Dari sisi pandangan sebagai anak mereka memiliki problematika memilih pasangan yang cocok dan sesuai dengan apa yang diinginkan ayahnya, di sisi lain mereka cenderung mengalami pergolakan batin antara memilih pasangan sesuai diharapkan sang ayah atau sesuai dengan hati mereka masing-masing.
Film tersebut menjelaskan bahwa pernikahan bukan hal yang mudah, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Ayah Widi berkata bahwa ia tidak ingin terjadi hal buruk kepada anak-anaknya terutama saat salah satu kakak Widi hamil diluar nikah, itulah hal terburuk yang dirasakan seorang ayah berarti ia beripikiran tidak bisa mendidik anak-anaknya dengan baik.
Selain itu unsur komedi menambah kesan menarik, pada dasarnya film ber genre pernikahan melekat dengan kisah romantis didalamnya. Perbedaan pandangan, budaya, strata terdapat pada wedding film tersebut.
Beberapa pasangan di kehidupan nyata berbicara mengenai perasaan romantis mereka sebagai "kekuatan yang tidak terkendali dan tidak rasional," mereka juga menganggap pernikahan sebagai "acara sosial dan budaya," dengan sengaja direncanakan dan dipentaskan.
”Cinta adalah sensasi tetapi pernikahan adalah sebuah keputusan”.
Sebagai seorang penikmat wedding genre kita harus memiliki pemahaman yang lebih kuat tentang bagaimana genre seperti film pernikahan berhasil dan mengapa perlu dipelajari dari perspektif global.
Sumber:
Constanzo, William V. (2014). World Cinema Through Global Genres. Wiley Global Research
Zoebazary, Ilham. (2010). Kamus Istilah Televisi & Film. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H