Mungkin kau akan bosan
Pada igauku
Pada sunyiku
Pada gemingku
Mungkin kau akan kabur
Karena dengkurku
Karena posesifku
Karena siksaku
Mungkin kau justru bertahan
Sebab kasihan
Sebab kemanusiaan
Sebab keterpaksaan
Atau mungkin kau mulai menerima
Menggenggam jemariku
Membelai lembut surai hitamku
Mendekapku erat setiap kali mimpi gelap itu,
memotong pelan urat keberanianku
Namun ternyata
Aku tak punya banyak waktu
Untuk menunggu
Untuk menyambut
Apalagi untuk ber-ba-bi-bu
Aku pun tak berakal
Tak dapat menggapai perumpaan
Tak mampu mengenali perlakuan
Tak biasa membaca bahasa isyarat
Aku tak siap menanggung akibat
Aku tak tahan berkutat dengan kemungkinan
Aku lelah menjadi pengamat di luar pagar
Aku muak melahap angin lewat
Aku akan pergi
Membanting haluanku ke arah yang belum kutahu
Aku akan bersembunyi
Menenggelamkan sunyiku, tawaku, inginku
Aku akan berpura-pura mati
Hingga saat yang tak terukur satuan waktu
Mungkin, hidupku hanya untukku sendiri
Â
Â
(Depok, 2014)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H