Mohon tunggu...
Aurelle DeandraArman
Aurelle DeandraArman Mohon Tunggu... Lainnya - XI MIPA 2

Selamat Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kehilangan Diri Sendiri

1 Desember 2020   21:01 Diperbarui: 1 Desember 2020   21:09 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sejak saat itu, aku merasa seperti aku adalah orang yang paling tidak beruntung di dunia ini. Aku merasa hidupku sia-sia dan tidak berharga. Rasa iri selalu muncul pada diriku, aku selalu merasa iri pada orang lain. Merasa tidak secantik perempuan di luar sana dan merasa tidak memiliki kelebihan apapun yang bisa aku banggakan.

Sifat ini tanpa sadar membuatku selalu membandingkan diriku dengan orang lain. Selalu merasa kurang dengan segala hal yang aku punya dan merasa orang lain memiliki kehidupan yang jauh lebih baik daripad kehidupanku. 

Semua ini membuatku selalu menilai orang lain dari fisiknya saja dan mencari-cari kesalahan orang lain agar aku merasa sedikit lebih baik daripada mereka. Aku jadi tidak bisa mengapresiasi kelebihan yang orang lain miliki.

Hal ini diperparah dengan kehadiran media sosial. Aku sangat merasakan dampak negatif dari pemakaian media sosial yang salah. Membandingkan diriku dengan orang lain di media sosial telah menjadi keseharianku. 

Meski aku tahu bahwa standar kecantikan para model yang ada di berbagai media sosial tidak realitis, hal tersebut tak menghentikanku untuk terus membandingkan diriku sendiri dengan orang lain.

Aku berubah menjadi pribadi yang tertutup. Lanette yang biasanya dikenal orang lain ceria dan lembut, menjadi Lanette yang murung dan pemarah. Aku berubah. Aku menjadi tidak percaya pada kemampuan diriku lagi. Hubunganku dengan teman-temanku juga memburuk. Aku selalu menjauh dari orang-orang yang mencoba bersikap baik kepadaku.

Perlahan-lahan sifat ini mulai menghancurkanku. Tanpa disadari, perilaku ini membuatku menjadi orang yang toksik. Perasaan ini membuatku semakin kehilangan kendali diriku. Lama-kelamaan aku lupa akan kelebihan yang aku punya. Hobi melukis yang biasanya menjadi tempat meluangkan waktuku menjadi terlupakan. Aku terlalu memperhatikan kehidupan orang lain, tanpa memperhatikan kehidupanku sendiri.

Sampai satu ketika, aku membaca kutipan dari penulis terkenal Amerika, Jack Canfield bahwa jalan pintas untuk menjadi tidak bahagia adalah dengan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal itu membuatku menjadi sadar. Perilaku ini sangatlah salah, aku harus berubah.

Tentu tidak ada cara untuk menghentikan otak untuk tidak membandingkan diri dengan orang di sekeliling kita. Namun, aku berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Aku mencoba untuk menerima kekurangan yang aku miliki dan menerima kelebihan yang orang lain miliki.

Melukis kembali menjadi cara menghabiskan waktu di sela-sela kesibukanku. Pencapaianku yang dahulu dalam bidang lukis membuatku sangat termotivasi. Mendekatkan diri kepada tuhan dan lebih bersyukur juga caraku untuk berubah menjadi lebih baik. Aku juga mencoba mempelajari hal-hal yang baru, seperti memasak, menjahit, dan berbicara di depan umum.

Perasaan ini memang tidak bisa sepenuhnya hilang dari diriku. Tetapi setidaknya aku tidak menyerah pada diriku sendiri dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih positif lagi. Cobalah terima kekurangan pada dirimu. Jangan biarkan perasaan seperti itu menguasai dirimu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun