Mohon tunggu...
Aaron Lee
Aaron Lee Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Karena yang kita perlukan hanyalah kaki yang akan melangkah lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan melihat lebih lama, leher yang akan lebih sering mendongak, tekad yang setebal baja dan hati yang akan bekerja lebih keras serta mulut yang selalu berdoa.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bioteknologi 101: Komposisi Kayu dalam Persepektif Bioteknologi dan Dinamika Pre-Treatmentnya

17 September 2020   20:59 Diperbarui: 17 September 2020   21:06 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Struktur Hemiselulosa (Sumber: Researchgate.net)

Struktur Lignin (Sumber : bioekonomie-bw.de)
Struktur Lignin (Sumber : bioekonomie-bw.de)

Lignin adalah kelas polimer  organik  yang sangat kompleks yang membentuk bahan struktur utama dalam jaringan pendukung bagi tanaman. Pada tanaman kayu, kandungan lignin cukup tinggi. Lignin memberikan kekakuan pada tanaman dan membuat tanaman tidak mudah busuk. 

Jadi, semakin kuat bagian tumbuhan, seperti kayu, semakin banyak kandungan ligninnya juga. Bahan dari polimer lignin juga heterogen, tapi dalam satu jenis senyawa fenolic. Senyawa fenolic berarti senyawa itu terdiri dari satu atau lebih gugus hidroksil yang terikat langsung dengan gugus hidrokarbon aromatik.

3 jenis utama lignol (bahan dasar lignin) diantaranya 4-hydroxy-3-methoxyphenyl propanol (paling umum di tumbuhan conifers), 4-hydroxyphenyl-propane, dan 3,5,-dimethoxy-4-hydroxyphenyl propane (paling umum di kayu keras). Lignin ini kaya akan substat aromatik, relatif hidrofobik, dan sulit untuk ditentukan degree of polymerization-nya disebabkan heterogenitas komponennya.

Ada juga polimer yang bernama lignoselulosa. Ini adalah sejumlah selulosa yang berikatan dengan lignin dan hemiselulosa membentuk ikatan yang rapat sehingga menjadi material yang insoluble. 

Walau ketiga polimer memiliki kandungan gula yang tinggi, pada kenyataannya di pabrik, yang diinginkan oleh pihak industri hanya selulosa saja. Karena pada dasarnya selulosa memiliki selulase sebagai enzim hidrolisis. Sedangkan, lignin dan hemiselulosa tidak ada.

2 polimer yang terdapat di lignoselulosa juga akan mengganggu akses enzim hidrolisis ke struktur selulosa. Maka, untuk memperoleh monosakarida dari selulosa secara maksimal, berbagai pre-treatment pun dibutuhkan.

Apa aja sih yang menghambat Lignoselulase untuk diaplikasikan sebagai Biomassa?

  1. Kristalinitas Selulosa (Sederhananya selulosa di lignoselulosa lebih cenderung berkristal, dapat diatasi dengan mechanical treatment seperti milling agar bentuknya jadi lebih sederhana).

  2. Ukuran partikel (Dapat diatasi dengan milling juga agar menjadi lebih kecil).

  3. Keberadaan Lignin, hemiselulosa, dan protein (Dapat dipisah dengan alkalyn pre-treatment).

Skema Tahap Pre-Treatment Pada Green Biomass Seperti Kayu

 

Diagram Pre-Treatment untuk Green Biomass
Diagram Pre-Treatment untuk Green Biomass

Keterangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun