Bisa dibilang bumi kita sudah diambang kehancuran. Kenapa kehancuran? Banyak kegiatan kita sebagai manusia secara sadar maupun secara tidak sadar bisa merusak keseimbangan alam yang murni. Emisi gas karbon yang banyak, penebangan hutan bersekala besar, pembakaran hutan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab , pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya terutama sampah plastik yang sulit terurai hingga butuh waktu kurang lebih satu abad. Seperti yang saya tulis tadi, tindakan ini dilakukan dengan sadar maupun tidak sadar. Secara sadar beberapa oknum melakukan tindakan yang illegal atau melanggar hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis, contohnya penebangan atau pembakaran terhadap hutan. Saya sendiri sangat prihatin akan tindakan-tindakan ini.
Penebangan terjadi dan dirasakan oleh para pepohonan (biosfer) dan itu akan berpengaruh juga pada hewan (biosfer) yang kehilangan tempat tinggal atau habitan aslinya, sehingga mengharuskan para binatang untuk keluar hutan dan tindakan tersebut akan mengancam kehidupan manusia (antroposfer). Penebangan juga akan beresiko menimbulkan tanah  longsor (litosfer) di daerah kejadian perkara. Longsor bisa terjadi karena tidak ada penahan untuk jalan air bawah tanah. Apa penahannya? Penahannya adalah akar tanaman yang memiliki daya resap terhadap air, yang nantinya air akan berguna untuk proses fotosintesis yang tejadi di daun dan menghasilkan cadangan makanan dan oksigen, untuk oksigen akan dibahas di bagian pembakaran hutan. Lanjut soal tanah lonsor. Jika ada penebangan maka daya resap air di daerah tersebut sangat minim, dan juga akan semakin memburuk jika terjadi hujan yang tak menentu serta curah hujan yang tinggi akan mempertinggi persentase kemungkinan akan terjadi longsor di daerah dataran tinggi terutama bukit. Itu akan mengancam kegiatan atau aktifitas manusia atau masyarakat di sekitar daerah rawan tersebut.
Lalu kita akan membahas soal pembakaran hutan terutama pembakaran hutan illegal. Ada satu masalah paling sulit dan juga berkaitan soal efek dari pembakaran hutan, yaitu polusi udara, soal polusi udara akan dibahas setelah permasalahan pembakaran hutan ini. Pembakaran hutan adalah tindakan yang sangat mengecewakan pasalnya mereka yang membakar telah merugikan beberapa pihak yaitu alam itu sendiri, hewan yang menggunakan alam sebagai habitatnya atau rumah, dan manusia yang bertempatan di daerah setempat. Pembakaran hanya akan mengurangi pasokan oksigen yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri. Bisa dibilang manusia dan alam seharusnya menciptakan tindakan yang sama-sama menguntungkan (mutualisme). Pohon menghasilkan oksigen untuk manusia bernapas ( respirasi aero (C6+H12O6+O2 mengasilkan CO2+H2O+E)). Darimana oksigen bisa didapatkan? Oksigen bisa didapatkan dari hasil fotosintesis tumbuhan (CO23+H2O mengjhasilkan C6H2O6+O2). Manusia menghasilkan CO2 untuk tanaman berfotosintesis dan tanaman menghasilkan O2 untuk manusia benapas. Jika populasi tanaman berkurang, walau tak begitu signifikan, namun itu cukup untuk kita mengurangi pasokan oksigen itu sendiri bagi manusia. Jadi kita menghancurkan penghasil oksigen yang hasilnya untuk kita gunakan dan menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan kita.
