Pada tahun 2021, UMKM saat itu masih dilanda dampak virus covid-19, sehingga pemerintah daerah setempat harus mengambil kebijakan-kebijakan yang tepat untuk mencegah dan meningkatkan ekonomi setiap daerah tersebut khusus nya di Palangka Raya. Kami mengambil salah satu contoh contoh yang ada di daerah Palangka Raya yaitu daerah Kereng Bangkirai, dimana perputaran uang uang di daerah tersebut cukup tinggi terlebih nya di dekat destinasi wisata air hitam. Sehingga orang yang akan datang berkunjung sangat tinggi dan berdampak positif bagi UMKM yang ada di daerah atau wisata tersebut. Wilayah-wilayah tersebut yang cocok untuk dijadikan suatu peluang besar, dimana tempat pemilihan usaha yang tepat serta berkemungkinan mendapatkan keutungan yang cukup besar sekaligus ditambah dengan adanya wisata di daerah tersebut sehingga membangun usaha UMKM ditempat tersebut akan menjaga dan meningkatkan pemulihan ekonomi di daerah maupun di kota setempat.
 Sehingga pada tahun 2022, jumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kalimantan Tengah naik signifikan menjadi 75.278 unit per Desember 2022 dibanding Desember 2021 yang baru sebanyak 40.568 unit. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pengembangan suatu UMKM di Palangka Raya begitu pesat penongkatan nya. Hal ini terjadi karena masyarakat setempat lebih sering berbelanja karena sebagian alasan nya yaitu dekat dari tempat tinggal mau pun sederhana.
Kondisi UMKM di Palangkaraya saat ini sedang berkembang dan strategis wilayah bisnis ini menjadi prospektif dalam pembangunan bisnis ritel. Hadirnya berbagai minimarket dan hypermart juga menjadi kendala dan berdampak pada masyarakat, umkm dan kehadiran pasar modern yang ada di palangkaraya. Semakin banyak UMKM yang berkembang di Kalteng terutama di Kota Palangka Raya. Hal tersebut akan memacu laju pertumbuhan ekonomi, serta berdampak pada peningkatan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan penulisan jurnal ini berupaya untuk menemukan peta sebaran dan mengetahui tingkat perkembangan dari tahun ke tahun tentang UMKM yang ada di palangkaraya. Selanjutnya tujuan riset ini diarahkan untuk menganalisis perkembangan dan konstruksi UMKM terutama yang berdampak dengan pendirian pasar modern dalam memberikan konstribusi pembinaan dan program kemitraan UMKM di Palangkaraya.
Berdasarkan hasil pengujian, diketahui bahwa modal awal UMKM dengan pinjaman tidak lebih besar dibandingkantanpa pinjaman. Artinya, modal awal baik yang diperolehdari pinjaman maupun tanpa pinjaman jumlahnya sama.Artinya kebutuhan modal awal yang digunakan UMKM tidak berbeda, baik yang menggunakan pinjaman maupun tidak.
Pada penelitian awal, kami melakukan riset ke beberapa website yang ada di kota Palangka Raya dimana UMKM di kota ini ternyata setiap tahun nya juga meningkat. Terutama di masa pandemi covid-19 tahun kemaren dimana krisis ekonomi datang dan melanda terus-terusan membuat warga atau masyarakat setempat berlomba-lomba membuat lapangan usaha atau UMKM tersebut dengan berbagai jualan, terutama produk yang sering dijadikan kebutuhan masyarakat.
