Konstruksi gender dalam cerita rakyat indonesia dipercaya sebagai refleksi dari budaya nilai -- nilaii masyarakat indonesia. Didalam cerita rakyat tersebut, ada perempuan yang dianggap sabagai sumber daya penting serta memiliki peran yang beragam. Â
Namun, kontruksi gender dalam cerita rakyat indonesia memiliki sisi negatif, seperti bagaimana perempuan digunakan sebagai  objek pengambilan keuntungan oleh laki -- laki yang tidak bertanggung jawab. Cerita rakyat merupakan bagian internal dari kekayaan budaya indonesia. Di dalam setiap cerita rakyat terdapat cerminan nilai, norma, kepercayaan masyarakat hal tersebut tergantung pada pengikutan zaman yang berlangsung.Â
Salah satu aspeknya yang mana seringkali tercermin dalam cerita rakyat adlah kontruksi gender dimana hal tersebut mengacu pada cara dimana masyarakat memahami dan membedakan peran serta karakteristik gender dalam kehidupan sehari -- hari. Kontruksi gender serin kali tercerminkan dengan jelas melalui karakter -- karakter dalam konteks cerita rakyat indonesia tersebut.Â
Di dalam essai tersebut penulis akan membahas bagaimana kontruksi gender terwujud dalam beberapa cerita rakyat indoensia yang terkenal, lalu bagaimana kontruksi gender dipercaya dalam cerita rakyat indonesia dsb.Â
Ada salah satu cerita rakyat yang dimana cerita tersebut menonjolkan kontruksi gender dengan berjudul "Bawang merah dan bawang putih". Perbedaan karateristik anatara bawangmerah dan ptih mencerminkan streorotip gender yang ditanamkan di dalam masyarakat dalam cerita tersebut. Bagaimana bawang merah digambarkan sebagai sosok egois, licik, jahat, tidak memiliki belas kasihan, dan sementaara bawang puti diilustrasikan sebagai perempuan yang baik hati, lembut, penyayang dan sabar.Â
Melalui karateristik masing -- masing mereka yang berlawan, cerita ini memiliki penggambaran pandangan tradisional terhadap laki -- laki dan perempuan dimana perempuan harus menjdadi sosok yang lembut dan penyayang sementara laki -- laki diharapkan untuk menjadi sosok kuat dan tegas yang bisa memimpin keluarganya nanti.Â
Selain "bawang merah dan bawang putih" ada cerita lain rakyat yang menunjukkan kontruksi gender adalah "Malin Kundang" dalam cerita tersebut malin kundang digambarkan sebagai sosok laki -- laki yang ambisius dan kuat, seperti cerita yang kita ketahui malin kundang di gambarkan sebagai sosok laki -- laki yang ambisus dan kuat yang meninggalkan ibunya demi mencari kekayaan diluar negeri.
