Mohon tunggu...
Aurora Thursina
Aurora Thursina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saat ini saya melanjutkan pendidikan di Universitas Airlangga Fakultas Kedokteran Gigi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memahami Hoarding Disorder: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

18 Mei 2023   13:56 Diperbarui: 18 Mei 2023   13:58 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Gangguan Hoarding Disorder adalah penyakit mental kompleks yang ditandai dengan kesulitan terus-menerus untuk melepaskan sesuatu, yang menyebabkan kepadatan dan kekacauan. Gangguan ini lebih dari sekadar gangguan dan dapat berdampak signifikan pada fungsi dan kesejahteraan sehari-hari seseorang. Artikel ini membahas gangguan massa, penyebabnya, gejala, dan perawatan yang tersedia. Kekacauan bukan hanya masalah disorganisasi atau kekacauan. Gangguan ini melibatkan keterikatan emosional yang kuat dengan objek dan ketakutan untuk membuangnya bahkan jika barang-barang itu nilainya kecil atau tidak ada nilainya. Orang dengan gangguan penimbunan sering percaya bahwa harta mereka diperlukan atau memiliki makna sentimental, yang menyebabkan penolakan yang kuat untuk membuangnya. Hal ini dapat menciptakan kekacauan yang signifikan di tempat tinggal dan mempersulit penggunaan ruang dengan benar.

Penyebab terjadinya Hoarding:

1.Faktor genetik dan neurobiologis:
Ada bukti bahwa faktor genetik dan neurobiologis dapat memengaruhi perkembangan gangguan penimbunan. Gangguan ini mungkin terkait dengan ketidakseimbangan zat kimia otak yang memengaruhi pengambilan keputusan dan pengaturan emosi.

2.Trauma dan Pengalaman Emosional:
Pengalaman traumatis atau emosional yang kuat dalam kehidupan seseorang, seperti kehilangan orang yang dicintai, dapat memicu berkembangnya hoarding disorder sebagai mekanisme perlindungan diri atau untuk mengisi kekosongan emosional.

3.faktor lingkungan:
Lingkungan yang tidak teratur, kebiasaan menabung keluarga yang berlebihan, atau pengalaman masa kanak-kanak tentang ketersediaan barang yang terbatas juga dapat memengaruhi timbulnya gangguan penimbunan.

Gejala gangguan Hoarding:

a.Kesulitan membuang atau memperoleh barang yang tidak memiliki nilai sebenarnya.
b.Kesulitan mengatur atau mengurangi kekacauan dan gangguan.
c.Keterikatan emosional yang kuat pada hal-hal yang seharusnya tidak penting.
d.Kesulitan menggunakan ruang hidup sebagaimana dimaksud.
e.Stres, kecemasan, dan ketegangan yang berlebihan terkait dengan objek dan kekacauan.
f.Kesulitan mengatasi kehidupan sehari-hari dan mempertahankan hubungan sosial.
Pengobatan gangguan penimbunan:

1.Terapi Perilaku Kognitif (CBT):
Terapi ini adalah tentang mengenali dan mengubah pola pikir negatif di balik kebiasaan menimbun. CBT juga membantu mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang rasional dan mengatasi kekacauan secara efektif.

2.Terapi Exposure and Response Prevention (ERP):
Perawatan ini mencakup pengelolaan kekacauan yang diawasi dan latihan untuk mengurangi perilaku penimbunan.

3.Terapi suportif dan tambahan:
Dukungan emosional dan praktis dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung dapat membantu orang dengan gangguan penimbunan mengatasi tantangan yang mereka hadapi.

Gangguan penimbunan adalah kondisi serius yang terkait dengan kesulitan yang terus-menerus dalam membuang barang dan penimbunan yang berlebihan. Dalam artikel ini, kami mempelajari bahwa gangguan menimbun tidak hanya berarti kekacauan atau kekacauan, ini melibatkan keterikatan emosional yang kuat terhadap berbagai hal dan penolakan yang kuat untuk membuangnya. Penyebabnya mungkin terkait dengan faktor genetik, neurobiologis, pengalaman traumatis dan lingkungan.Gejala gangguan penimbunan meliputi membuang barang-barang, kesulitan mengelola kekacauan, memiliki keterikatan emosional yang kuat dengan barang-barang, dan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, masih ada harapan untuk sembuh. Perawatan yang efektif termasuk terapi perilaku kognitif (CBT), pencegahan paparan dan respons (ERP), serta dukungan dan pendampingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun