melegalkan uang-uang haramnya. Mereka tahu persis bahwa PSSI tidak termasuk/ tidak ada dalam daftar lembaga yang masuk dalam daftar pantau PPATK. Terima kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun