Mohon tunggu...
Auuu
Auuu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Intensitas Pembangunan dan Konsorsium di Indonesia

9 April 2023   01:43 Diperbarui: 9 April 2023   01:48 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dibalik kompleksnya masalah yang ada, pemerintah sebagai instrumen dalam pengambilan kebijakan membuat beberapa jalan keluar guna terealisasinya rencana pembangunan yang ada. Mulai dari masalah antara pemerintah dengan masyarakat, hal ini dapat ditangani dalam peningkatkan sosialisasi serta keterbukaan pemerintah dengan masyarakat terkait rencana pembangunan. Sedangkan untuk masalah dari segi pembiayaan, selain membuat rancangan yang jelas dan detail supaya investor tertarik dalam pembiayaannya, pemerintah dapat melakukan konsorisum dengan negara -- negara maju yang memiliki prinsip ekonomi terbuka.

Di Indonesia sendiri, konsorsium telah banyak dilangsungkan dengan negara -- negara yang ada di Asia, seperti China, Korea Selatan hingga negara yang berada di Eropa, salah satunya Inggris. Negara -- negara tersebut memang dipandang sebagai negara besar yang turut membantu Indonesia dalam pembangunannya. Seperti yang kita ketahui bahwa diantara negara -- negara tersebut, China lah yang paling banyak melakukan konsorsium atau bantuaan keuangan lainnya. Mengenai konsorsium yang dilakukan, salah satu konsorsium dari China yang sedang berlangsung yaitu adanya konsorsium di bidang transportasi, yaitu kereta cepat denga rute Jakarta -- Bandung. Tujuan dari adanya konsorsium yaitu sebagai upaya peningkatan infrastruktur tranportasi sekaligus realisasi dari program PSN (Proyek Strategis Nasional). Selain itu, dengan diadakannya layanan kereta api cepat ini diharapkan mampu menciptakan kawasan yang terintegrasi dengan baik sehingga akses wilayah yang mudah dan perputaran ekonomi mampu berjalan dengan cepat.

Dibalik dari Namanya yang menunjukkan semangat negeri ini untuk terus maju, terdapat pro dan kontra atau keuntungan dan kerugian yang harus disepakati antarnegara ini selama masih adanya kontrak konsesi yang berlaku. Adanya pengajuan akan perpanjangan konsesi dari 50 tahun menjadi 80 tahun ini menimbulkan beberapa dampak yang bisa bersifat menguntungkan atau bahkan merugikan.

Pertama, jika konsesi yang ada berjalan selama 50 tahun namun kedepannya peminat transportasi ini cenderung tidak sesuai target, maka hal ini akan menimbulkan masalah baru seperti beban negara dan ujungnya negara harus terus memberi subsidi yang bisa saja tidak sesuai dengan target masyarakat yang dituju. Namun, jika konsesi ini berjalan selama 80 tahun, mungkin akan mengurangi kemungkinan tersebut, namun Indonesia juga akan lebih lama untuk bisa berdiri sendiri pada proyek tersebut.  Sedangkan di sisi lain, pembangunan jalan tol Jakarta cikampek juga sedang berlangsung yang memiliki kemungkinan akan menjadi opsi yang menarik dibandingkan kereta cepat yang akan beroperasi.

Menurut saya, adanya konsorsium kereta cepat ini merupakan langkah besar yang bisa merubah pandangan negara lain terhadap Indonesia. Adanya kereta cepat juga dapat menarik investor -- investor asing pada Indonesia karena hal ini membuktikan bahwa Indonesia menjadi negara berkembang yang mempersiapkan segala hal menuju Indonesia maju. Sedangkan konsesi yang berlangsung mungkin akan lebih baik jika dilaksanakan sesuai kesepakatan awal yaitu selama 50 tahun. Hal ini menjadikan Indonesia akan "terpaksa" untuk benar -- benar mempelajari tentang pengoperasian, pemeliharaan dan mengenai pemasaran supaya masyarakat benar -- benar memanfaatkan moda transportasi tersebut. 

Di satu sisi, adanya pembangunan tol Jakarta -- Cikampek ini seharusnya tidak menjadikan pemerintah khawatir akan adanya target dan peminat penumpang pada kereta api cepat. Kereta api cepat yang ada dapat didedikasikan untuk mahasiswa dengan mobilitas yang terstruktur serta dapat didedikasikan untuk pekerja yang mobilitasnya cenderung tinggi di rute ini. Dibandingkan memberi harga murah pada mahasiswa / kelompok masyarakat lainnya, pemerintah bisa memberikan fasilitas pendukung di kereta cepat, seperi area membaca, ataupun area bekerja lainnya yang nyaman. Hal ini tentunya akan membuat orang menjadi lebih nyaman dan aman tanpa mengurangi produktivitasnya yang cenderung tinggi. Sedangkan jalan tol yang dibangun bisa seoptimal mungkin ditujukan pada transportasi umum lain atau trasnportasi yang bergerak di bidang pengantaran barang dan jasa. Sehingga mobilittas pengantaran menjadi lebih cepat tanpa terhalang oleh kemacetan yang biasanya terjadi pada akhir pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun