Oleh : Aurelia Khoirunnisa
Dalam sebuah rumah banyak sekali figur yang ada pada keluarga, termasuk figur orang tua yang wajib mendidik anaknya menjadi manusia yang hebat dengan versi diri mereka sendiri. Terkadang, ada sebagian keluarga yang menuntut anaknya harus berprestasi dan berhasil, mengikuti berbagai les dengan terpaksa, sehingga membuat sang anak menjadi tertekan bahkan bisa menjadi gila dan yang paling fatal adalah ketika sang anak memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup memenuhi ekspetasi dari orang tuanya. Ini bukan tentang seumuran, lebih tua, atau lebih muda. Ini tentang menyeimbangkan hidup dan bisa berjalan beriringan dengan keluarga yang memberikan kenyamanan hati, kenyamanan disisi, dan kasih sayang tiada henti. Tentang tertawa bersama, saling support sesama keluarga, dan mendoakan satu sama lain.
Figur orang tua sangatlah penting untuk anak-anaknya, dan nantinya sang anak pun akan mengambil contoh sikap dan perilaku orang tuanya terhadap dirinya dimasa mendatang. Sebab itu, baiknya orang tua lebih mendekatkan diri lagi kepada anaknya, sehingga bisa berbicara lepas tanpa batas tanpa berpikir keluhannya ini pantas atau tidak untuk di ceritakan kepada orang tuanya. Ketika dunia begitu kejam, orang tua menjadi tempatnya untuk selalu pulang. Kekurangan masing-masing adalah tugas bersama untuk belajar saling menerima dan memperbaiki agar menjadi lebih baik. Karena pada dasarnya, orang tua dan anak memiliki kekurangan pada dirinya masing-masing.
Menariknya lagi, pelukan dari orang tua akan mentransfer hal luar biasa pada anak. Masing-masing akan mentransfer sifat tertentu pada anak, sehingga anak akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan percaya diri. Sebab, ketika anak berada di luar rumah maka akan ada banyak hal yang datang pada mereka, entah itu hal positif atau hal negatif, tergantung pada bagaimana sang anak menyikapinya.
Saat ayah memeluk, sesungguhnya ia mentransfer kemampuan kemandirian. Ayah mentransfer aspek berani untuk berinteraksi dengan figur otoritas yang ada di luar rumah. Anak-anak ini akan menjadi lebih kuat saat berada di luar rumah. Sebaliknya, anak-anak yang mendapat kekerasan dalam rumah tangga, cenderung menjadi penakut saat berada di luar rumah, akan tetapi bisa juga menjadi anak-anak yang bisa melakukan hal-hal yang di luar batas, tergantung dengan lingkungan yang mereka hadapi. Sedangkan, ketika ibu memeluk, sifat empati akan tersalurkan kepada anak. Ibu adalah figur afeksi, yang ketika anak sakit ia akan merawat dan memeluk anak untuk menyamankan. Sebab, pelukan antara orang tua dan anak dapat meningkatkan kecerdasan otak, merangsang keluarnya hormon oksitosin yang memberikan perasaan tenang pada anak, serta memberi dampak positif pada perkembangan anak. Akan tetapi orang tua juga harus menaruh kepercayaan kepada anak, supaya anak juga merasa bahwa ia dihargai oleh orang tua dan keluarganya.
Pada dasarnya, banyak orang yang menginginkan keluarga yang penuh akan kehangatan di dalamnya, penuh cinta dan kasih sayang. Memiliki ibu yang penyayang, ayah yang penyabar, kakak yang peduli, dan adik yang menghibur. Yang dimana ketika anak bangun dipagi hari, sarapan sudah disiapkan oleh ibu agar sang anak menjadi anak yang sehat. Dan memiliki keluarga yang saling support satu sama lain adalah satu dari sekian hal yang juga di dambakan sebagian orang terhadap keluarganya. Ibu dan ayah yang mendukung anaknya untuk membangun visi besar untuk menjadi manusia hebat. Menjadi anak yang hebat, yang membanggakan orang tua, keluarga, agama, dan bangsa.
“Milikilah tujuan hidup dan curahkanlah segenap pikiran dan tenagamu untuk pekerjaan dan tugas yang diberikan Tuhan kepadamu”
(Thomas Carlyle)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H