Mohon tunggu...
Aurelia isna Nadhifah
Aurelia isna Nadhifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya seorang mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Persada Indonesia YAI

Hoby saya adalah memasak dan makeup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jejak Digital di Era Kecerdasaan Buatan (AI)

14 November 2024   19:09 Diperbarui: 14 November 2024   19:13 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di sebuah universitas terkemuka di Indonesia, para pelajar dan mahasiswa berjuang untuk memahami dan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam penelitian dan pengajaran. Namun, di Tengah kemajuan teknologi, munculnya tantangan baru. Bagaimana menjaga etikadalam penggunaan Al dan literasi digital.

Awal mulanya penemuan AI karena seorang dosen ilmu computer memperkenalkan alat AI terbaru kepada mahasiswanya "Dengan AI, kitab isa menganalisis data dalam hitungan detik" ujar dosen tersebut dengan rasa semangat. Namun, kita juga harus ingat bahwa teknologi ini membawa tanggung jawab. 

Mahasiswa mahasiswa itu terpesona oleh kemampuan AI untuk mengelola informasi
dengan begitu cepat. Mereka mulai menggunakan alat-alat tersebut untuk penelitianmereka, mulai dari analisis data hingga penulisan makalah. Salah satu siswa, yaitu Putri ,menemukan bahwa AI dapat membantu menemukan referensi yang relevan dengan cepat.

 Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin populernya penggunaan AI. Mulai melihat tanda tanda masalah. Beberapa siswa mulai mengandalkan AI sepenuhnya untuk menulis tugas mereka tanpa memahami isi materi. Karena semakin banyak yang memanfaatkan AI dengan tidak memahami isi materi atau prosesnya. 

Platfrom media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter/X menggunakan AI untuk Menyusun feed pengguna. Algoritma ini menganalisis perilaku pengguna, termasuk like, share, dan komentar, untuk memprediksi preferensi individu. Dengan demikian, konten yang muncul di feed pengguna lebih sesuai dengan keinginan mereka, meningkatkan interaksi dan ketertibatan. 

Shoppe marketplace online seperti amazon, shoppe, dan Tokopedia menggunakan AI untuk meningkatkan pengalaman belanja online. AI menganalisis perilaku pengguna,Riwayatpembelian, dan penelusuran untuk memberikan rekomendasi produk yang lebih relevan. Hal ini tidak hanya mempercepat proses belanja tetapi juga meningkatkan peluang konversi.

Teknologi GPS menggunakan AI untuk memberikan petunjuk arah yang lebih akurat system GPS memproses data lalu lintas secara real time, memprediksi waktu perjalanan, dan menyesuaikan rute. Dengan demikian, teknologi GPS dapat mengoptimalkan perjalanan dan mengurangi waktu tempuh.

Chatbot dan asisten cerdas yang didukung AI dapat berinteraksi dengan manusia dalam percakapan yang lebih kompleks. Mereka dapat memahami konteks dan menghasilkan repons yang heran terhadap Bahasa alami yang kompleks dan pertanyaan pelanggan. Chatbot sangat efektif dalam dukungan. Pelanggan, bantuan virtual, dan pembuatan konten personalisasi. Kemampuan pembelajaran berkelanjutan model ini memungkinkan chatbot beradaptasi dan meningkatkan kinerjanya seiring waktu. Kita dapat menggunakan kecerdasan AI dengan s

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun