Mohon tunggu...
Aurellia Yuliana Putri
Aurellia Yuliana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

UM Hidupkan Kembali BUMDes Wonokerso Melalui Sosialisasi Budidaya Ikan Lele

24 Agustus 2023   09:55 Diperbarui: 24 Agustus 2023   09:56 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa (18/07/23), Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Malang (UM) mengajak anggota BUMDes desa Wonokerso mengelola lahan belakang milik kantor desa yang terabaikan.

Tim PKM diketuai oleh Dr. Ica Purnamasari, M.Pd. dosen dari departemen Pendidikan Luar Sekolah FIP UM, bersama dua anggota lainnya yaitu Dr. Endang Sri Redjeki, M.Pd dan Dr. Fikri Aulia, M.Pd.

Pengabdian ini mengangkat judul “Budidaya Ikan Lele dengan Sistem Aquaponik dan Pemanfaatan Pekarangan Kantor Desa Wonokerso untuk Meningkatkan Pendapatan Badan Usaha Milik Desa”.

Menurut Bu Ica, sangat disayangkan apabila lahan kosong yang tersedia tidak dimanfaatkan, padahal lahan ini memiliki banyak sekali potensi yang dapat bermanfaat bagi desa Wonokerso, Kec. Pakisaji, Kab. Malang ini.

“Sebenarnya sudah pernah lahan ini dipakai untuk membudidayakan sayuran dengan sistem hidroponik, tetapi tidak ada keberlanjutan setelahnya yang membuat lahan ini kembali tidak terpakai." ucap Bu Ica.

Bu Ica melanjutkan, bahwa melalui PKM ini diharapkan mampu menumbuhkan kembali semangat anggota BUMDes dan mampu menjadi peluang dalam meningkatkan pendapatan desa.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Hal tersebut juga disambut baik oleh Kepala Desa Wonokerso, Bapak Nariyadi, yang menginginkan adanya kegiatan bagi anggota BUMDes yang selama ini memang belum banyak aktivitas yang dilakukan.

PKM ini dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari koordinasi dengan pihak desa yang dilakukan sebanyak tiga kali sampai pada kegiatan utama yaitu sosialisasi budidaya ikan dengan sistem aquaponik.

Dalam PKM ini bapak Agus Wahyudi, SE hadir menjadi pemateri. Bapak Agus sendiri merupakan seorang professional master G-coach yang menjabat sebagai ketua di Koperasi Istana Ikan Amanah.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Sebanyak 25 peserta yang terdiri dari anggota BUMDes dan beberapa masyarakat sekitar hadir dalam kegiatan yang diadakan di pendopo desa Wonokerso yang dimulai sejak pukul 09.00 pagi.

Dengan dimoderatori oleh Dhea Oktavia (mahasiswa S1 PLS UM) pemberian materi meliputi proses netralisasi air, manajemen air, manajemen pakan, solusi ikan sakit, dan manajemen pemasaran.

Ikan lele dipilih sebab jenis ikan ini memiliki daya tahan hidup yang tinggi terhadap penggunaan terpal sebagai wadah serta memiliki nilai ekonomis di kalangan masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan aktivitas BUMDes, dan dapat juga menyokong gizi serta peningkatan produksi pangan masyarakat Desa Wonokerso.

Pelaksanaan budidaya ikan lele menerapkan prinsip Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dengan memperhatikan wadah, benih, pakan, kualitas air, kesehatan ikan, dan manajemen pangan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan lele dengan sistem aquaponik yaitu mengenai manajemen air. Selama 5-7 hari air dibuang kemudian diganti dengan air baru dan para ikan diwajibkan berpuasa untuk besoknya baru bisa diberi makan.

Pemberian pakan ikan pun memerlukan hitung-hitungan yang berdasar pada jumlah benih lele yang ditebar. Selain itu apabila pakan yang diberikan kadaluarsa atau memiliki protein rendah, maka pakan perlu difermentasi/bibis dengan menggunakan molase/air gula atau air kelapa.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dalam materinya, Pak Agus Wahyudi, SE menyebutkan beberapa hal yang menjadi penyebab ikan-ikan sakit, diantaranya kuman, mutu air, mutu pakan, dan genetik. Dalam menangani ikan-ikan yang sakit dapat dilakukan tidak hanya dengan memanfaatkan obat kimia, tetapi dapat juga dilakukan dengan menggunakan obat herbal.

Perlu diketahui, bahwa obat kimia yang diberikan untuk merawat ikan sakit merupakan obat yang sudah terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Daun pepaya, daun kemangi, daun sirih, dan buah pace dapat digunakan sebagai obat herbal untuk solusi ikan yang sakit.

Apabila setiap warga Desa Wonokerso dapat secara rutin mengurus budidaya ikan lele ini, maka hasil yang didapat tidak hanya akan menjadi konsumsi pribadi. Namun dapat juga menjadi sumber pemasukan desa dengan melakukan pemasaran terhadap ikan lele yang telah panen.

Pemasaran ikan lele dapat dilakukan dengan menjual ikan lele segar baik dalam kondisi hidup maupun sudah dibersihkan. Selain itu, ikan lele dapat juga dijadikan olahan menjadi ikan asap, bakso, stick, kerupuk, dan masih banyak yang lainnya.

“Ketika memulai usaha dagang, maka promosi itu wajib dilakukan.” ucap Pak Agus penuh semangat dalam penyampainnya. Dan untuk mempromosikan dapat memanfaatkan tangan-tangan handal para remaja yang sudah sangat akrab dengan sosial media.

Di akhir materinya, Pak Agus menyampaikan nilai-nilai bisnis yang dipegang oleh Nabi Muhammad saw. agar usaha yang dijalankan membawa keberkahan bagi sesama. Nilai-nilai tersebut terdiri dari:

1) Shiddiq, tidak menyembunyikan barang dagangan yang cacat,

2) Amanah, terpercaya baik dari pemilik barang maupun pelanggan,

3) Fathanah, cerdas menemukan peluang dengan cara yang baik, dan

4) Tabligh, memiliki kemampuan negoisasi.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Rangkaian kegiatan PKM ini tidak berakhir pada sosialisasi saja, melainkan akan berlanjut pada implikasinya yaitu pembuatan kolam ikan lele menggunakan aquaponik.

Bu Ica berpesan bahwa kegiatan ini dapat terus berjalan apabila terjalin sinergi antara sumber daya manusia yang dimiliki oleh Desa Wonokerso mulai dari ibu rumah tangga, remaja, anak-anak hingga lansia untuk membudidayakan ikan lele secara aquaponik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun