Mohon tunggu...
Fitri Kusnayanti
Fitri Kusnayanti Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Let's connect! Ex-journalist (persma). Content writer and copywriter. Write articles with random and informative topics

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Barbie, Budaya Konsumerisme, Standar Kecantikan, dan Kemandirian Perempuan

19 Juli 2023   20:49 Diperbarui: 19 Juli 2023   20:54 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barbie the Movie, sumber: Youtube Trailer Barbie The Movie

Barbie berkulit hitam, sumber: Pixabay (ErikaWhittileb)
Barbie berkulit hitam, sumber: Pixabay (ErikaWhittileb)

Tak hanya menggebrak standar kecantikan, Barbie juga melawan stigma bahwa perempuan hanya bisa diam di rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah. Barbie muncul menjadi sosok yang mandiri dengan berbagai profesi, mulai dari doktor, hingga koki. Barbie digambarkan sosok yang mandiri. Tak hanya itu, di beberapa film Barbie dengan jelas menggambarkan bagaimana perempuan (Barbie) menghadapi masalah dan menyelesaikan masalahnya dengan dewasa. Bahkan, di beberapa film Barbie, tidak dibutuhkan sosok laki-laki untuk menyelesaikan konflik dalam filmnya.

Salah satu filmnya adalah Barbie and the Three Musketeer yang tayang pertama kali pada 2009. Barbie pernah diremehkan karena berkeinginan menjadi seorang musketeer. Namun, karena perjuangannya, Barbie berhasil membuktikan bahwa dia bisa menjadi musketeer dengan kedua sahabatnya.

 Penelitian Rujitomembuktikan bahwa Barbie menggambarkan sosok seorang wanita karir yang digambarkan seperti sekarang ini. Bahkan, pada media  Bulpus Barbie digambarkan sebagai sosok feminis. Pada artikel tersebut disebutkan bahwa Barbie muncul pertama kali setelah International Woman Day yang ke-48 dan muncul dengan berbagai outfit dan pekerjaan yang identik dengan maskulinitas. Pada masa itu, patriarki di Amerika begitu melekat sehingga munculnya Barbie dengan outfit yang berani dan beragam karir ini dianggap menjadi bentuk perlawanan terhadap patriarki tersebut.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun