Mohon tunggu...
Aurelia Saffa Firdausy
Aurelia Saffa Firdausy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa bahasa dan sastra lintas jurusan SMK desain kapal

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Simbiosis Antara AI dan Manusia

21 Juni 2024   23:30 Diperbarui: 21 Juni 2024   23:40 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Penggunaan AI yang tidak bertanggungjawab banyak memunculkan konten atau gambar palsu yang aslinya tidak pernah terjadi. Sehingga membuat lingkungan sosial sering mendapat informasi palsu atau hoax.

  • Menghapus keesensialan manusia

AI sering digunakan untuk meniru visual orang lain secara fisik, biasanya wajah, badan, dan suara. Jika hal itu terus-terusan dilakukan, maka suatu saat tidak akan ada pembedanya antara yang asli atau bukan.

  • Ketergantungan 

Dengan kemajuan teknologi AI di kehidupan manusia, itu tandanya sebagian permasalahan mudah untuk terselesaikan dengan cepat. Namun, dampak negatifnya adalah dapat berpotensi untuk membuat manusia ketergantungan, sehingga malas untuk mengembangkan ide dan kreativitas mereka.

SOLUSI YANG HARUS DILAKUKAN

  • Berpikir kreatif dan inovatif

Untuk menghadapi teknologi, perlu diimbangi dengan pikiran yang kritis dan kreatif. Karena sejatinya AI tidak sekreatif manusia. Setelah itu, barulah kembangkan pikiran itu dengan berinovasi.

  • Belajar dan adaptasi

Perkembangan AI yang tak terhindarkan bisa dijadikan untuk terus belajar dan beradaptasi untuk mengasah dan memantapkan kemampuan pada diri manusia.

  • Menguasai AI

Penguasaan AI yang tepat dapat memberikan keuntungan besar bagi penggunanya. Dengan menguasai AI dengan baik, maka orang tersebut akan memiliki skill yang berkali-kali lipat.

Hadirnya AI terbukti dapat sangat menguntungkan manusia. Manusia dapat secara bijak memanfaatkan AI untuk menyokong skill yang mereka miliki. AI bukan menjadi hal yang asing untuk berkarya sekarang ini. Namun, pada akhirnya manusia tidak bisa selalu bergantung dengan AI. Karena manusia memiliki ragam dan ciri khasnya sendiri dalam berkarya. Sedangkan AI tidak memiliki ciri khas tersendiri. Atau mungkin satu-satunya ciri AI adalah desainnya yang ‘tidak beperasaan’ atau kaku dan monoton. Kemunculan dan berkembangnya AI harusnya menjadi wadah untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam segala aspek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun