Semester pertama udah usai, dan momen yang paling ditunggu-tunggu oleh siswa, guru, dan orang tua juga. Ada yang penuh senyum, ada juga yang terdiam sambil mikir, "Kok nilai Matematika bisa segini?" Ya, mungkin salah satunya adalah aku.
Harapan aku saat beberapa bulan yang lalu adalah adanya peningkatan nilai di semester pertama, eh! Tapi kok malah turun? Aku juga terdiam saat melihat nilai-nilaiku sambil berpikir, "Lah, perasaan nilai semester 1 aku lebih baik dibandingkan pertengahan semester kemarin. Kok bisa berkurang, ya?"
Ya, saat aku lihat nilaiku juga aku kaget sih. Tapi mau bagaimana lagi, semua itu sudah berjalan sesuai dengan takdir.Â
Bagi sebagian orang, rapot adalah cermin usaha selama setengah tahun. Tapi kadang, rapot juga bisa jadi kejutan: kok bisa nilai Seni ku lebih rendah dari Matematika? Hmm, bisa saja kan? Siapa sangka.
Reaksi orang tua pun beragam. Ada yang santai, ada yang langsung investigasi. Yang pasti, semua reaksi mereka datang dari rasa peduli.
Ya, ada sih beberapa alasan kenapa nilaiku bisa berkurang. Aku sudah luangkan waktu untuk belajar, tapi karena aku orang yang pelupa, aku sering lupa dengan bahan-bahannya. Dan aku yang tahu kalau aku lupa dengan beberaoa bahan-bahannya pun seharusnya kan menghafal lagi, tapi aku malah tinggalin. Dalam pikiranku, "Ah, hafalin lagi aja besok di sekolah." Dan saat keesokan harinya, aku belajarnya juga kurang niat. Ya, begitulah.Â
Apa pun hasilnya, tetap semangat! Nilai hanyalah angka. Yang penting, kita terus belajar dan menikmati prosesnya. Semester 2, siap-siap bikin kejutan lagi!
Semoga di semester 2 bisa lebih berjuang lagi, ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H