Mohon tunggu...
Aurelia Natasya
Aurelia Natasya Mohon Tunggu... Freelancer - holla!
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Do What You Love

Selanjutnya

Tutup

Money

Replika Makanan, Peluang Bisnis Baru dalam Industri Kuliner

27 November 2019   14:22 Diperbarui: 27 November 2019   14:41 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesatnya perkembangan industri kuliner membuat para pelaku bisnis pada bidang ini berlomba-lomba untuk menarik minat konsumen. Selain dengan menciptakan menu yang unik, replika makanan yang menggungah selera dapat menjadi salah satu faktor untuk menarik hati konsumen. Faktanya, kerajinan replika makanan ini juga dapat dijadikan sebagai inspirasi bisnis yang unik dan menjanjikan.

Berawal dari hobi sejak kecil, salah satu lulusan Fakultas Pariwisata UPH -- Monica Aprilia Hermawan (2015), telah memulai bisnis membuat replika makanan ini sejak 2016 dengan brand Lemon Miniature.

"Bisnis ini berawal dari hobi membuat kerajinan miniatur sejak kelas 6 SD. Pada waktu itu, saya menyaksikan acara pada salah satu stasiun televisi swasta di Jepang yang menampilkan kerajinan miniatur, lalu dari sana saya tertarik dan menjadikannya sebagai hobi. Hingga pada akhirnya saya mendapatkan kepercayaan dari customer untuk membuat replika makanan dan menekuni bidang ini menjadi sebuah bisnis", ujarnya.

Saat ditemui pada 22 November 2019, di Kampus UPH Lippo Village, wanita yang akrab disapa Monica ini mengaku bahwa hingga saat ini masih jarang ditemukan bisnis yang serupa dengan yang dilakukannya. Apalagi dia membuat replika makanannya secara handmade dan terjun langsung dalam proses pembuatannya yang memakan waktu 2 hingga 3 minggu.

"Sebenarnya proses pembuatan replika makanan ini tidak semudah yang dibayangkan. Contohnya saja dalam membuat replika ayam goreng, pertama akan dibentuk dulu dari clay, lalu dibuat tekstur krispi seperti ayam goring asli, kemudian harus ditunggu kering baru bisa diwarnai. Proses pewarnaannya pun layer per layer. Jadi, dari warna yang muda dulu, dilanjutkan ke warna yang semakin tua di atasnya", jelasnya.

Monica yang menjadi salah satu winisuda pada Wisuda UPH 2019 "Grace Upon Grace" ini juga merasakan peran dari value dan skills yang diperolehnya selama menempuh pendidikan di UPH dalam bisnisnya saat ini.

"Pada saat saya menempuh studi di STPPH, saya diajarkan untuk mementingkan customer service. Jadi, hal ini sangat membantu saya dalam menangani dan menjaga hubungan dengan customer, serta meningkatkan kualitas produk. Salah satu nilai Godly Character yang diutamakan oleh UPH juga membuat saya selalu mengandalkan dan mempercayakan segala aspek kehidupan saya, termasuk bisnis ini kepada Tuhan", tuturnya.

Kini, Monica melihat bisnis kerajinan replika makanan ini sebagai salah satu inspirasi bisnis yang unik dan menjanjikan.

"Saat ini masih jarang ditemukan bisnis yang serupa dengan yang saya lakukan. Apalagi saya membuat replika makanan ini secara handmade, dimana orang-orang lain biasanya membuatnya menggunakan mesin", ucapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun