Mohon tunggu...
Aurellia Razak
Aurellia Razak Mohon Tunggu... Editor - mahasiswi

senang menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kini Green Skill Harus Mulai Diasah Mahasiswa untuk Dapatkan Green Jobs pada Green Company

1 Desember 2023   13:53 Diperbarui: 1 Desember 2023   14:28 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Semua pekerjaan dimasa yang mendatang akan menjadi green jobs. Banyak pekerjaan yang akan hilang dan banyak juga yang akan muncul. Pekerjaan yang merusak lingkungan akan menghilang dan pekerjaan yang ramah lingkungan akan banyak muncul," ujar Viringga 

JAKARTA, CEO sekaligus founder dari AMATI Indonesia Viringga Kusuma mengaku dimasa mendatang Green Jobs akan menjadi pekerjaan yang akan marak terjadi. Tak diragukan lagi, Ia berkata demikian setelah banyak membuka lapangan pekerjaan untuk banyaknya mahasiswa Indonesia.

Berdasarkan pemaparannya pada COMFEST 2023, COMFESTIDEA "Seruan Komunikasi Untuk Nusantara" yang diselenggarakan pada Kamis, 30 November 2023 di Auditorium Arifin Panigoro, Universitas Al-Azhar, Jl. Sisingamangaraja, RT.2/RW.1, Selong, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, AMATI Indonesia merupakan kegiatan Studi Independen berbasis problem solving, dimana setiap mahasiswa membentuk sebuah team dalam menyelesaikan permasalahan yang di hadapi oleh Mitra kami. Berbentuk project dalam tiap kegiatannya, memaksa mahasiswa untuk terbiasa terjun langsung ke lapangan.

Climate crisis ini juga sudah menjadi isu lingkungan yang menjadi pembahasan semua negara di dunia. Climate crisis yang mana bukan lagi Climate Change tapi sudah sampai ditahap Climate Crisis, kita semua dilanda krisis mengenai lingkungan yang kian memburuk akibat ulah kita sendiri. Sektor industry fashion yang banyak mengambil peran dalam merusak bumi kita.

Acara yang dihadiri bukan hanya oleh mahasiswa Universitas Al-Azhar saja tapi juga dengan alumni dan mahasiswa Universitas lain yang telah mengikuti beberapa lomba yang notabenenya akan mencari pekerjaan dalam beberapa tahun lagi, ini mulai digaungkan untuk memiliki Green Skills.

Semua negara sepakat bahwa setelah pandemic, perusahaan -- perusahaan akan merekrut orang berdasarkan Green Skills yang mana adanya green mindset dan skill with social & environtental concern. Green Ekonomi, Green Company dan Green Jobs yang haruslah menjadi target mahasiswa mulai dari sekarang. Diberbagai kampus diluar negari sudah diberlakukannya green kurikulum. AMATI hadir bekerja sama dengan Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka sehingga memprasaranai mahasiswa untuk mengenal dan mencoba langsung Green Jobs, seperti contohnya adalah waste flow yang merupakan salah satu project AMATI Indonesia yang mana adalah kegiatan untuk memilah sampah dan mengalokasikan sampah sesuai dengan jenisnya dan membuat sampah memiliki nilai daya jual disektor lainnya salah satu hasilnya adalah sampah plastic yang bisa menjadi tas yang nilainya ratusan ribu dari yang hanya sampah tak bernilai. 

Menjaga bumi ini sama dengan menjaga karir kita kedepannya, Green Jobs yang sudah menjadi patokan para Green Company ini mengharuskan Green Skills dimiliki semua karyawannya.

Adapun Febri Anggriawan selaku Tiger Project Executant and Conservation Science Specialist di WWF Indonesia, ini mengupayakan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia ini karena banyaknya kasus yang tak mengenakkan yang terjadi di lapangan baik alami karena alam ataupun perbuatan oknum -- oknum nakal. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak pula Influencer yang mulai aware dan mengangkat isu -- isu lingkungan. Harapannya hal ini menjadi isu social yang mana masyarakat luas akan menjadi lebih aware terhadap isu lingkungan.

"Pilihan kita terhadap alam: 2 menit, 20 atau 200 tahun," ujar Damayanti. "Alam dapat kita Kelola tetapi butuh waktu 200 tahun untuk menjadikan hutan sebagai tandon air raksasa, menunggu pohon lebat harus 20 tahun, menanam pohon cukup hanya 20 menit dan menebang pohon hanya dibutuhkan 2 menit," perjelas Damayanti Wardyaningrum sebagai Dosen Universitas Al-Azhar. Pilihan ada ditangan kita, mau merusak atau memelihara bumi bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun