Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terdiri dari lima orang sedang mengkaji fenomena tingkat keterlibatan warga negara pada generasi strawberry yang cenderung menghindari (avoidance), yang dapat memicu Gangguan Kepribadian Menghindar (AvPD).Â
Penelitian ini dilakukan oleh Aura Sabrina M, Nurul Sidiqah, Laila Puspita A dari Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Indra Abdul M dari Program Studi Sosiologi, dan Sheryl Ghefira H dari Program Studi Psikologi. Dosen pembimbing dalam penelitian ini adalah Ibu Pitria Sopianingsih, M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) UPI.
Riset ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dengan ketua tim Aura Sabrina M, yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek).
"Penelitian ini menggabungkan ilmu dari studi PPKn, sosiologi, dan psikologi, karena ciri perilaku menghindar (avoidance) tidak hanya berdampak pada sisi psikologis, tetapi juga berdampak pada aspek sosial dan peran keterlibatan individu sebagai warga negara," tutur Aura, ketua penelitian.Â
Menurutnya, perilaku menghindar ini dapat berdampak negatif bagi individu dalam berbagai aspek. Sebagai mahasiswa dari Program Studi PPKn, ia melihat adanya kemunduran partisipasi sebagai warga negara pada generasi strawberry dari rentang umur 15-40 tahun. Setelah melakukan tinjauan pustaka, generasi strawberry ini banyak yang cenderung menghindari interaksi sosial, yang berujung pada perasaan kesepian dan keterasingan.Â
"Melalui penelitian ini, kami berharap dapat memberikan edukasi dan motivasi, terutama pada generasi strawberry, mengenai dampak perilaku menghindar pada aspek psikologis, sosial, dan peran keterlibatan sebagai warga negara. Kami berharap hasil penelitian ini dapat menjadi referensi penting bagi peneliti lainnya dan masyarakat dalam mengatasi fenomena ini serta membangun generasi yang lebih tangguh dan terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara," lanjut Aura.
Dalam merealisasikan harapan penelitian, terdapat program berupa pemberian edukasi dan afirmasi positif yang dapat meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya interaksi sosial dan aktif berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat, serta membantu membangun kepercayaan diri dan motivasi untuk terlibat secara konstruktif dalam aktivitas sosial.Â
Penelitian ini juga mencakup program role play, yang melibatkan subjek penelitian untuk bermain peran sebagai sarana kreatif dan menyenangkan dalam mempraktikkan keterampilan komunikasi serta kerjasama.
"Strawberry generation ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan generasi muda yang dianggap rentan atau lebih sensitif terhadap tantangan atau tekanan dalam kehidupan, mirip dengan buah strawberry yang mudah rusak atau cepat layu. Hal tersebut terkadang jarang disadari oleh individu, namun dampaknya bisa sangat berbahaya, termasuk dalam tingkat keterlibatan mereka sebagai warga negara.
 Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya perilaku menghindar dalam menghambat pembentukan karakter dan identitas kewarganegaraan," jelas Ibu Pitria Sopianingsih, M.Pd, dosen pembimbing.
Pernyataan tersebut menggambarkan bagaimana istilah "strawberry generation" digunakan untuk mengilustrasikan kepekaan yang lebih tinggi terhadap tekanan dan tantangan dalam kehidupan, serupa dengan sifat buah strawberry yang mudah rusak. Hal ini menyoroti kondisi di mana generasi ini mungkin tidak menyadari secara penuh dampak dari perilaku mereka, seperti menghindari interaksi sosial atau tanggung jawab kewarganegaraan.Â
Implikasinya, perilaku ini dapat menghambat pembentukan karakter dan identitas kewarganegaraan yang kuat dan berkomitmen. Diharapkan, melalui penelitian ini, kesadaran akan bahaya dari perilaku menghindar dapat ditingkatkan, memberikan landasan untuk mengembangkan strategi edukasi dan intervensi yang dapat memperkuat kembali keterlibatan aktif mereka dalam masyarakat dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H