Mohon tunggu...
Lizz
Lizz Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Now only @ www.fiksilizz.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenang Pelajaran Keterampilan dan PKK

30 Januari 2014   08:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:20 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ada keinginan hati untuk menulis demikian kuat, tapi apa daya lagi miskin ide (karena pikiran lagi terkuras habis untuk 'menjalankan' 2 cerbung sekaligus plus memikirkan revisi episode untuk cerbung di blog pribadi), yang bisa saya lakukan cuma membaca atau melamun. Dan pagi ini saya membaca artikel Mbak Mou yang ada bagian kegiatan merendanya.

Entah kenapa pikiran saya jadi melayang ke jaman SD dan SMP (colek Jeng Arek Tembalangan). Yang jelas, di SMP dulu kami dapat pelajaran PKK. Saat SD? Saya lupa apakah PKK atau masuk ke ranah pelajaran keterampilan.

Jaman SD kelas 5 (kalau nggak salah), kami mulai dipisahkan berdasarkan gender pada pelajaran keterampilan. Yang perempuan nggak jauh-jauh dari menjahit, merenda, menyulam, memasak (berkelompok). Yang laki-laki saya nggak tahu dapat pelajaran apa, soalnya saya jelas ikut rombongan perempuan. Hal itu berlanjut sampai kami kelas 6.

Jaman SMP, ada jam khusus pelajaran PKK buat para siswi. Para siswa sibuk dengan acara pertukangan. Tapi itu cuma di kelas 1. Kelas 2, kami jadi satu (siswa-siswi) menerima pelajaran elektronika.

PKK seingat saya adalah singkatan dari Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Jam khusus ini diberikan seminggu sekali oleh guru khusus dari SMKK (sekarang sebutannya SMK) yang satu yayasan dengan sekolah kami.

Apa saja yang kami dapat dari pelajaran itu? Banyak. Di antaranya (yang bisa saya ingat) adalah memasak, merawat wajah, mencuci baju, menyeterika, dasar menjahit, dan... apa lagi ya? Ooiiii... Jeng Artem... Bisa nambahin nggak??? Ya deh, pokoknya sekitar itu.

Apa tujuan diberikan pelajaran itu, saya nggak paham. Yang jelas saya mendapat manfaat dari pelajaran keterampilan dan PKK itu. Saya jadi tahu kalau ternyata saya suka memasak, bisa merenda, bisa menjahit, bisa merawat wajah. Saya juga bisa tahu bahwa saya sama sekali nggak telaten menyulam. Saya juga paham bagaimana cara menyeterika yang efisien (walaupun saya ogah banget menyeterika), terutama kemeja dan celana panjang.

Terkadang sebuah pelajaran yang pernah didapat baru terasa manfaatnya setelah kita terjun langsung menjalani hidup #halah... ini ngaspo apa lagi???# Pelajaran yang dulunya tidak kita sukai ternyata bermanfaat bagi kehidupan kita kelak.

Sepertinya saat ini saya jarang melihat pelajaran itu ada di sekolah-sekolah. Dan sungguh saya nggak berani membayangkan seberapa besarnya anak-anak kita kehilangan pengalaman.

Salam pagi,
Lis S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun