Antusiasme seorang Mahasiswa KKN RDR ke-77 UIN Walisongo kelompok 120 untuk mengetahui cara pembuatan Telur Asin di desa klareyan Pemalang. Mahasiswi bernama Sartika Hikmaniarawati mengunjungi UMKM Telur Asin yang ada di desa tersebut.
Ibu Mukiyah merupakan pemilik umkm telur asin yang ada di desa klareyan, alasan beliau memilih menjual telur asin karena beliau memiliki ternak bebek sendiri. Jumlah bebek yang bertelur kurang lebih berjumlah 300 ekor bebek.
Ibu Mukiyah membuat telur asin tidak setiap hari, beliau membuatnya 2 hari sekali. Proses pengasinan juga memakan waktu yang tidak sebentar, beliau membutuhkan waktu 2 minggu untuk proses pengasinan telur asin.
Setiap hari telur asin dapat terjual sekitar 100-200 butir telur, beliau juga menerima pesanan dan banyak warga yang datang sendiri ke rumah bu mukiyah untuk membeli telur asin tersebut. Bu mukiyah memberikan harga Rp. 2.500 per butir telurnya.
Sartika melihat proses pembuatan Telur Asin yang di buat oleh bu Mukiyah, beliau menjelaska sekaligus mempraktekannya.
"pertama telurnya dicuci dulu mba biar bersih" ucap Beliau, setelah selesai mencuci, bu Mukiyah menyiapkan bata yang sudah di haluskan dan garam. Kemudian beliau mencampurkan nya dengan air.
"Nah ini tinggal dibalur sama lumpur yang sudah asin, setelah itu didiamkan mba" ucap Bu Mukiyah menjelaskan. Beliau juga mencatat tanggal pembuatan agar tidak lupa kapan telur itu bisa di rebus. Telur yang sudah siap untuk direbus nantinya akan dibersihkan terlebih dahulu dari lumpur, setelah bersih telur bisa direbus hingga matang dan dijual.
"Semoga usaha telur asin ibu lancar nggih bu" ucap Sartika setelah melihat semua proses sampai selesai.
Ditulis Oleh : Sartika Hikmaniarawati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H