Oleh: Aura Laili Ahadi FatimaÂ
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi semua orang. Pendidikan tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga aspek non akademik seperti aspek psikologis. Penting bagi pendidik memberikan perhatian terhadap kesejahteraan psikologis siswa. Salah satu upayanya adalah dengan adanya program Bimbingan dan Konseling di sekolah, adanya program bimbingan dan konseling di sekolah digunakan untuk mengatasi berbagai macam permasalahan di sekolah, serta memberi arahan dan pemahaman kepada siswa. Adanya program bimbingan dan konseling tak luput dari keberadaan guru BK. Guru BK setidaknya menempuh pendidikan khusus bimbingan dan konseling, dikarenakan guru BK dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep Bimbingan dan Konseling di sekolah agar dapat membantu siswa yang sedang mengalami masalah akademik maupun non akademik.Â
Banyak masalah dan tantangan yang dihadapi peserta didik, salah satunya adalah bullying atau perundungan. Apa Sih bullying itu? Bullying adalah istilah untuk tindakan kekerasan atau penindasan oleh pihak yang merasa kuat dan merasa menguasa kepada pihak yang lemah, sehingga korban merasa tertekan, takut, dan trauma. Dikutip dari berita kompas disebutkan bawa di Indonesia per-September 2024 ada sekitar 293 kasus kekerasan dan 31% nya adalah perundungan. Dilihat dari jumlahnya kenaikan kasus meningkat dari pada tahun 2023, dimana kasus di tahun 2024 melebihi total kasus di tahun 2023. Bullying dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi siswa, siswa akan merasa takut dan enggan mengikuti kegiatan belajar di sekolah bahkan tidak ingin bersekolah, dan hal tersebut dapat mengganggu dan menghambat perkembangan siswa.Â
Perilaku bullying dilakukan karena ingin menjadi penguasa dan tidak sedikit karena faktor ikut-ikutan teman yang mana artinya mereka dipaksa oleh temannya. Karena takut melawan keinginan gengnya maka ia terpaksa untuk ikut menjadi pelaku bullying. Jika tindakan bullying terus dibiarkan, maka kemungkinan tujuan pendidikan di Indonesia akan sulit untuk dicapai, maka dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak seperti pemerintah, orang tua, sekolah dan guru untuk mencegah dan mengatasi tindakan bullying. Pihak sekolah terutama guru BK berperan penting untuk mencegah dan mengatasi kasus bullying dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang sesuai dan dapat diterima siswa. Â
Terdapat beberapa cara untuk mencegah tindakan bullying di sekolah, seperti:
1. Memberi informasi dan pemahaman yang jelas kepada siswa mengenai apa itu bullying, seperti konsekuensi apabila melakukan bullying, dan macam-macam perilaku bullyingÂ
2. Membangun pedoman yang tegas mengenai tindakan bullying, dan membuat kesepakatan dengan siswa mengenai konsekuensi dari tindakan bullyingÂ
3. Selalu memperhatikan peserta didik yang rentan di bully, seperti anak dengan disabilitas, anak yang memiliki fisik berbeda, anak yang terlihat lemah, anak yang memiliki perbedaan dengan temannya, anak baru atau anak pindahan, dll.Â
4. Guru BK rutin memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa baik secara individu maupun kelompok
5. Bekerja sama dengan guru kelas, dan orang tua untuk meningkatkan kesadaran terhadap bullyingÂ
6. Menekankan perilaku baik, dan empati di sekolah
Apabila sudah teridentifikasi terdapat pembullyan di sekolah guru dapat melakukan beberapa hal untuk mengatasi pembullyan di sekolah, seperti:
1. Memberikan dukungan kepada korban bullyingÂ
2. Memberi sanksi tegas kepada pelaku bullying
3. Melibatkan pihak orang tua untuk menyelesaikan masalah