Sementara itu, ibunya yang sudah rentan tidak memiliki cukup kekuatan untuk menahan malin kundang pergi akhirnya hanya bisa menangis dan berdoa agar anaknya selamat. Peran ibu dalam cerita ini menekankan pada stereotip perempuan sebagai sosok yang lemah dan pasif yang hanya bisa bergantung pada laki -- laki.Â
Kontruksi gender dalam "malin kundang" mencerminkan pandangan tradisonal tentang perempuan sebagai makhluk yang lebih rendah dan tidak berdaya dibandingkan laki -laki. Namun berbalik dengan cerita rakyat :Luntung Kasarung" dimana ceritatersebut menceritakan tokoh utama Nyi Roro Kidul yang digambarkan sebagai sosok perempuan kuat dan berpengaruh.Â
Bagaimana mungkin? Dia dipercaya memiliki kekuatan disik danmagis yang luar biasa juga memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan yang melebihi para penguasa lainnya. Dengan karakter tersebut, cerita menantang stereotip gender ini melekat pada perempuan dalam masyarakat tradisonal yang mana ering kali dianggap sebagai makhluk lemah lembut dan tergatung pada laki -laki padahal perempuan sendiri bisa mencari pekerjaan sendiri.Â
Adapula cerita rakyat "Kancil dan Buaya" cerita tersebut menunjukkan pergeseran dalam kontruksi gender. Bagaimana mungkin kancil yang digambarkan sebagai binatang kecil dan lemah sebagai tokoh utama, tapu di mampu mengalahkan buaya yang digambarkan sebagai makhlukyang kuat dan berbahaya.Â
Keberhasilan kancil tersebut dalam mengatasi rintangan dan tantangannya bisa mengalahkan musuhnya yang menunjukkan hal tersebut bahwa kekuatan sejati tidak selalu terletak pada ukuran atau kekuatan fisik semata, tetapi juga bisa pada kecerdasan dan keberanian. Dengan demikian, cerita ini memberikan pesan bahwa perempuan tidak selalu harus menjadi sosok yang lemah atau tergantung pada laki -- laki untk mencapai kesuksesan.Â
Seperti yang kita ketahui bahwasannya mengenai kontruksi gender dalam cerita rakyat indonesia menunjukkan bahwa kontruksi gender dalam cerita rakyat indonesia adalah fonemena yang cukup kompleks, seperti menjadi pengarah, treder, dan pelajar.Â
Namun, kontruksi gender dalam cerita rakyat tersebut memojokkan perempuan dimana sebagai onjek pengambilan keuntungan laki-laki. Kontraksi gender dalam cerita rakyat indonesia dipercaya sebagai refleksi dari budaya dan nilai nilai masyarakat indonesia. Dimana dalam cerita tersebut perempuan memiliki peran penting dalam keseluruhan pilar kehidupan, seperti menjadi pengarah, trader, pelajar dsb.Â
Berikut beberapa contoh kontruksi gender dalam cerita rakyat indonesia. Dwei Sri dikenal sebagai perempuan yang memiliki peran penting yang membawa kemakmuaran dan kesuksesan pada laki -- laki. Namun adanyya kontruksi gender dalam cerita rakyat ini akhirnya memiliki sisi negatiif, seperti penggunaan perempuan sebagai objek pengambil keuntungan oleh laki laki.Â
Lalu ada si pitung, dalam ceritanya perempuan ini memiliki peran dalam membantu laki laki dalam berperang namun sisi negatif nya seperti penggunaan perempuan sebagai objek pengambilan untung laki laki.Â
Dalam keseluruhan, kontruksi gender dalam cerita rakyat indonesia mencerminkan nilai -- nilai dan pandangan masyarakat terhadap perempuan dan laki laki. Meskipun beberapa cerita masih memperkuat stereotip gender tradisional sepeti "bawang putih dan bawang merah" dan "maling kundang" tapi masih ada juga cerita yang menunjukkan pergeseran dalam konstruksi gender, seperti "luntung kasarung" dan "kancil dan buaya".Â
Dengan adanya cerita bervariasi ini, cerita rakyat indonesia memberikan rruan untuk refleksi dan pembaruan terhadap konsep gender dalam masyakarat , serta bagaimana untuk memungkinkan mengekploriasi peran perempuan dan laki laki dalam cara yang lebih inklusif dan progresif.Â
Daftar Pustaka
Nugroho, Riant. 2008. Gender dan Strategi Pengarus-utamaannya di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fakih, Mansour. 1999. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelaj
Yasarella Yislia. 2024. Kotruksi gender dalam cerita rakyat : maskulinitas.Â
Natalie Fixmer-Oraiz_ Julia T. Wood - Gendered Lives_ Communication, Gender, & Culture-Cengage Learning (2019). (n.d.).
Sugihastuti & Suharto. 2005. Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dewi, A., & Meilinawati, L. (2015). "Konstruksi gender dalam novel Utsukushisa To karya Yasunari Kawabata." Metasastra, 8(2), 179--192.
Hanum, Farida. 2018. Kajian dan dinamika gender. Malang: Intrans Publishing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H