Sudah semestinya desa berdaulat dan mampu mengusahakan potensinya sendiri sesuai sumber daya yang dimiliki. Desa memiliki ruang bebas dalam berkreasi demi memenuhi kebutuhan masyarakat dan pada tingkat lanjutnya bahkan dapat memperoleh keuntungan sendiri.
Maka, tak heran jika keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sangat vital dalam menggerakan perokonomian dan geliat kewirausahaan di desa melalui sinergi seluruh elemen masyarakat.
Ada desa yang sudah memiliki BUMDes yang bisa dikatakan kuat dan ada yang sebaliknya. Bagaimana dengan Desa tempat Kelompok 740 Mahasiswa Membangun Desa (MMD) mengabdi?
Kabar baik datang dari Desa Entalsewu yang memiliki BUMDes yang fokus dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan bagi masyarakat desa. BumDes Entalsewu yang dikelola oleh Bapak Asrukin membudidayakan berbagai jenis sayuran seperti brokoli, kangkung, kol, dan lain-lain. Salah satu unggulannya adalah ternak lele.
Sayur-mayur dan lele yang dibudidayakan di BUMDes Entalsewu pada akhirnya akan kembali ke masyarakat dengan dijual kembali dengan harga yang terjangkau. Jadi, di satu sisi masyrakat terpenuhi kebutuhan pangannya dan di sisi lain BumDes dapat terus berjalan.
Lalu, Apa saja yang dilakukan mahasiswa Kelompok 740 bersama BUMDes Entalsewu?
Pada tanggal 14 Juli 2023, Diadakan kegiatan menanam sayuran di BUMDes Entalsewu bersama mahasiswa Kelompok 740. Mahasiswa dengan bimbingan BUMDes mencoba menanam tanaman produktif dan juga belajar mengenai perkembangan ikan lele sampai pada panen serta memindahkan lele berdasarkan ukuran.
Terhitung ada 30 tanaman brokoli yang dihasilkan dari kegiatan menanam sayuran. Sedangkan hasilnya dapat dilihat kurang lebih setelah beberapa bulan.
Yang tidak kalah menarik, tanaman sayur di BUMDes Entalsewu menggunakan pupuk kompos buatan sendiri serta tambahan nutrisi dari air kolam lele, menunjukan bahwa BUMDes Entalsewu selain memperhatikan ketahanan pangan juga tak kalah menitikberatkan pada kualitas dari pada hasil panennya.Â