Guru juga harus lebih memperhatikan siswa, karena tidak semua siswa yang menjadi korban bullying dapat menyampaikan perasaannya, tak jarang siswa lebih memendam apa yang ia rasakan. Apabila hal tersebut terus terjadi dan tidak diketahui oleh guru maka akan menimbulkan dampak yang berbahaya seperti mencelakai diri sendiri dan bunuh diri. Maka dari itu guru harus lebih memperhatikan siswa dan mengamati siswa dengan cara:
1. Mengamati tanda fisik siswa seperti memar, atau goresan, atau hal yang lebih parah lainnya
2. Mengamati siswa yang tiba-tiba tidak pernah masuk sekolah dalam waktu yang lama dan menanyakan alasannyaÂ
3. Ketika berada di lingkungan sekolah siswa terlihat cemas, dan tidak nyaman, dan pada saat di kelas siswa tidak fokus dan lebih sering melamun
4. Juga dapat dilihat dari prestasi siswa yang tiba-tiba menurunÂ
Tanda-tanda diatas tidak dapat menjadi patokan pasti untuk mengidentifikasi bahwa siswa tersebut mengalami bullying. Tetapi sebagai tanda yang harus diperhatikan oleh guru. Guru perlu mengidentifikasi lebih lanjut mengapa siswa melakukan hal-hal tersebut. Guru bimbingan dan konseling dapat mengupayakan berbagai macam tindakan untuk mengatasi masalah dan mampu merubah perilaku negatif siswa menjadi perilaku yang positif.Â
Bullying menjadi salah satu masalah besar di lingkungan sekolah yang harus dicegah dan diatasi karena menimbulkan trauma pada korban, dan berakibat pada kegiatan belajar yang tidak efektif serta tidak tercapainya hasil belajar yang diinginkan. Guru BK harus bisa mengambil tindakan yang tepat untuk menanggulangi masalah bullying di sekolah. Selain guru BK seluruh warga sekolah juga harus ikut berpartisipasi dalam mencegah dan mengatasi perilaku bullying di sekolah. Selain dari pihak sekolah pihak pemerintah juga harus lebih peduli terhadap kasus-kasus pembullyan serta memberi aturan tegas mengenai konsekuensi yang akan diterima apabila terjadi kasus peundungan. Orang tua juga berperan penting untuk mendidik anaknya agar lebih terbuka dan mendidik anaknya agar memiliki rasa hormat dan empati kepada orang lain. Semua pihak seperti pemerintah, sekolah, orang tua, bahkan masyarakat harus saling mendukung untuk mengatasi dan mencegah adanya tindakan bullying.Â
Daftar PustakaÂ
Adiyono., Irvan., dan Rusanti. (2022). Peran Guru dalam Mengatasi Perilaku Bullying. Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 6 (3).
Bu'ulolo, Saferius., Zagoto, Sri Florina L., Laia, Bestari. (2022). Peran Guru Bimbingan dan  Konseling dalam Mencegah Bullying di SMA NEGERI 1 AMANDRAYA Tahun Pelajaran 2020/2021. 2(1)
Harahap, Darwin. 2020. Peran Guru Bimbingan Konseling dalam Menangani Kenakalan Siswa. 2(1)
Mashabi, Sania dan Prastiwi, Mahar. (2024). JPPI: Sepanjang Tahun 2024 Ada 293 Kasus Kekerasan di Sekolah. Diakses 16 Desember 2024 dari https://www.kompas.com/edu/read/2024/10/24/163509171/jppi-sepanjang-tahun-2024-ada-293-kasus-kekerasan-di-sekolah
Sulistyani, Indri., Rahmawati, Dini., Ajie, Rohastono. (2021). Peran Guru Bimbingan Konseling dalam Meminimalisir Perilaku Bullying. 2(4)
Unicef. Cara Membicarakan Bullying dengan anak anda. Â Diakses 16 desember 2024 dari https://www.unicef.org/indonesia/id/cara-membicarakan-bullying-dengan-anak-anda?gad_source=1&gclid=CjwKCAiAgoq7BhBxEiwAVcW0LH2RQp85DVu-MYCXWUKLQFT6HcteZXJQX2rQC5VIVc2t6ayca6YEYBoC4hgQAvD_BwE
Unicef. Tips Untuk Guru Mengatasi bullying. Diakses 16 desember 2024 dari https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/tips-untuk-guru-mengatasi bullying?gad_source=1&gclid=CjwKCAiAgoq7BhBxEiwAVcW0LBEEHOAybVmVsdZJ2AjsgnmpPs4TfkySrhGvqzuUgc5wv15zqrEirhoCi2kQAvD_BwE
Yandri, Hengki. (2014). Peran Guru BK/Konselor dalam Pencegahan Tindakan Bullying di Sekolah. 7(1), 98-106
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H