Mohon tunggu...
Aurellia Tsany Tabitha
Aurellia Tsany Tabitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga 23107030113

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Pamali: Pantangan dan Larangan dalam Budaya Jawa

17 April 2024   12:03 Diperbarui: 17 April 2024   12:15 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/e3aokuvJiwymLJ7f7

Istilah "Pamali" adalah istilah yang sangat penting dalam budaya Jawa karena mencakup berbagai pantangan, larangan, atau aturan tak tertulis yang berkaitan dengan kebiasaan orang Jawa. Selama berabad-abad, pamali adalah bagian dari budaya Jawa yang telah menjadi standar perilaku dan adat istiadat orang Jawa. Pamali menunjukkan nilai-nilai dan keyakinan tradisional orang Jawa yang terus dipegang hingga hari ini. Dalam kepercayaan tradisional Jawa, pamali mencerminkan sikap kehati-hatian dan penghormatan terhadap alam, sesama manusia, dan kekuatan yang lebih besar, seperti roh atau dewa-dewi. Dalam artikel ini, saya akan membahas lebih lanjut tentang pamali menurut orang Jawa, termasuk pengertian, jenis-jenis, serta peran dan pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Pengertian Pamali

Pamali berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang berarti "tidak boleh" atau "larangan". Pamali adalah salah satu bentuk kepercayaan yang ada di masyarakat Jawa yang berkaitan dengan kebiasaan dan tata krama. Ini dapat berarti larangan atau pantangan yang tidak boleh dilanggar karena dianggap akan membawa hasil yang buruk atau sial jika dilakukan. Tidak hanya tindakan atau perilaku yang dianggap memalukan, tetapi juga penggunaan kata-kata atau bahasa tertentu yang dianggap tidak pantas. Konsep ini mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti perilaku sehari-hari dan tindakan tertentu yang berhubungan dengan acara adat, ritual, dan hubungan sosial.

Jenis-jenis Pamali

Di dalam kehidupan masyarakat Jawa, pamali terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Pamali dalam Bahasa

Mengucapkan kata-kata tertentu yang dianggap tidak pantas atau tabu dianggap membawa hasil yang buruk. Misalnya, orang Jawa lebih cenderung menghindari menggunakan kata-kata kasar atau negatif karena mereka meyakini akan memengaruhi keberuntungan.

  • Pamali dalam Keadaan atau Tempat

Sebuah larangan yang kaitannya dengan tempat tertentu. Misalnya, orang Jawa tidak boleh duduk di atas bantal karena dinilai tidak sopan dan akan menganggu kesehatan.

  • Pamali dalam Ritual dan Adat Istiadat

Larangan memasak nasi di tengah malam karena dianggap akan mengganggu roh dan membawa nasib buruk; juga dilarang menginjak tumpeng atau sajian adat lainnya karena dianggap tidak menghormati tradisi dan roh yang ada.

  • Pamali dalam Hubungan Sosial

Sebuah larangan yang berhubungan dengan interaksi sosial. Misalnya, tidak boleh durhaka dan berperilaku tidak sopan kepada orang tua, larangan menggunakan jari telunjuk untuk menunjuk sesuatu karena dinilai tidak sopan, dan larangan menikah dengan anggota keluarga dekat karena untuk menghindari masalah genetik dan menjaga keturunan supaya tetap sehat.

  • Larangan dalam Perilaku

Larangan yang mengacu pada tindakan atau perilaku tertentu. Contohnya adalah larangan menyapu di malam hari. Masyarakat Jawa percaya bahwa hal ini dapat menghambat rezeki dan ketentraman dalam rumah tangga. Mereka percaya bahwa suara sapu yang terdengar di malam hari dapat mengganggu orang lain. Tidak hanya itu, tetapi juga makhluk halus yang tinggal di alam lain juga akan terganggu.


Contoh Pamali Lainnya

  • Seorang suami dilarang memancing saat istrinya sedang hamil. Masyarakat Jawa percaya bahwa itu akan membahayakan kondisi calon bayi ketika lahir, seperti bibir sumbing atau cacat.
  • Larangan berada di luar saat menjelang magrib karena diyakini akan diculik makhluk halus. Menurut masyarakat Jawa, terutama mereka yang beragama Islam, percaya bahwa jin atau setan mulai berkeliaran pada waktu petang atau magrib. Hal ini menimbulkan mitos bahwa makhluk halus akan mengambil anak-anak yang masih berkeliaran di luar rumah.
  • Larangan duduk di depan pintu akan menghambat datangnya jodoh. Bagi mereka yang mempercayainya, hal ini dikaitkan bahwa pintu adalah jalan masuk dan keluarnya orang. Jika seseorang duduk di depan pintu mereka akan menghalangi orang lain yang hendak masuk, termasuk pasangan yang ingin melamarnya.

Peran Pamali dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Pamali memiliki peran yang sangat penting di kehidupan masyarakat Jawa. Beberapa di antaranya adalah:

  • Membangun Tata Krama

Dengan adanya pamali, kehidupan masyarakat Jawa akan mementingkan tata krama dan etika. Mereka juga akan memiliki perilaku sopan dan menghormati satu sama lain.

  • Mencegah Risiko

Banyak pamali terkait dengan kesehatan dan keamanan. Larangan-larangan tertentu mungkin berasal dari pengalaman nenek moyang saat menghadapi situasi yang berpotensi bahaya.

  • Mengajarkan untuk Berhati-hati

Masyarakat dididik untuk mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan.

  • Menciptakan Identitas Budaya

Pamali merupakan salah satu bagian dari identitas budaya, khususnya orang Jawa. Dengan adanya pamali mereka dapat mempertahankan tradisi dan nilai-nilai budaya yang mereka miliki sejak dulu di tengah perubahan zaman.

Adaptasi Pamali

Meskipun tradisi pamali sudah ada sejak lama, masyarakat Jawa saat ini (modern) telah mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Modernisasi dan globalisasi membawa pengaruh yang mempengaruhi cara masyarakat memahami pamali. Beberapa pamali masih tetap ada yang dilakukan, terutama yang berkaitan dengan etika dan sopan santun, namun tidak sedikit juga yang mulai ditinggalkan atau diinterpretasikan ulang sesuai dengan kebutuhan zaman modern. Pendidikan yang luas dan pengaruh teknologi dapat memengaruhi cara pandang masyarakat Jawa. Meskipun demikian, pamali tetap menjadi hal yang penting di kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam menjaga tradisi dan identitas budaya Jawa.

Pamali adalah komponen yang penting dalam budaya masyarakat Jawa karena mencakup banyak pantangan dan larangan dalam berperilaku, bahasa, dan kehidupan sosial. Pamali tetap relevan dalam menjaga tata krama, tradisi, dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat Jawa, meskipun beberapa aturan pamali berubah dan disesuaikan seiring berjalannya waktu. Konsep pamali yang menghormati lingkungan, hubungan sosial, dan nilai-nilai tradisional terus membentuk karakter masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun