KKN Kolaboratif hampir mencapai penghujung kegiatan. Selama kurang lebih 35 hari,seluruh mahasiswa di 13 Perguruan Tinggi se Jember Raya berpartisipasi di kegiatan KKN Kolaboratif ini. Yang menarik pada KKN kali ini adalah tema atau program kerja utama yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa KKN. Bupati membuka kegiatan ini di alun alun kota Jember.Â
Walaupun dalam membuka event KKN ini diserahkan sepenuhnya pada rektor masing masing universitas, namun yang menarik adalah orang nomor 1 di Pemkab Jember  yang membuka event ini yaitu Ir. H. Hendy Siswanto., ST., IPU. Hal ini berkaitan dengan program pemerintah Kabupaten Jember dalam rangka menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Jember yaitu Pemutakhiran dan Penataan Data Kemiskinan.Â
Dalam mensukseskan program ini, bapak Bupati beserta jajaran nya menggandeng ribuan mahasiswa yang disebar di seluruh desa Kabupaten Jember.
 Ini menjadi moment yang langka sekaligus krusial bagi pemerintah maupun mahasiswa KKN. "Anda semua diberi kesempatan untuk mengikuti KKN kolaborasi, jangan sampai salah dalam mencatat" ungkap bupati.
Bapak Bupati juga meminta camat dan kepala desa di seluruh Kabupaten Jember mendukung penuh dan membantu kinerja para mahasiswa KKN agar berjalan sukses dan bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat.Â
"Mari sama sama kita sebagai pejabat publik milik rakyat harus mensupport kegiatan adek adek kita di lapangan nanti" kata Bupati. Beliau juga berterima kasih kepada seluruh rektor 13 Universitas telah berkenan membantu pemkab Jember mensukseskan program ini.Â
"Saya mengucapkan terimakasih. Atas nama Pemkab Jember, saya memberikan apresiasi kepada Rektor dari 13 Perguruan Tinggi yang bergabung dalam KKN Kolaboratif ini. Dengan mengucap Bismillah, KKN Kolaboratif Tahun 2022 bisa dilaksanakan dan dimulai," pungkasnya.
Kelompok KKN 123 langsung menuju desa Sarimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jember, desa ujung barat yang berbatasan langsung dengan kabupaten tetangga, Lumajang. Minggu pertama, mahasiswa KKN berjumlah 8 orang dari berbagai universitas ini berfokus untuk bertamu kepada perangkat desa sekaligus menanyakan data kemiskinan dan lokasi RT RW di Desa Sarimulyo. "Di desa kami ini ada 2 dusun mas, Sariono dan Sariagung.Â
Nah untuk RT RW nya sendiri, RT ada 22 dan RW nya ada 6. RW 6 nya berbatasan dengan desa sebelah, Sumberagung dan Wringinagung" ungkap Kepala desa Sarimulyo. Survei mandiri pun langsung dilakukan oleh Mahasiswa KKN Â untuk dilakukan pemetaan dan pembagian tim ke masing masing RT RW.Â
Jika dibandingkan dengan desa Kecamatan Jombang yang lain, Sarimulyo tergolong desa yang mempunyai jumlah KK tidak mampu paling rendah dan sedikit diantara desa desa yang lain yaitu sejumlah 613 KK.Â
Desa di Kecamatan Jombang selain Sarimulyo yaitu Jombang, Ngampelrejo, Padomasan, Keting dan Wringinagung. Rata rata KK yang miskin di desa tersebut mencapai 1000 sampai 2000 an.
Dalam mempersiapkan pemutakhiran data ini, seluruh Koordinator Desa ( KorDes) se-Kabupaten Jember mengikuti pertemuan via zoom dan pengarahan terkait pengoperasian aplikasi yang akan digunakan mahasiswa dalam mengarungi masa KKN nya yaitu DTKS Jember. Pengarahan zoom menjadi titik awal survei yang dilakukan mahasiswa kepada masing masing KK yang sudah tertera di aplikasi.
Beberapa hal menarik yang mahasiswa KKN dapatkan saat melakukan survei, mulai dari keramahtamahan warga desa sampai sebuah fakta bahwa angka diabetes atau penyakit kronis lainnya tergolong rendah. Hal ini dikarenakan masyarakat desa hidup sehat dalam hal pola makan nya. "Warga sini, makanan wajibnya ya sayur mas, harus ada itu.Â
Dan juga warga sini hampir semuanya beraktivitas, hampir tidak ada yang berdiam diri di rumah" tutur salah satu warga. Ini kemungkinan yang menjadi alasan mengapa mayoritas warga desa Sarimulyo yang sudah berusia 60 tahun ke atas jarang yang mengidap penyakit kronis.Â
Keramahan warga yang selalu tersenyum dan menyambut hangat sering ditemui oleh mahasiswa. Kebiasaan masyarakat yang sudah mulai luntur di perkotaan yaitu suguhan teh hangat masih dapat dirasakan di pedesaan. "Warga desa sini sering ngobrol disini mas mbak tiap malam, membicarakan keseharian, bercanda tawa. Hidup ini jangan terlalu tegang mas mbak" tutur salah satu warga.
Selama kegiatan pemutakhiran data, mahasiswa KKN tidak sendirian. Bu Wulandari, petugas TKSK Kecamatan Jombang turut membantu melancarkan kegiatan survey ini."Saya rutin melakukan survey seperti ini juga di desa jadi saya hafal nama nama warga Sarimulyo. Nanti survei bareng saya saja, agar cepat selesainya" tutur Wulandari. Dalam 3 minggu, para mahasiswa KKN yang terbagi menjadi 4 tim yang terdiri dari 2 orang telah menyelesaikan 613 KK di aplikasi DTKS.
Sampai akhir DTKS, mayoritas warga sangat berterima kasih kepada Pemkab Jember melalui mahasiswa KKN. Warga sangat mengapresiasi inovasi pemutakhiran data ini.Â
"Alhamdulillah mas mbak, kalau ada survey ini, jadi pemerintah Kabupaten Jember bisa tau kondisi kami yang berada di pelosok desa ini" tutur salah satu warga. Beberapa warga juga berharap dengan adanya survey ini, kesejahteraan warga desa semakin meningkat  dan bantuan sosial dari pemerintah benar benar mengena pada warga yang membutuhkan.Â
"Saya sangat senang sekali dengan pemerintah Kabupaten Jember sekarang ini, benar benar memperhatikan warga nya. Ya saya berharap mas mbak, dengan adanya kegiatan ini kesejahteraan sosial kami jadi lebih baik lagi dan warga yang mendapatkan bantuan sosial bisa merata dan benar benar kurang mampu" harap Warga Sarimulyo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H