Sambiroto, Tayu (20/07/2023) -- Indonesia memiliki sumber daya air melimpah ruah yang tentu dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.Â
Namun kenyataannya, belum seluruh masyarakat mendapatkan air dengan kualitas yang baik. Indonesia hingga saat ini masih menghadapi permasalahan yang berat dalam memenuhi kebutuhan air bersih yang layak dan aman untuk digunakan. Sebesar 65% kondisi air di Indonesia mengalami kondisi tercemar sedang hingga berat.Â
Sumber pencemaran air terbesar berada pada limbah domestik dan limbah industri yang tidak dikelola dengan baik, sehingga mencemari badan air. Salah satu buruknya kualitas air yang terjadi berada di wilayah Desa Sambiroto RT 1 RW 1, Kecamatan Tayu.
Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu mahasiswa KKN TIM II UNDIP dari program studi S1 -- Manajemen Sumber Daya Perairan, Setiyawanti Aurista Putri Nandini melaksanakan program kerja dalam membantu pencegahan dan pengelolaan kualitas air buruk, kepada ibu-ibu RT 1 RW 1 dan dilaksanakan di salah satu rumah warga di RT 1 RW 1 pada hari Kamis (20/07/2023).
Perlu dilakukan upaya pencegahan dan pengelolaan air mengingat bahwa air bersih dan sanitasi merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs (Sustainable Development Goals). SDGs goal ke-6 mengacu pada Air Bersih dan Sanitasi yang diharapkan pada tahun 2030 akses air minum yang aman dan terjangkau terbagi secara global dan merata. Upaya dalam mengatasi masalah ini masih terus dilakukan untuk mencapai air dengan kualitas yang bersih sehingga aman untuk dikonsumsi dan digunakan.
Sejalan dengan akses air minum yang lebih baik, akses ke sanitasi yang lebih baik berkorelasi kuat dengan masalah pembangunan. Sanitasi yang buruk dapat menyebabkan inflamasi pada usus kecil yang mengakibatkan penyerapan nutrisi yang tidak optimal. Masalah sanitasi tidak hanya akses toilet dan septic tank, namun juga mengenai pengelolaan air limbah.Â
Layanan sanitasi berkelanjutan yang dapat dilakukan dengan memprioritaskan kondisi yang memadai untuk layanan sanitasi berkelanjutan seperti regulasi, kelembagaan dan pembiayaan, serta melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk akses sanitasi yang aman. Sanitasi yang bersih dan aman dilakukan dengan mengurangi separuh air limbah yang belum diolah, baik dari limbah domestik maupun industri.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan pemaparan materi secara langsung dan menyebarkan pamflet berisi edukasi tentang menjaga kualitas air bersih. Upaya yang dapat dilakukan oleh setiap rumah tangga dalam menjaga kualitas air bersih yaitu dengan:
- Pisahkan jarak sumber air dengan jamban dan pembuangan sampah minimal 10 m;
- Sumber mata air harus dilindungi dari pencemar;
- Sumur, kran umum dan mata air harus dijaga kondisinya agar tidak rusak;
- Bagi yang memiliki sumur, bagian lantai, dinding, dan bibir sumur sebaiknya diplester dan tetap ditutup;
- Ember penampung air ditutup;
- Tidak ada genangan maupun kotoran di sekitar sumber air, dan dilengkapi dengan saluran pembuangan.
Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini, mampu memberikan wawasan lebih kepada masyarakat mengenai bagaimana cara menjaga kualitas air agar aman digunakan. Selain itu, diharapkan warga Desa Sambiroto senantiasa menjaga kebersihan lingkungan agar tetap nyaman untuk ditinggali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H