Saat ini, media yang kita gunakan tak hanya sebatas untuk dinikmati saja, tetapi juga membuat kita dapat memproduksi konten yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Banyak sarana yang bisa kita pilih untuk membuat konten yang kita produksi jadi lebih dikenal oleh orang banyak. Salah satu sarana tersebut ialah media sosial. Lalu sebenarnya, apa itu media baru, dan apa saja perbedaannya dengan media yang lama?Â
Sejarah Media
Sejak enam puluh tahun kata media telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun penggunaan ini lalu berubah menjadi istilah kolektif tunggal yaitu media setelah sebelumnya menggunakan istilah medium yang terdapat dalam istilah jamak.
Ada beberapa bentuk media komunikasi yang kemudian membentuk bidang-bidang yang bergerak di dalam lingkup tersebut, seperti fotografi, periklanan, penyiaran (radio dan televisi), serta media cetak dan pers. Bidang-bidang tersebut lalu melahirkan produk-produk media yaitu koran, film, kaset, dan lainnya.
Perkembangan televisi. Sumber: Colorib
Dahulu produk-produk media ini masih direpresentasikan menjadi sebuah konten yang kemudian didistribusikankepada audience untuk dapat dikonsumsi misalnya film bioskop, acara televisi, berita yang disiarkan di televisi. Namun saat ini lalu berubah, audience tidak lagi mengkonsumsi konten media namun juga dapat menjadi produsen media, misalnya yaitu citizen jurnalis dan vlogger. Di mana keduanya ialah berasal dari audience yang merupakan masyarakat bukan dari perusahaan media.
Selain itu, bentuk media yang dikonsumsi juga mulai beragam. Dahulu hanya ada koran yang dicetak, acara televisi yang hanya ditayangkan di televisi, dan film-film yang ditayangkan di bioskop. Namun saat ini, audience dapat mengkonsumsi media dengan bentuk yang lebih beragam, yaitu berita yang diproduksi dapat dikonsumsi melalui media online, acara televisi dapat disaksikan melalui telepon genggam atau pun laptop dengan bantuan internet untuk melakukan streaming, dan juga film-film yang diproduksi dapat dinikmati di mana saja tanpa harus ke bioskop.
Karakteristik media baru
Media baru seolah menjadi sebuah kekuatan ideologis bagi mereka yang menjadi produsen, konsumen atau pun akademisi media. Baru menjadi sebuah ujung tombak bagi orang-orang yang berpikiran maju. Hal ini lalu meningkatkan produktivitas bagi para produsen dan juga konsumennya untuk terus berpikir kreatif sehingga menghasilkan produk media yang lebih baru dari pada yang sudah berkembang di masyarakat.
Maka istilah yang banyak digunakan untuk jenis media ini ialah media digital yang terdengar lebih menarik bagi sebagian orang dengan pendistribusian, penyimpangan, dan informasi dalam bentuk kode biner digital.
Jika dilihat lebih dalam, media digital secara lebih teliti, adanya jarak antara media digital dan media analog, yang keduanya tetap memiliki ciri masing-masing yang tidak dapat digantikan. Media digital dengan kemudahannya diakses di mana saja tetapi perlu biaya khusus untuk dapat menikmatinya, begitu pula dengan media analog yang dapat diakses secara gratis namun hanya lewat media-media tertentu untuk dapat mengkonsumsinya.
Istilah media baru sebenarnya mengacu pada perubahan distribusi, produksi, dan penggunaan media. Perubahan ini bersifat teknologi, tekstual, konvensional, dan budaya. Dengan adanya perubahan tersebut, maka berikut ini merupakan ciri media baru, yaitu:
- DigitalÂ
Dahulu media yang digunakan hanya tersedia dalam bentuk fisik, seperti koran, televisi, radio. Media tersebut bisa disebut juga dengan media analog. Namun kini, media baru lebih banyak yang tersedia dalam bentuk digital, atau seperti yang dikatakan diawal bahwa penyampaian informasi disalurkan dalam bentuk kode biner. Seperti contohnya untuk mengakses berita, bisa mengunjungi portal berita online tanpa harus membaca koran.
- InteraktifÂ
Media analog, membuat komunikasi yang terjadi hanya berjalan secara satu arah, artinya pengguna hanya menjadi pengguna yang pasif. Namun kini, media baru membuat pengguna dapat menjadi lebih aktif dengan adanya vitur seperti live chat yang memungkinkan pengguna menjadi lebih aktif.
- Hipertekstual
Kemudahan mengakses informasi saat kini memungkinkan pengguna untuk dapat mengaksesnya hanya dengan sekali klik saja, pengguna dapat terhubung ke informasi yang ia perlukan.Â
- VirtualÂ
Ciri media baru yang satu ini, sudah cukup banyak digunakan. Penggabungan antara konsep audio dan visual membuat konten yang dihasilkan terasa lebih dekat dan bahkan tidak ada batasan antara penonton dan konten yang sedang dinikmati. Salah satu contohnya ialah film 3D. Pengalaman yang dirasakan oleh penonton saat menikmati film tersebut ialah penonton diajak seolah berada pada situasi yang sama dengan yang diceritakan di film.
- JaringanÂ
Hadirnya media baru, membuat pengguna menjadi lebih mudah dalam mengakses informasi. Semua informasi tersebut, dapat dinikmati apabila pengguna sudah terhubung dengan internet. Tentunya internet memerlukan jaringan yang berasal dari saluran kabel telepon atau juga secara nirkabel yang aktif bergerak melalui laptop, GPS, PDA, dan lainnya.
- Simulasi.
Ciri yang terakhir ialah simulasi. Hal ini memungkinkan pengguna untuk dapat merasakan, melihat, mendengar seperti aslinya. Salah satu contohnya ialah realitas virtual yang digunakan oleh CNN Indonesia dalam menayangkan keadaan luar angkasa.Â
Realitas Virtual. Sumber: BBC
Ditentukan atau menentukan
Secara perlahan media baru telah mengubah segalanya, hal ini berdampak pada bidang-bidang lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya. Namun, menurut Raymond Williams dalam Lister (2003) mengatakan:
"Media hanya berpengaruh melalui proses struktur sosial yang sudah ada dan kemudian memproduksi pola penggunaan dan mempertahankan hubungan kekuasaan yang ada."
Namun McLuhan justru mengatakan sebaliknya bahwa media baru malah menghasilkan budaya radikal yang mengubah suatu susunan dalam masyarakat.
Baginya teknologi tidak mampu menciptakan perubahan dalam masyarakat, khususnya budaya. Baginya media merupakan perluasan teknologi dari tubuh yang berbasis pada pemahaman akan budaya media yang telah terjadi sejumlah pergeseran seperti:
- Budaya primitif ke komunikasi lisan
- Budaya melek huruf dan skrip penulisan tangan yang didampingi dengan lisan
- Usia produksi masal, pencetakan mekanik
- Budaya media listrik (radio, televisi, dan computer)
Sebuah gagasan yang dibagikan oleh McLuhan dan William ialah semua media baru dapat memulihkan media sebelumnya. Hal ini berarti media baru menyesuaikan bentuk, teknik, atas media lain dalam upaya untuk menyaingi atau mengadopsi ulang atas nama yang asli. Maka hal ini membuat para produsen media baru mampu menyajikan sebuah representasi dunia dengan lebih realistis. Maka baginya media ialah suatu pesan yang secara tidak sadar audience hanya terfokus pada signifikansi tertentu yang kemudian merubah persepsi audience terhadap dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H