Mohon tunggu...
Anifatun Mu'asyaroh
Anifatun Mu'asyaroh Mohon Tunggu... freelance -

Pengangguran yang gemar berkhayal. Penulis pemula-pemalu. Pembaca diam-diam. Saya cinta fiksi 💚...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat (1): Surat Rindu untuk Kau yang Tak Pantas Dirindu

22 Februari 2016   04:58 Diperbarui: 22 Februari 2016   14:02 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Lalu mengapa tetap menulis surat rindu ini?

Jika kau menganggap surat ini adalah sebuah wahana mencari perhatian dari orang-orang, maka kau salah. Aku hanya ingin membahasakan rinduku dengan rapi. Jika aku tak diizinkan untuk bercerita tentangmu pada sesosok manusia, sebuah dosakah jika aku menceritakan kerinduanku di sini? Bukankah hanya aku sendiri yang akan bertanggung jawab dengan tulisanku sendiri? Lalu, mengapa ada saja orang-orang yang berisik membicarakan setiap hal yang kutuliskan? Aku sudah hampir tidak tahu bagaimana caranya bersuara dan bercerita karena kukira ini akan lebih baik untukku dan orang-orang yang pernah mendengarkanku. Akankah aku juga diharamkan untuk menulis di wilayahku sendiri, bahkan untuk sekadar menulis surat rindu untukmu? Terkadang, aku heran mengapa aturan manusia, terkait hal-hal yang sebenarnya tak perlu diatur, begitu banyak. Dan lagi, apakah aku masih salah menuliskan ini?


Hey, siapa kau sebenarnya?

Aku sungguh belum mengenalmu dan ketika aku mulai ingin mengenalmu, kesempatan itu telah hilang dan aku tidak tahu, akankah Dia hadirkan lagi atau tidak. Sejauh ini, aku hanya mengenal namamu, sedikit kepandaianmu, sedikit caramu memperlakukan orang-orang di sekitarmu, sedikit langkahmu dalam menyelesaikan permasalahan orang lain. Hanya itu dan aku ingin tahu lebih tentangmu.


Apakah aku menyukai atau bahkan mencintaimu?
Ayolah, apakah rindu selalu sama dengan cinta? Bisa jadi, dia adalah prasyarat cinta, tetapi sudah lama aku memantapkan keputusan bahwa rasa rindu dan penasaran ini tidaklah sama dengan cinta. Lagipula, kau akan terkejut jika kau tahu satu janji rahasiaku tentangku sendiri, tentang rahasia besarku untuk masa depan: ujung kisah cintaku. Saat ini kau bahkan tak masuk ke dalam jajaran kandidat yang kumau karena aku tahu, dengan perangai dan pemahamanmu saat ini, kau bukanlah orang yang cocok dan mau menerima janjiku. Jadi, berbahagialah kau bukanlah orang yang sedang kucintai, meski kau adalah salah satu orang yang kurindukan dan membuatku nyaman. 


Ah, sudah panjang surat ini dan terlanjur lemah baterai laptopku. Kuakhiri surat rindu ini. Akan kusambung dengan surat berisi rindu-rindu lain, nanti-nanti.


Selamat pagi, selamat menempuhi rute barumu.

 

Salam rindu dariku, hey!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun