Mohon tunggu...
Aurila Nuarie
Aurila Nuarie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Money

Mahasiswa KKN UNEJ Kembangkan Produksi Masker Kain dan Strategi Digital Marketing Pemberdayaan Penjahit

27 Agustus 2021   14:45 Diperbarui: 31 Agustus 2021   11:46 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Kaliwates adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan Kaliwates berada di pusat Ibu Kota Kabupaten Jember yang berada pada posisi masuk kota Jember dari arah barat Lumajang dan Surabaya, dengan luas wilayah 2.580,324 Ha yang terdiri dari daerah datar (97%), berbukit (2%) dan bergumuk (1%). Penduduk Kecamatan Kaliwates sebanyak 110.009 jiwa terdiri dari laki-laki 52.018 jiwa dan perempuan 57.991 jiwa yang tersebar pada enam kelurahan dan satu desa. Enam kelurahan tersebut adalah Kelurahan Jember Kidul, Kelurahan Kebon Agung, Kelurahan Kepatihan, Kelurahan Mangli, Kelurahan Sempusari, dan Kelurahan Tegal Besar. Satu desa adalah Desa Kaliwates.

Kelurahan Jember Kidul dengan luas wilayah 126.030 Ha merupakan salah satu kelurahan berkembang yang terdapat di Kecamatan Kaliwates. Kelurahan Jember Kidul terdiri dari lingkungan  Kebon Kidul, Kebon Ledok Lor, Kulon Pasar, Ledok, Pattimura, dan Telengsari. Kelurahan Jember Kidul memiliki penduduk dengan total 23.188 jiwa pada tahun 2014 yang tersebar pada 5 lingkungan dan 36 RW serta 128 RT. Di daerah Jember Kidul sebagian besar dari penduduknya berprofesi sebagai karyawan kantoran dan pelaku usaha. Diantaranya adalah usaha (a) kuliner, (b) laundry, (c) konveksi, (d) penjahit, dan (e) toko kelontong. Usaha menjahit merupakan usaha yang berkembang dan menyebar di beberapa tempat di Kelurahan Jember Kidul. Usaha menjahit ini juga didukung oleh adanya beberapa tempat seperti sekolah dan kantor dinas sehingga dapat membuat pasar untuk pelaku usaha menjahit. Adapun sistem pemasaran yang dilakukan oleh penjahit di Kelurahan Jember Kidul masih menggunakan bersifat konvesional dan kurang memaksimalkan sistem pemasaran online (digital marketing).

Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak tahun 2020 hingga saat ini mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap para pelaku usaha. Hal ini membuat pelaku UMKM, petani, pedagang, pebisnis mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya, khususnya wilayah Jember. Salah satunya adalah Penjahit yaitu Fismia Collection yang menjadi target sasaran saya di Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Fisma Collection telah berdiri kurang lebih selama 10 tahun dengan mengerjakan pesanan berupa seragam sekolah dan beberapa pesanan lainnya. Pada awalnya dirintis oleh pasangan suami istri hingga akhirnya berkembang dan saat ini memiliki 2 pekerja.

Dampak dari pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 membuat terjadinya penurunan omset penjualan. Selama kurang lebih satu tahun, beliau tidak menerima pesanan menjahit seragam sekolah dikarenakan pada saat pandemi Covid-19 sekolah menjadi online sehingga terjadinya penurunan terhadap pemesanan menjahit seragam sekolah. Namun, beliau masih menerima beberapa jenis jahitan per-orangan. 

Mencermati akan hal ini, maka saya Aurila Nuarie, Mahasiswi Universitas Jember yang saat ini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Kelurahan Jember Kidul, tertarik untuk membantu pelaku usaha menjahit (Fisma Collection) di kelurahan ini agar dapat keluar dari permasalahan yang diakibatkan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, dalam rangka kegiatan KKN Back to Village di Kelurahan Jember Kidul maka diadakan program untuk mengajak pelaku usaha menjahit (Fisma Collection) melakukan sebuah inovasi baru untuk Fisma Collection yaitu produksi dan pengembangan masker kain serta strategi digital marketing sebagai program pemberdayaan penjahit dengan memanfaatkan media sosial dan market place. Sehingga tujuan yang diharapkan dari adanya KKN ini adalah meningkatnya kemampuan pelaku usaha dalam melakukan pengembangan produk, jangkauan pemasaran yang lebih luas, dan dapat memanfaatkan platform digital untuk pemasaran dan penjualan produk.

Program yang akan dilakukan digunakan untuk mengatasi permasalahan pada Fisma Collection yaitu melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai inovasi produk dan juga mengenai segmentasi pasar agar dapat menarik minat konsumen serta dapat menjangkau lingkup secara meluas. Sosialisasi dan pelatihan akan dilakukan kepada sasaran yakni pemilik Fisma Collection dan juga masyarakat yang ikut serta dalam mengelola Fisma Collection. Tahapan pelaksanaanya dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu dengan mensosialisasikan pentingnya inovasi produk, dengan harapan agar sasaran menjadi lebih inovatif dan kreatif dalam menarik minat konsumen. Dari segi inovasi kemasan, dilakukan pendampingan pada sasaran untuk mengetahui pentingnya sebuah merk produk dan juga logo produk. Tujuannya yaitu agar produk mempunyai sebuah brand yang mudah diingat oleh konsumen dan menjadi ciri khas dari suatu produk tersebut. Adanya brand dari suatu produk selain menjadi ciri khas, juga dapat meningkatkan ingatan konsumen mengenai suatu produk yang hanya dapat diingat dari bentuk, nama dan juga logo.

Selain itu, dilakukan juga sosisalisasi pentingnya strategi segmentasi pasar dengan digital marketing yang cocok di masa pandemi Covid-19 saat ini. Dengan memperkenalkan pentingnya strategi segmentasi pasar dengan menggunakan digital marketing ini diharapkan sasaran dapat memiliki gambaran tentang pemasaran produk agar dapat dikenal dan memiliki jangkauan yang lebih luas. Kemudian dilakukan sosialisasi mengenai bagaimana penggunaan sosial media sebagai sarana digital marketing serta penggunaan market place untuk sarana penjualan produk.

Rencana program kerja KKN Back To Village 3 ini dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan perangkat Desa/Kelurahan khususnya yaitu Kepala Kelurahan untuk meminta izin melaksanakan program KKN Back To Village 3 di Kelurahan Jember Kidul Kabupaten Jember. Setelah mendapatkan izin untuk melakukan kegiatan KKN, selanjutnya dilakukan analisis atau mengamati kondisi desa/kelurahan secara langsung untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada. Selanjutnya dilakukan wawancara (observasi) dengan pemilik dari Fisma Collection sebagai usaha menjahit yang ada di Kelurahan Jember Kidul mengenai program kerja yang akan dilakukan untuk menjadi solusi dari permasalahan pada Fisma Collection.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun