Dikutip dari jurnal IICET, tuntutan dalam memenuhi kebutuhan hidup oleh generasi sandwich ini menimbulkan berbagai macam permasalahan psikologis pada dirinya. Peran dan tanggung jawab ganda mereka juga dapat menimbulkan konflik, misalnya konflik keluarga dan dapat meningkatkan stres, kecemasan, dan depresi.Â
Survei yang diunggah di tirto.id oleh Alfons Yoshio menunjukkan bahwa 60% orang yang mengaku generasi sandwich (759/1500) mengatakan bahwa posisinya sebagai generasi sandwich memiliki kaitan dengan kesehatan mental mereka. Kemudian, 39% lebih responden mengatakan terdapat pengaruh antara kesehatan mental dan posisi sebagai generasi sandwich. 19% lainnya mengatakan sangat berpengaruh.Â
Memutus Generasi Sandwich
Melihat perdebatan di kalangan pengguna sosial media mengenai generasi sandwich, melihat bagaimana banyak permasalahan yang muncul karena menjadi generasi sandwich, maka tidak ayal hal ini harus diputuskan siklusnya. Jika terlalu sulit, maka hal ini dapat diminimalisir. Misalnya dengan melakukan:
-
Perencanaan keuangan dengan bijak
Mengurangi gaya hidup konsumtif
Menyediakan dana pensiun dan asuransi
Menabung dan berinvestasi
Komunikasikan hal ini dengan orang tua, saudara, atau anak yang terlibat
Referensi:
Amalianita, B & Putri Yola E. (2023). Permasalahan psikologis pada sandwich generation serta implikasi dalam layanan bimbingan dan konseling . JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) 8(2).
Hartono, Alfons Yoshio. (2023). Â Mayoritas Generasi Sandwich Rasakan Dampak ke Kesehatan Mental. Tirto.id