Kementerian Koperasi dan UMKM (2022) memprediksi pada tahun 2021, UMKM. Jumlahnya mencapai 65,46 juta unit. Angka tersebut meningkat 1,98% dari prediksi level 2020 sebanyak 64,19 juta unit. Ini adalah berita menggembirakan bagi 119,56 juta penduduk Indonesia yang mengandalkan UMKM untuk menyerap tenaga kerja tahun ini. Apalagi, UMKM di Indonesia disebut telah memberikan kontribusi 61,07% terhadap PDB per Maret 2021, menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Temuan ini memperkuat klaim bahwa UMKM sangat penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia dan peningkatan taraf hidup masyarakat.Beberapa UMKM yang ada saat ini di Palangka Raya, ibu kota Kalimantan Tengah, berpotensi meningkatkan taraf hidup penduduk setempat. Dengan proyeksi pertumbuhan dari jumlah UMKM saat ini di Kalimantan Tengah (40.568 pada 2019) menjadi 64.067 pada 2020 dan 75.278 pada 2021, tren ini kemungkinan akan berlanjut. Menurut statistik BPS, tingkat pengangguran di Kalimantan Tengah menurun seiring dengan tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah. Hal ini menunjukkan pentingnya UMKM dalam menyerap tenaga kerja, karena proyeksi pertumbuhan dari tahun 2020 hingga 2022 berkisar antara 4,58% hingga 4,16%.
terlihat bahwa UMKM terdampak akibat pandemic covid-19 yang menyebabkan turunnya nilai investasi dan juga produksi, namun UMKM menunjukan konsistensinya dalam menghasilkan produksi secara khusus di Kota Palangka Raya. Apabila diamati UMKM bisa bertahan karena beberapa hal diantaranya karena dapat menyesuaikan tren di tengah masyarakat, dari segi kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Meskipun jumlah UMKM pada tahun selanjutnya mengalami peningkatan, jumlah tenaga kerja yang diserap dari roda ekonomi UMKM di Kota Palangka Raya tidak mengalami peningkatan. Jumlah tenaga kerja yang diserap UMKM pada tahun 2021 ada sebanyak 4.152 orang, menurun dibandingkan tahun 2019 dan 2020 yang jumlahnya sebanyak 4.337 dan 4.520 orang. Kondisi ini terjadi karena pelaku UMKM harus melakukan pengurangan tenaga kerja untuk mengurangi biaya produksi di tengah pelemahan aktivitas ekonomi akibat pandemi.
Melihat kondisi UMKM di Kota Palangka Raya, ada beberapa hal yang harus dilakukan guna memperkuat peran UMKM sebagai pilar ekonomi. Pertama, meningkatkan jumlah pelaku UMKM menjadi sangat penting dalam meningkatkan roda ekonomi di Kota Palangka Raya. UMKM dapat menjadi solusi dalam mengatasi pelemahan aktivitas ekonomi dan lonjakan angka pengangguran akibat pandemi.
Kesimpulan
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berperan penting dalam memperkuat perekonomian daerah. Standar hidup penduduk meningkat seiring dengan kesehatan ekonomi lokal. Ada korelasi antara pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara dan kesejahteraan sosialnya. Agar pelaku UMKM dapat terus meningkatkan status ekonomi masyarakat kurang mampu dan kesejahteraan masyarakat secara umum, pemerintah harus berperan untuk menyadari signifikansi mereka. Jumlah pemain di sektor UMKM, misalnya, terus bertambah seiring berjalannya waktu, meski memberikan dampak yang tidak proporsional terhadap taraf hidup masyarakat di Kota palangka Raya. Dengan demikian, pelaku UMKM di seluruh Indonesia tidak diragukan lagi dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kondisi UMKM di Kota Palangka Raya bisa dibilang masih tergolong memprihatinkan dimana kesejahteraan yang diperoleh belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Maka dari itu tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana peran usaha mikro kecil dan menengah dalam meningkatkan kesejahteraan di Kota Palangka Raya.
UMKM akan terus meningkat setiap tahunnya, karena itu sudah menjadi suatu mata pencaharian atau usaha yang baik serta dijadikan sebagai salah satu penambah pendapatan bulanan  bagi masyarakat setempat. Jika terjadi penurunan pada jumlah UMKM pemerintah juga harus turun tangan untuk membantu beberapa masyarakat yang kesusahan dalam mendirikan usahanya baik memberi saran seperti lokasi yang baik, maupun memberikan sedikit bantuan modal awal agar masyarakat lain juga memulai usahanya masing masing.
Â
Ausi Pandahang dan Dicky Febrian, Mahasiswa Jurusan Ekonomi pembangunan Universitas Palangka Raya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H