Tren transportasi berbasis aplikasi juga berkembang pesat, seperti Gojek dan Grab bersaing ketat dan mengembangkan usahanya dengan menambahkan berbagai jenis layanan, yaitu pengiriman barang, pengiriman makanan, pembayaran, dan lain-lain.Â
Selain itu, berdiri juga bisnis startup di berbagai sektor, contohnya di sektor pendidikan seperti Ruangguru pada tahun 2014 dan di sektor kesehatan seperti Halodoc, Alodokter, dan lain-lain. Sampai dengan saat ini, startup di Indonesia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan.Â
Banyak inovasi dan investasi yang terjadi dalam berbagai sektor. Hadirnya startup di sektor industri keuangan (fintech) seperti OVO, Kredivo, DANA, dan LinkAja yang memudahkan akses layanan keuangan di Indonesia.
Meskipun demikian, banyak startup di Indonesia yang mengalami kegagalan sehingga harus menutup bisnisnya, seperti Sorabel (dulunya bernama Sale Stock) pada tahun 2020, Airy Rooms pada tahun 2020, Elevenia pada tahun 2022, JD.ID pada tahun 2023, dan lain-lain. Salah satu masalah utama yang sering dihadapi adalah kurangnya pemahaman tentang pasar, dinamika konsumen, dan regulasi yang berlaku. Banyak startup yang gagal karena kurangnya riset pasar yang mendalam atau kesalahan dalam menyesuaikan produk atau layanan mereka dengan kebutuhan dan preferensi masyarakat Indonesia.
Persaingan yang sengit, terutama dengan munculnya startup baru dengan jenis bisnis yang sama, juga menjadi faktor penyebab kegagalan. Selain itu, terdapat juga faktor internal seperti manajemen yang kurang efisien atau perencanaan bisnis yang tidak matang, serta kurangnya keberlanjutan finansial dan pengelolaan keuangan yang buruk.
Bisnis Startup di Indonesia Masih Menjanjikan
Pada saat pandemi Covid-19, banyak startup yang mengalami pertumbuhan profit yang besar karena masyarakat mengandalkan aktivitas online. Startup memanfaatkan keadaan ini dengan merekrut karyawan secara masif sehingga memperbesar biaya operasional. Setelah pandemi mereda, permintaan layanan secara online juga berkurang.Â
Pendapatan yang menurun dengan biaya operasional yang besar sangat memberatkan bagi kelangsungan startup. Salah satu alternatif yang dilakukan startup adalah dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan untuk efisiensi pengeluaran. Hal ini menimbulkan citra negatif pada bisnis startup dan seakan bisnis startup tidak akan mampu bertahan di masa depan.
Tetapi pada tahun 2022, ada 76 startup yang memperoleh pendanaan, seperti DANA, Sayurbox, Moladin, Mekari, Traveloka, Kredivo, Akulaku, Koinworks, dan lain-lain.Â
Di awal tahun 2023, terdapat juga startup yang memperoleh pendanaan, yaitu Komunal, Mindtera, Flik, Suryanesia, EdenFarm, dan Imajin. Kementerian Komunikasi dan Informatika juga menyelenggarakan program HUB.ID Accelator di tahun 2023 yang bertujuan membantu startup lokal mendapatkan akses pendanaan, meningkatkan peluang kerja sama bisnis dan investasi bagi startup digital.
Berdasarkan data Startup Rangking yang diakses melalui https://www.startupranking.com, jumlah startup di Indonesia per tanggal 24 September 2023 adalah 2.517 startup dan merupakan jumlah terbanyak peringkat ke 6 secara global, dimana jumlah startup di dunia berjumlah 141.928 startup. Dan berdasarkan SR Score, yang merefleksikan pentingnya keberadaan startup di internet dan pengaruh sosialnya, startup Ruangguru ada di peringkat 16 dunia. Hal ini menandakan bahwa bisnis startup masih menarik minat pelanggan, apalagi dengan mempertimbangkan jumlah populasi penduduk Indonesia yang mayoritas generasi muda yang aktif di dunia digital.