Mohon tunggu...
Aurelya PrincessCienli
Aurelya PrincessCienli Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebhinekaan bersama

28 Januari 2024   20:30 Diperbarui: 1 Februari 2024   08:08 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertengahan bulan Oktober lalu,Aku dan teman kelas aku memiliki projek P5 yang mengangkat tema tentang Kebhinekaan. Kelas aku mendapatkan daerah Sulawesi.Kami terus berlatih sehingga pada suatu latihan kelas kami mengadakan evaluasi karena teman kelas aku sudah merasa bosan.
    “Eh teman- teman kayanya kita butuh evaluasi deh, supaya nanti pentas kita jadi lebih bagus lagi.” Ucap Manda selaku sutradara pentas kelas kami.
Sebelumnya kami meminta izin kepada Ibu Indah Penanggung jawab pentas P5 kami.
     “Yuk teman teman ayo kita Evaluasi sekalian keluarin unek unek alias deep talk gitu loh.Tapi kalo kalian malu buat menyampaikannya kalian bisa kirim surat kepada orang yang pengen kalian tujukan” Ucap Manda lagi. 

        ”Bergiliran ya teman teman”tambah Manda. Teman kelas kami pun menyetujuinya.Dimulai dari Ketua P5 kelas kami,Kina.Kina adalah ketua P5 kelas kami dial ah yang mengatur dan mengarahkan kami selama Latihan. 

       ”Selama ini kalian udah bagus kok pas Latihan,tapi aku mau kalian lebih serius lagi untuk kedepannya dan jangan memikirkan diri kalian sendiri atau bersikap egois karena kita disini tampil Bersama sama dan juga untuk kita Bersama. Semuanya disini capek,jadi kalo kalian mau Latihan ini lancar dan ga perlu di ulang ulang ya kalian harus nurut dong saat di mau diatur.”Ucap Kina.

Memang saat Latihan ini teman teman kami gampang merasa bosan dan hanya bermain saja serta meninggalkan tempat Latihan.


Saat kami melakukan Evaluasi,tibalah giliran Dendi temanku.
        “Aku pengen ngutaraain perasaan, aku selama latihan ini ke kalian.” Ucap Dendi.Dendi adalah teman kelasku dia memiliki sifat pendiam,baik,dan pintar bermain musik maupum di pelajaran.Dia juga mengambil peran sebagai pemusik kolintang di pentas kami.
    “Boleh Den” ucapku.
    “Sebenarnya aku risih dengan ini, aku sudah lama ingin ngungkapin ke kalian tapi baru bisa kesampaian sekarang,berhubungan juga kita lagi evaluasi kelas.Aku sebenernya cape,aku dikata katain dan ga di hargain.” Ucap Dendi sambil mengalirkan air mata dan berbicara sesegukan.Kami sekelas bahkan Guru kami  terkejut setengah mati begitu melihat Dendi menangis.Karena selama ini yang kami tahu dia adalah seorang pendiam dan baik kepada siapapun serta tidak menyangka ternyata ia menangis.

Kami disitu pun hanya terdiam dan membujuk Dendi.
     “Teman teman kayanya kita disini utarain semua hal yang ingin kita bilang yang mengganggu kita supaya kita bisa menjaga tali pertemanan kita.”ucap Manda.
Namun percakapan kami berhenti saat mendengar suara bel.
     “Semuanya, kita lanjutin pada saat jam masuk ya.” Ucap Ibu Indah. Selama istirahat ini aku dan teman temanku merefleksi kan sikap kita kepada teman satu dengan yang lain.
Istirahat pun usai,kami langsung melanjutkan Deep talk kami.Di saat itu Dendi masih menangis dan teman teman serta Ibu Indah  berusaha menenangkannya.Kelas kami hanya hening selama beberapa menit ini.
      “Aku cape,aku cape dengan semuanya aku gabisa ungkapkan perasaan aku selama ini,baru kali ini aku ngomong depan kalian ini karena ini sudah menurut aku udah keterlaluan banget.” Ucap Dendi.
      “Den,coba kamu ceritain gimana awalnya biar kita juga bisa intropeksi diri,soalnya kalo kamu engga cerita gimana kita mau tahu dan bisa perbaiki.” Tambah Manda.
    “betul Den”jawab ku.
    “Aku gasuka saat kalian jadiin aku bahan bercandaan saat aku salah chord nada kolintang karena aku juga malu dan aku berusaha saat latihan ga salah salah chord saat main kolintang.Kalian ga paham perasaan aku selama ini. ” Jawab Dendi.Kami satu kelas pun terdiam.Kami tidak menyadari bahwa Hatinya hancur remuk-redam dengan sikap kami. 

      ”Den,maaf ya akan sikap kami yang buat kamu sakit hati,kami salah menertawai kamu,Den.”Ucap Manda. Tiba tiba Kina pun berdiri dan ia berkata.” Setelah yang kita lihat ini,kita kayanya perlu buat perjanjian kelas deh.Dalam perjanjian ini kalian boleh berpendapat dan disetujui oleh teman teman yang lain.

     ”Saya hanya menggelengkan kepala dan diikuti oleh teman teman kelas yang lain.Satu persatu teman teman kami maju kedepan untuk memberi usulan begitu pula Dendi,Ia memberi ususlan dengan wajahnya yang di mandikan air mata yang sedang berlinang.Hingga hasilnya kami membuat 5 perjanjian kelas.

        ”Jadi sesuai persetujuannya kita ada 5 perjanjian kelas,pertama engga boleh ada yang bilang capek,karena aku udah jelasin di atas ya alasannya,kedua saling menghargai sesama,ketiga jangan ada yang egois,keempat kalo bicara sama teman jaga nada suara atau engga boleh pakai nada tinggi,dan yang terakhir kalau latihan serius kalau ada yang salah jangan diketawain tetap lanjut aja serta bersikap profesional.Nah itu semua yang udah aku sebutin apakah ada lagi yang masih keberatan? “, tanya Kina yang sedang memastikan.

        ”Engga Kin,udah pas kok” jawabku.

        ”Udah,Kina.kalian juga udah aku maafin kok” Jawab Dendi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun