Mohon tunggu...
Auraria Cherly
Auraria Cherly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa angkatan 2021 jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UNNES Sosialisasikan Program GAYAM BETUL: Optimalisasi Pencegahan Penularan TBC Melalui PHBS di SMP Negeri 4 Semarang

4 November 2024   01:18 Diperbarui: 4 November 2024   02:06 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang (30/08/24) - Melalui program PKL MBKM SKM Penggerak 2024, Mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyerahkan hasil karya berupa stiker mengenai tata cara cuci tangan menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia di SMP Negeri 4 Semarang, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Program GAYAM BETUL (Gayamsari Bebas Tuberkulosis) merupakan program yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam rangka mencegah penularan penyakit tuberkulosis. 

Stiker ini ditempel dibeberapa titik wastafel dan toilet-toilet yang ada di sekolah. Sebelum melakukan penempelan stiker tata cara cuci tangan dengan benar, mahasiswa UNNES melakukan sosialisasi untuk melakukan simulasi pelaksanaan cuci tangan dengan benar. Sosialisasi ini dilakukan di ruang kelas dan mendapat respon yang positif dari para siswa, ditandai dengan seluruh siswa kelas VII mengikuti arahan mengenai cuci tangan dengan benar.  Menempelkan stiker yang berisi tata cara cuci tangan di sekolah adalah salah satu langkah konkret untuk mengedukasi siswa dan seluruh warga sekolah tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), khususnya dalam hal mencuci tangan yang benar.

Sumber: pribadi
Sumber: pribadi

Terdapat  beberapa alasan mengapa tindakan ini dapat berkontribusi secara efektif dalam optimalisasi pencegahan penularan tuberkulosis (TB) melalui PHBS di sekolah, yaitu yang pertama meningkatkan kesadaran hygiene. Stiker dengan panduan cuci tangan yang benar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berfungsi sebagai pengingat visual yang mudah dipahami. Ketika stiker ini ditempel di tempat-tempat strategis seperti dekat wastafel atau toilet, siswa dan staff sekolah secara berkala diingatkan untuk mencuci tangan dengan cara yang benar, yang dapat mengurangi paparan terhadap kuman dan virus, termasuk Mycobacterium Tuberculosis yang menyebabkan tuberkulosis.

Kedua yaitu meningkatkan kepatuhan PHBS .  Menurut pedoman PHBS di sekolah, salah satu aspek utamanya adalah mencuci tangan dengan benar. Penyediaan panduan praktis yang dapat langsung diikuti, seperti pada stiker, membantu memastikan bahwa siswa mencuci tangan dengan teknik yang benar, terutama setelah batuk atau bersin, setelah menggunakan toilet, sebelum makan, dan setelah beraktivitas di luar ruangan. Kepatuhan ini penting untuk mencegah penyebaran bakteri atau virus yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan seperti tuberkulosis.

Ketiga yaitu mendukung kebiasaan hidup bersih sejak dini . Mengedukasi siswa tentang pentingnya cuci tangan dengan teknik yang tepat membantu menanamkan kebiasaan baik sejak dini. Kebiasaan ini tidak hanya bermanfaat dalam mencegah tuberkulosis tetapi juga membantu dalam pencegahan penyakit menular lainnya seperti flu, diare, dan penyakit kulit. Dengan menginternalisasi kebiasaan cuci tangan yang benar, siswa diharapkan menjadi agen perubahan di lingkungan mereka, menyebarkan perilaku sehat di rumah dan masyarakat.

Keempat yaitu mendukung program pencegahan tuberkulosis di sekolah melalui edukasi berkelanjutan. Stiker cuci tangan dari Kemenkes dapat menjadi bagian dari program edukasi kesehatan berkelanjutan di sekolah. Program ini dapat dikaitkan dengan kampanye atau sosialisasi lain yang lebih luas terkait pencegahan tuberkulosis, seperti etika batuk, menjaga kebersihan lingkungan kelas, serta pentingnya ventilasi yang baik. Edukasi berulang ini, didukung dengan media visual seperti stiker, membantu memperkuat pesan tentang pentingnya menjaga kesehatan untuk mencegah tuberkulosis.

Selain itu, pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga dilakukan dengan cara makan bersama dengan membawa bekal yang berisi gizi seimbang

Sumber: pribadi
Sumber: pribadi

Dengan kata lain, menempelkan stiker tata cara cuci tangan yang sesuai dengan standar Kemenkes adalah salah satu langkah sederhana namun strategis dalam upaya optimalisasi pencegahan penularan TB di sekolah melalui pendekatan PHBS. Upaya ini tidak hanya mempengaruhi perilaku individu, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan lingkungan sekolah secara keseluruhan, menjadikan sekolah sebagai tempat yang lebih sehat dan aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun