Mohon tunggu...
Muhammad Autad An Nasher
Muhammad Autad An Nasher Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang pembelajar yang tengah menikmati kejombloannya dengan cara menulis. Karena baginya, janganlah menulis bila takut salah. Takutlah sama Tuhan. Doanya setiap hari: "Ya Allah, kulo mboten ngertos urip kulo bade ngopo. sing penting kulo nulis. sebab kulo mboetn anak e pejabat lan kiai." .\r\n\r\nTumblr: http://autad.tumblr.com/ http://ngautad.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

NU-Muhammadiyah: Wajah Islam Dunia

10 Agustus 2015   15:33 Diperbarui: 10 Agustus 2015   15:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh: Muhammad Autad An Nasher

Di awal bulan Agustus ini, dua ormas terbesar di Indonesia telah usai mengadakan hajatan akbarnya, bermuktamar, baik Nahdlatul Ulama’ maupun Muhammadiyah. Dua ormas tersebut kini juga sudah memiliki pemimpin baru yang diharapkan mampu membawa wajah Islam di mata dunia sebagai ajaran atau agama yang rahmatan lil’alamin, tidak untuk Indonesia saja akan tetapi untuk seluruh dunia.

Sebab, dewasa ini banyak pemberitaan yang telah memperburuk citra Islam di mata dunia, dikarenakan perilaku para ekstremis muslim yang gemar melakukan kekerasan dan pertikaian. Sudah cukup kiranya tragedi kemanusiaan, pembantaian, perampasan hak, dan pembunuhan secara masal sebagaimana yang terjadi di Afghanistan, Irak, Syuriah, Mesir, dan Yaman, seperti yang kita lihat bersama di layar televisi.

Oleh sebab itu, Muslim di Indonesia, sebagai umat mayoritas, terlebih diwakili oleh dua ormas besar, baik Nahdlatul Ulama’ maupun Muhammadiyah, harus bisa menampilkan wajah Islam sebagaimana ajaran Rasulullah Muhammad Saw. yang mengajarkan kasih sayang dan perdamaian. Tidak gampang menuduh orang lain sesat, tidak mudah mengafir-afirkan yang lain. Karena menuduh dan menghakimi keyakinan seseorang bukanlah ajaran nabi. Sementara ajaran kanjeng nabi sendiri adalah menjaga perdamaian, menjaga tali kerukunan antar umat beragama.

Bahkan, Rasulullah Saw sangat tegas dalam sabdanya:

لاَ يُـؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِـنَفْسِهِ. متفق عليه

“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sekalian sehingga dia mencintai saudaranya seperti cinta pada dirinya sendiri.” [Muttafaq 'alaih]

            Hadis di atas sangat jelas, bahwa kita yang mengaku sebagai umat beragama, mempunyai keimanan, harus bisa menjaga hubungan baik dan memupuk rasa persaudaraan antar sesama. Oleh karenanya, khotib ingin mengingatkan kembali, bahwa selepas kita menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan kemarin, dan kita juga sudah melakukan upacara halal bi halal di bulan Syawal, yakni saling memaafkan antar sesama. Dan mari, kini saatnya kita membangun persatuan dan persaudaraan antara umat Islam. Apalagi pada bulan ini juga ada peringatan yang istimewa, yaitu 17 agustus, hari kemerdekaan bangsa Indonesia.

 

Hadirin sidang jum’at yang berbahagia

Dalam memperingati hari kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus besok, kita lagi-lagi disadarkan bahwa kemerdekaan yang diraih oleh para pejuang dan pahlawan kita itu tidaklah gratis, tidak diberikan secara cuma-cuma oleh tentara Jepang dan Belanda. Akan tetapi kemerdekaan 70 tahun silam tersebut diraih dengan semangat persatuan dan kesatuan seluruh elemen masyarakat Indonesia, mereka bersatu, satu suara: lawan penjajah! Rasa persatuan dan persaudaraan itulah yang dapat menjadikan negara ini tetap berada dalam rahim Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Oleh sebab itu, dengan memperingati hari lahir dan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 70 ini, kita harus bisa merefleksikan kembali, betapa pentingnya rasa persatuan dan kesatuan, pentingnya rasa nasionalisme, karena Islam saja belum mampu menyatukan umat (hal itu sebagaimana yang kita lihat bersama yang terjadi di wilayah Timur Tengah, yang tidak henti-hentinya terjadi konflik). Dan nasionalisme saja juga akan kering. Oleh karena itu, Islam dan nasionalisme itu harus disatukan, sehingga bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang mampu menampilkan wajah Islam yang mampu menjadi contoh, suri tauladan bagi dunia. Dan dua ormas Islam terbesar di Indonesia baik NU maupun Muhammadiyah itu harus bisa menampilkan cerminan wajah Islam yang sebenarnya.

Lalu bagaimana upaya kita dalam memperkokoh persatuan bangsa ini ? Al-Qur’an surat Al-Hujuraat ayat 13 sudah menjelaskan:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan

وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا

dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Ayat di atas sudah memberikan gambaran bahwa kita diciptakan berbeda-beda ini untuk saling mengenal, agar kita saling menghargai perbedaan antar satu sama lain. Laki-laki berbeda dengan perempuan, apabila antara keduanya dapat saling menghargai dan saling menghormati, maka akan tercipta kasih sayang (rahmah) dan ketenangan (sakinah). Begitu juga dengan hubungan kita di masyarakat, apabila kita saling menghormati, tidak memberikan label sesat atau kafir kepada saudara kita yang berbeda, maka perpecahan dan aksi saling menghakimi antar kelompok bisa dihindari.

Dengan demikian, semoga kita semua tergolong orang-orang yang bersyukur telah diberikan kemerdekaan yang bernama INDONESIA dan kita sebagai pewaris bangsa, harus bisa merawatnya dengan ukhuwah basyariyyah (saudara atas kemanusiaan), ukhuwah wathoniyah (persaudaraan atas tanah air) dan ukhuwah islamiyyah (persaudaraan berasaskan islam), demi tegaknya Negara Indonesia yang madani. Amin Ya Rabbal ‘alamin.

*Tulisan ini dipersembahkan untuk khotib yang sedang mencari materi khutbah jum'at

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun