Sebagai guru agronomi yang praktikumnya memproduksi tanaman dan pengelolan tanah. Ela mengajarkan kepada muridnya cara menanam hidroponik dan tanaman hias. Hidroponik ini merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, biasanya dikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan medium air yang berisi zat besi. Contoh tanaman hidroponik yang beliau dan siswanya tanam adalah NFT, DFT, selada, pakcoy, kangkung, bayam, dan masih banyak lagi. Ia menjelaskan bahwa cara merawat hidroponik ini mudah, seperti hanya dengan cek nutrisi, aliran air, selang, tanaman, listrik dan PPM.
        Tidak hanya hidoponik, beliau dan para siswanya pun menanam tanaman hias. Tanaman hias ini adalah jenis tanaman yang ditanam untuk menciptakan kesan keindahan, kecantikan, dan menciptakan daya tarik untuk penghias ruangan, karangan bunga, dan riasan busana. Contoh tanaman hias yang beliau ajarkan kepada siswanya adalah tanaman hias daun, berbagai jenis anggrek seperti anggrek bulan, gelombang cinta, bougainvillea, miana, dan lain sebagainya. Ia pun menjelaskan bahwa cara merawat tanaman hias ini hanya dengan mengecek tanah, tanaman, pupuk / penyubur, hama penyakit, waktu panen, dan cek PPM.
Berhasil menjadi Guru yang Bermanfaat untuk Siswanya
         Tanaman yang berhasil tumbuh dan siap untuk dipanen, nantinya akan diperjualbelikan oleh para siswa. Satu siswa membawa satu pot yang dijual secara bebas. Untuk hidroponik sendiri biasanya mereka jual ke perkantoran atau langsung door to door ke masyarakat sekitar. Hasil dari jualan tersebut dibagikan ke para siswa atau disimpan ke bendahara untuk kepentingan praktikum, siswa yang sakit, zakat dan sedekah. Ia berhasil menjadi seorang guru yang dapat meberikan manfaat untuk orang lain. Ela berhasil menjadi guru yang menginspiratif untuk banyak orang.
        Ilmu yang ia dapatkan di perkuliahan itu diberikan kepada para siswa agar mereka mau belajar dan ketika lulus sekolah bisa memberikan manfaat untuk mereka semua. Hal yang mengharukan untuknya itu ketika melihat anak didiknya bahagia dan senang pada saat hari panen tiba. Kebanggaan yang ada di dalam diri mereka memuncak, merasa hebat karena berhasil menjaga tanaman dari sebuah bibit kecil menjadi tanaman yang dapat dijual kepada orang-orang. Pengalaman ini yang membuat Ela bertahan selama 24 tahun bekerja sebagai guru. Menurutnya tidak akan ada kesan yang mengaharukan seperti ini di pekerjaan lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H