Seperti yang aku  bicarakan tadi, kita akan membahas polusi udara yang juga melanda kita. Polusi udara sangat menyatu dan sudah tidak asing lagi soal polusi udara seperti saudara sendiri. Ada beberapa negara yang sekarang masih berusaha untuk menghilangkan polusi udara ini dan mengganti menjadi udara yang segar di negri mereka. Contoh paling dekat adalah Indonesia. Indonesia juga berusaha menghilangkan polusi udara dan yang paling kelihatan adalah Jakarta. Jakarta mengalami polusi udara karena kandungan gas karbon pada udara yang ada di Jakarta cukup untuk bisa dibilang tinggi. Di Jakarta pula termasuk tempat penghasil karbondioksida teringgi di Indonesia dengan 206 juta ton karbodioksida pertahun, dan salah satu penyumbang terbesarnya adalah emisi gas kendaran transportasi. Layaknya timbangan kuno, jumlah gas karbondioksida lebih banyak dibanding jumlah pohon di sana. Tapi, puji Tuhan udara di Jakarka sudah lebih bersih dibanding yang dulu berkat pandemi Covid-19 lalu. Kenapa Covid-19 bisa ada kaitannya dengan bersihnya polusi udara di Jakarta? Covid-19 membuat para pekerja serta para pelajar yang ada di sana harus work from home ( WFH) dan pelajar juga harus pelajaran jarak jauh (PJJ). Secara otomatis jumlah karbondioksida yang dihasilkan oleh kendaraan / tarnspotasi menjadi lebih kecil, dan juga jumlah pohon juga mempelopori bersihnya udara di Jakarta. Ada hasil ada juga yang perlu dikorbankan, seperti yang diketahui Covid-19 juga banyak merenggut korban jiwa di Indonesia serta seluruh dunia.
Opini ini sendiri tercipta karena tugas sekolah serta bentuk keprihatinan saya terhadap alam yang semakin lama semakin rusak. Alah berfirman " Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi" Kejadian1:26. Allah berfirman agar kiat berkuasa atas seluruh bumi. Kata berkuasa beracu pada peran manusia sebagai supervisior atau manager bagi alam. Jadi peran manusia itu sebagai penyeimbang bagi alam dan bukan sebagai perusak bagi alam. Rawatlah alam seperti engkau merawat dirimu sendiri. Buatlah dunia ini menjadi simbiosis mutualisme, dengan manusia sebagai pelaku dari mutualisme tersebut, dan jangan menciptakan simbiosis parasitisme (satu diuntungkan dan yang satu dirugikan) sebagai manusia menjadi pelaku utama. Karena tanpa alam kita tak bisa hidup dan alam tak bisa hidup tanpa kita. Kenapa kita tak bisa hidup tanpa alam? Seperti yang saya katakan tadi bahwa salah satu sumber kehidupan kita adalah oksigen yang dimana oksigen didapat dari tanaman, tanaman juga menjadi bahan pangan kita, karena tanpa makan kita tak memiliki energi yang cukup. Banyak yang telah diberikan alam ke pada kita manusia, namun apa balasannya? Merusak mereka? Membasmi mereka? Bukankan? Salah satu balas budi yang bisa kita berikan adalah dengan melestarikan dan merawat mereka. Nggak tau cara merawat tanaman? Cari, banyak situs yang menyediakan cara-cara merawat tanaman. Sudah tau caranya, tapi males beli bahannya? Beli online, banyak dan murah, tapi inget, jangan sampai tertipu oleh tampilan. Tampilan tidak dapat menentukan isi, tapi isi yang menentukan tampilan Zaman sudah berkembang ikutilah perkembangannya.
Sebenarnya banyak hal yang ingin saya sampaikan soal ini, masih ada pencemaran air, pemanasan global, dan lain-lain. Kembali lagi saya katakan bahwa tindakan kita entah dilakukan secara sadar maupun tidak sadar itu bisa merusak alam. Kita sebagai penguasa atas bumi harus merawat dan menjaga alam sebagai rakyatnya. Sekian dari saya maaf jika ada opini ini sangat membosankan, juga bila ada kata, ketikan,arti, pemaknaan, pengetahuan yang salah/kurang, font, dan kesalahan yang ditemukan oleh pembaca, saya mohon maaf, karena saya manusia yang belajar dari kesalahan, bila ada kesalahan bisa dm instagram saya @aurel_tito111. Kesalahan yang ada dan di laporkan ke saya , sangat membantu saya untuk berkembang jadi lebih baik. Terimakasih telah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H