Mohon tunggu...
Anifatun Mu'asyaroh
Anifatun Mu'asyaroh Mohon Tunggu... freelance -

Pengangguran yang gemar berkhayal. Penulis pemula-pemalu. Pembaca diam-diam. Saya cinta fiksi 💚...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengapa Kau Melamarku Saat Itu?

22 Februari 2016   17:35 Diperbarui: 22 Februari 2016   18:01 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Kau!!!' teriakku dalam batin. 

"Iya aku!" jawabmu sembali tersenyum dengan cara dan sesuai ciri khasmu. Butiran air mengalir dari rambut ikal pendeknya yang basah, melewati dahi, lekukan mata, dan menetes melalui ujung hidung sedikit mancungmu. 

'Apakah dia sudah lama berjongkok di sampingku? Dihujani gerimis? Disuguhi pemandangan menjijikan tentang perempuan sakit jiwa yang tengah berayun sembari menantang hujan?' 

Aku merasakan datangnya aliran panas di pipi, menguapkan rintik gerimis yang menerpa wajahku, mengusir dingin yang baru sebentar menghinggapi. Aku dapat menatap mata hitam pualammu dan senyum serupa pisangmu. 

"Tunggu aku di sini. Aku akan mengambil sepeda motorku," katamu. Kemudian kau berlari ke arah alun-alun kota, menghilang tenggelam di tikungan tajam. 

Aku merasa aneh karena aku mengangguk dan menuruti perkataanmu, diam menanti di bawah pohon asam sambil memelintir tali gantungan ayunan. Aku menanti hingga gerimis berubah menjadi hujan sejati. Aku menanti hingga sekujur tubuhku tak mampu mengingat rasanya kehangatan. Aku menanti hingga lama sekali dan tak mampu membedakan kenyataan dan mimpi. Dan... 


***** 

...benar saja, ini adalah mimpi. Dalam mimpi pun, aku dipermainkan oleh rasa dan hati. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun