Mohon tunggu...
Aurellia Sekar
Aurellia Sekar Mohon Tunggu... Human Resources - Student

Usaha itu Aset Paling Berharga dalam Diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sistem Politik dan Pemerintahan Dinasti Umayyah (41-132 H/ 661-752 M)

27 Oktober 2019   10:48 Diperbarui: 23 Juni 2021   07:42 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ciri kehidupan masyarakat arab yang menonjol adalah kemandirian, semangat persamaan, dan tiadanya formalitas dari sebelum datangnya Islam samaoai masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Rakyat dapat berbicara langsung kepada khalifah tanpa perjanjian. 

Ciri ini hilang sejak Mu'awiyah berkuasa di Syam, Damaskus dekat ibukota Byzantin, Konstatinopel (sekarang Istanbul). Jabatan Hajib diadakan untuk bertugas mengatur pertemuan atau audiensi dengan khalifah bagi para pejabat tinggi negara maupun anggota masyarakat. 

Baca juga: Sistem Pemerintahan Zaman Bani Ummayyah dan Abbasyah

Ada 5 kepaniteraan di masa umayyah, diantaranya urusan korespondensi, urusan pajak, urusan angkatan bersenjata, urusan kepolisian, dan urusan peradilan. 

Jabatan di masa ini, menyimpang dari tradisi pengangkatan khalifah melalui musyawarah. Namun menggunakan sistem turun-temurun atau nasab. 

Dinasti Umayyah diawali dari kepemimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan yang mengambil jabatan kekhalifahan dari tangan Hasan secara tidak wajar, atau bisa disebut juga dengan perebutan kekuasaan. Peralihan kekuasaan turun-temurun melalui wilayat al-Ahd atau sukses kepemimpinan dengan jalan penunjukan putra raja. juga adanya perubahan sosial berupa fanatisme kesukuan Arab Quraisy bangkit kembali. 

Baca juga: Mengenal Dinasti Umayyah, Sejarah Kekhalifahan Hingga Runtuh

Muawiyah adalah seorang politikus dan administrator yang pandai, cakap dalam urusan politik pemerintahan, cerdas dan jujur, negarawan yang ahli bersiasat, piawai merancang taktik da strategi juga gigih, ulet dan bersedia menempuh segala cara berjuang untuk mencapai cita-citanya dengan pertimbangan politik dan situasi. Berwatak keras dan tegas tetai juga toleran dan lapang dada. Ia perspekter dan inovatif dalam mebuat berbagai kebijakan politik.

5 diwan Dinasti Umayyah; Al-nidham al-shiyasy (organisasi politik), al-nidaham al-idary (organisasi tata usaha negara), al-nidham al-maly (organisasi keuangan/ekonomi), al-nidham al-harby (organisasi pertahanan), al-nidham al qadhi (organisasi kehakiman). 

Baca juga: Faktor-Faktor Penyebab Mundurnya Bani Umayyah I Damaskus

Terdapat 5 katib yaitu; Katib al-rasail (sekretaris negara), katib al-karraj (sekretaris negara pendapatan), katib al-jamd (sekretaris militer), katib al-syurthut (sekretaris kepolisian), dan katib al-qodhi (sekretaris kehakiman). Berikut masa keemasan dinasti umayyah di bawah beberapa pemimpin, yaitu; 

  • Muawiyah bin Abi Sufyan, sang pendiri DInasti Umayyah dapat menyelesaikan konflik antara Umayyah dan Abassiyah, sebgaian Eropa dan Afrika, Byzantium
  • Marwan bin Hakam dapat mengembalikan wilayah Syam
  • Abdul Malik bin Marwan yaitu gubernur Madinah dari zaman Muawiyah bin Abi Sufyan, menaklukan Afrika dan Eropa, juga mencetak mata uang sendiri (dinar dan dirham)
  • Umar bin Abdil Aziz karena mengembalikan gaya hidup khalifah seperti Khulafaurrasyidin yang terkenal dengan toleransinya, tidak ada orang miskin, serta menuliskan dan membukukan hadits  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun