Mohon tunggu...
Fitri Kusnayanti
Fitri Kusnayanti Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Ex-journalist (persma). Content writer and copywriter. Write articles with random and informative topics [K-pop and hallyu, woman empowerment, education, social and culture].

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akhiri Suro, Desa Pakuncen Adakan Jamasan dan Kirab Pusaka

5 Agustus 2024   05:30 Diperbarui: 5 Agustus 2024   05:32 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu (04/08) Desa Pakuncen, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur mengadakan kegiatan jamasan pusaka dan kirab pusaka menuju akhir bulan Suro pada 6 Agustus mendatang. Kegiatan ini telah dilakukan selama 2 tahun belakangan di desa tersebut.

Kegiatan ini diawali dengan pembukaan dan sambutan di pintu gerbang Desa Pakuncen dan pembacaan sejarah singkat Desa Pakuncen. Setelah itu, keris dibawa ke arah timur untuk mengambil air dari sumur yang berada di sebuah lokasi bernama "Pager Boto" yang berada di Desa Sentanan, Kecamatan Patianrowo. Setelah dari Pager Boto, keris dibawa kembali untuk dimandikan di makam Tumenggung Kopek. 

Tampak belakang rombongan kirab dan gambaran antusiasme warga. Sumber: dokumentasi penulis
Tampak belakang rombongan kirab dan gambaran antusiasme warga. Sumber: dokumentasi penulis

Sementara itu, rombongan pengiring keris yang terdiri dari warga desa dan pembawa hasil bumi masih berjalan mengelilingi Desa Pakuncen. Dari makam Tumenggung Kopek ke arah selatan, kemudian ke arah timur, dan kembali ke utara.

Jamasan atau siraman ini bertujuan untuk memandikan pusaka yang dijaga oleh seseorang warga Desa Pakuncen yang ditunjuk oleh Keraton Yogyakarta.

Acara pembukaan jamasan dan kirab di Desa Pakuncen. Sumber: dokumentasi penulis
Acara pembukaan jamasan dan kirab di Desa Pakuncen. Sumber: dokumentasi penulis

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Pakuncen (Dulu Kauman) karena desa ini memiliki suatu keistimewaan. Terdapat pemakaman yang di dalamnya termasuk makam Tumenggung Kopek yang bersebelahan dengan Masjid Kuno dibangun oleh Ki Nur Jalipah (senopati) pada pertengahan abad ke 17. Dalam makam tersebut, terdapat pula makam RA. Tumenggung Purwodiningrat, istri Tumenggung Posono I, RA. Tumenggung Sosrodiningrat, istri Tumenggung Posono II, R. Soerjati (Kusumaningrat), dan RA. Kusiyah (Karto- diningrat). Sementara itu, di luar cungkup terdapat makam para bangsawan tinggi lainnya, antara lain RT. Koesoemaningrat, mantan Bupati Ngawi, R. Mangunredjo, Patih Kuto Lawas dan Notosari Patih Magetan. Di sebelah barat cungkup utama terdapat makam Ki Nur Jalipah. 

Pakuncen mendapatkan keistimewaan oleh Pakubuwana melalui perjanjian dengan Ki Nur Jalipah, diantaranya adalah pembebasan pajak, perubahan nama dari Kauman menjadi Pakuncen, dan Keturunan Ki Nur Jalipah Juru Kunci makam keluarga 1 RT Purwodiningrat secara turun temurun (Pusaka Jawatimuran, 2024). 

Kegiatan kirab ini berjalan dengan lancar, meskipun jamasan dan Kirab Pusaka tahun ini dirasa tidak seramai tahun sebelumnya.

Harapannya, dengan kegiatan ini Desa Pakuncen akan menjadi lebih baik lagi sebagaimana sambutan dari Bapak Yoga selaku utusan dari Keraton Yogyakarta dalam sambutannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun