Begitu banyak istilah di kalangan muda dewasa ini. Istilah-istilah khusus semakin berkembang dan menjadi populer sejalan dengan penggunaan sosial media dan internet yang masif. Salah satu istilah yang cukup menarik adalah generasi stroberi atau strawberry generation.
Generasi stroberi sebenarnya sudah ada sejak lama. Dari beberapa sumber tertulis bahwa istilah ini diperkenalkan di Taiwan pada tahun 1980-an. Namun, seiring berjalannya waktu, istilah ini digunakan untuk generasi milenial.
Istilah Generasi Stroberi
Dikutip dari Narasi, Menurut Prof. Rhenald Kasali, generasi stroberi merupakan kelompok orang yang memiliki gagasan kreatif, sayangnya mudah menyerah dan sakit hati. Generasi stroberi juga dikenal sebagai  generasi yang ingin segalanya serba instan. Mereka cenderung ingin mencapai sesuai dengan jalan yang mulus tanpa hambatan. Jika menghadapi masalah, maka mereka cenderung lari dan menghindar.
Generasi stroberi dikenal sebagai generasi yang mentalnya mudah hancur, seperti buah stroberi yang mudah rusak dan sensitif akan tekanan luar (Halosehat).
Ciri Generasi Stroberi
Tidak semua anak dapat dikatakan sebagai generasi stroberi. Terdapat beberapa ciri golongan yang dikatakan generasi stroberi. Diantaranya:
Ciri Positif
1. Memiliki banyak gagasan ide yang cemerlang
Sebagaimana disebutkan oleh Prof. Rhenald Kasali yang pernah menulis buku Strawberry Generation, golongan ini memiliki gagasan ide yang cemerlang. Tentu saja ini dikarenakan usia mereka yang masih muda juga karena memiliki pikiran yang begitu terbuka tentang banyak hal yang mereka dapatkan dari internet.
2. Menyukai tantangan
Generasi ini menghindari kegiatan yang sama dan berulang atau monoton. Dengan alasan karir, mereka bisa terus menggali potensi diri dan terus mencoba hal baru dan menantang.
3. Bekerja tidak untuk uang
Bukan sebuah kebohongan jika bekerja adalah cara utama untuk mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhan. Namun, generasi ini tidak serta merta bekerja untuk mendapatkan uang saja. Mereka juga memikirkan karir dan masa depan mereka, serta passion yang menyebabkan mereka memiliki banyak ide cemerlang.
4. Berani menyampaikan pendapat
Bukan hal yang aneh jika generasi stroberi memiliki suara yang lantang. Bagi mereka, penting untuk menyampaikan kebenaran, ide, dan gagasan. Dilihat dari segi perusahaan, tentu saja ini cukup baik karena ide-ide dari generasi stroberi bisa dibilang fresh dan mengikuti perkembangan zaman.
5. Mudah beradaptasi dengan teknologi
Kebanyakan generasi stroberi lahir dari generasi milenial dan gen-z yang sudah melek teknologi. Dengan ini, maka berbagai aspek kehidupan dapat berjalan dengan lebih mudah dan efisien.
Ciri Negatif
1. Ingin segalanya serba instan
Hidup di zaman serba canggih membuat generasi ini ingin mendapatkan segalanya secara cepat. Bahkan, mereka ingin semua hal berjalan dengan baik tanpa memikirkan bahwa untuk mendapatkan hasil, ada proses yang perlu dilalui.
2. Kurangnya rasa tanggung jawab
Ada rasa keengganan dalam generasi ini untuk mengambil tanggung jawab dan terkadang melimpahkannya pada orang lain.
3. Mudah menyerah
Meskipun menyukai tantangan, tetapi generasi stroberi juga tak jarang mudah menyerah. Entah karena tekanan sosial atau keingin yang serba instan. Generasi ini juga mudah merasa tersinggung dan sering mengeluh.
4. Harapan yang tidak realistis
Generasi stroberi dikenal memiliki harapan yang terkadang tidak realistis dan memaksakan kehendak. Dalam dunia kerja misalnya, mereka meminta gaji yang lebih tinggi serta tidak sesuai dengan keahlian mereka.
Adanya generasi stroberi ini dapat disebabkan karena pola asuh orang tua yang kurang tepat sehingga membuat anak menjadi manja atau terlalu keras. Bentuk penghargaan orang tua dan lingkungan juga dapat memicu generasi stroberi yang disebabkan karena labelling yang akhirnya melekat pada diri orang tersebut.Â
Penyebab lain dari munculnya generasi stroberi adalah self diagnosis, misalnya pada kasus mental health. Dengan adanya konten atau informasi seputar konten mental health, generasi muda jadi lebih aware dengan mental health, sayangnya terkadang ada yang self diagnose dan beranggapan dirinya memiliki masalah kesehatan mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H