Merokok sambil mengendarai motor bukan hanya kebiasaan buruk, tetapi juga berisiko tinggi terhadap keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya. Fenomena ini semakin sering ditemukan di jalanan kota-kota besar. Banyak pengendara yang tampaknya tidak menyadari bahwa kebiasaan ini tidak hanya membahayakan mereka sendiri, tetapi juga orang lain di sekitar mereka.
Saya sendiri pernah menjadi korban dari kebiasaan ini. Waktu itu, saya sedang mengendarai motor di belakang seorang pengendara yang merokok. Tiba-tiba, abu rokok dari rokoknya terbang ke arah saya dan masuk ke mata. Rasa perih dan pedih langsung membuat saya refleks mengucek mata, dan nyaris saja kehilangan kendali. Untungnya, saya bisa menghentikan motor dengan cepat, tetapi mata saya iritasi cukup parah selama beberapa hari. Pengalaman ini benar-benar membuka mata saya tentang bahaya kebiasaan tersebut, terutama bagi pengendara lain.
Risiko Abu Rokok yang Terbang ke Mata Pengemudi Lain
Kasus seperti yang saya alami bisa terjadi pada siapa saja. Abu rokok yang kecil namun panas bisa terbawa angin ke arah belakang, terutama jika pengendara di depan tidak memikirkan orang lain. Pengendara di belakang yang tidak menggunakan pelindung mata seperti kacamata berisiko terkena abu ini, yang dapat menyebabkan iritasi mata, rasa perih, bahkan gangguan penglihatan sementara.
Ketika mata pengendara lain terkena abu, reaksi refleks seperti menutup mata atau mengusapnya dapat langsung menghilangkan fokus berkendara. Hal ini tentu saja sangat berbahaya, terutama di jalan yang ramai, karena dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
Selain itu, ada risiko lain yang tidak kalah serius. Asap rokok yang terhirup oleh pengendara lain, terutama di lampu merah atau jalan yang macet, bisa mengganggu pernapasan. Bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan seperti asma atau alergi, hal ini bisa menjadi ancaman nyata.
Mengapa Kebiasaan Ini Harus Dihentikan?
Sebagai pengguna jalan, kita memiliki tanggung jawab untuk saling menjaga keselamatan. Jalan raya adalah ruang bersama yang harus kita gunakan dengan penuh kesadaran. Kebiasaan merokok sambil berkendara adalah tindakan yang egois dan tidak mempertimbangkan keselamatan orang lain.
Untuk menghentikan kebiasaan ini, edukasi perlu dilakukan secara masif. Pengendara harus disadarkan bahwa merokok sambil berkendara memiliki risiko besar, baik bagi diri sendiri maupun pengguna jalan lain. Pemerintah juga dapat mengambil peran lebih aktif dengan memberlakukan aturan yang lebih tegas dan memberikan sanksi kepada pengendara yang ketahuan merokok saat berkendara.
Selain itu, setiap pengguna jalan disarankan untuk mengambil langkah preventif. Salah satu cara sederhana adalah dengan menggunakan kacamata pelindung untuk mengurangi risiko terkena abu rokok atau gangguan lain di jalan. Namun, solusi terbaik tetap ada di tangan para pengendara yang harus berhenti merokok saat berkendara demi keamanan bersama.
Kesimpulan