Mohon tunggu...
auva
auva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka membaca di sela kesibukan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembubaran Pengajian Syafiq Riza Basalamah: Tantangan Keragaman dan Toleransi dalam Islam di Indonesia

11 Juli 2024   01:48 Diperbarui: 11 Juli 2024   01:54 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan yang Dianggap Kontroversial

Beberapa alasan pembubaran pengajian Ustaz Syafiq yang dikemukakan oleh perwakilan dari GP Ansor adalah isi ceramahnya yang dianggap kontroversial, antara lain:

  • Melarang bersahabat dengan orang-orang yang berbeda iman atau non-muslim.
  • Memberi saran kepada orang yang memakai nama Pertiwi atau Sri untuk mengubah nama tersebut.
  • Melarang mengucapkan Bumi Pertiwi karena dianggap mempercayai Tuhan selain Allah.
  • Menganggap dzikir berjamaah di masjid mengganggu orang lain dan menyebutnya "nyanyi rame-rame".

Kronologi dan Alasan Pembubaran Pengajian

Peristiwa pembubaran pengajian Ustaz Syafiq Basalamah terjadi di Masjid Assalam, Perumahan Purimas, Gunung Anyar, Surabaya, pada Kamis 22 Februari 2024. Pembubaran tersebut dilakukan oleh massa dari GP Ansor dan Banser.

Awalnya, pihak Ansor Surabaya telah mengirimkan surat kepada Yayasan Masjid Assalam yang menyatakan keberatan atas kegiatan yang menghadirkan Ustaz Syafiq. Mereka beralasan karena Ustaz Syafiq Riza Basalamah terindikasi radikal dan ceramahnya dianggap menimbulkan kontroversi.

Pihak Ansor juga menyatakan bahwa mereka tidak langsung membubarkan ceramah Ustaz Syafiq begitu saja. Mereka mengadakan musyawarah terlebih dahulu dengan pihak terkait, yaitu panitia dan yayasan yang menyelenggarakan acara tersebut. Dalam musyawarah tersebut disepakati untuk meniadakan pemateri Syafiq Riza Basalamah dengan alasan menjaga kondusivitas di wilayah Gunung Anyar. Disepakati juga untuk tetap diadakannya salat berjamaah magrib, tetapi meminta panitia untuk membuat memo pembatalan kajian.

Namun, hingga sore hari, pembuatan memo pembatalan diingkari oleh panitia, sehingga banyak jemaah yang datang. Pihak Ansor dan Banser tetap menjaga kondusivitas dan mengawal kesepakatan hingga pagi hari.

Keributan terjadi menjelang Magrib ketika anggota Ansor dan Banser mendapatkan penolakan untuk melaksanakan salat magrib di masjid tersebut. Keributan berikutnya terjadi setelah salat magrib berjamaah, ketika panitia mengumumkan bahwa kajian akan tetap dilanjutkan. Pihak Ansor dan Banser mencoba masuk masjid untuk bertanya tentang itikad baik dari panitia acara dan takmir masjid, namun tiba-tiba mereka mendapat pukulan dari beberapa jemaah. Keributan akhirnya dapat dilerai.

Alasan pembubaran yang dilakukan oleh Ansor dan Banser antara lain:

  • Pengingkaran kesepakatan musyawarah yang telah disepakati antara kedua belah pihak.
  • Anggapan adanya indikasi radikal dari ceramah Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
  • Banyaknya isi ceramah yang dianggap kontroversial dan menyerang amaliyah NU.

Refleksi

Dalam kasus tersebut, dapat terlihat dinamika toleransi dan intoleransi dalam keragaman aliran muslim di Indonesia, khususnya dalam penerimaan perbedaan pandangan masing-masing individu. Baik massa GP Ansor maupun jemaah kajian Syafiq Riza Basalamah wajib menghormati satu sama lain. Perbedaan harus disikapi secara bijak tanpa menimbulkan keributan yang tidak diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun