Pada tahun 2024. Gunung Merapi yang terletak di Sumatera Barat mengalami fenomena letusan yang cukup signifikan. Letusan ini merupakan bagian dari siklus aktivitas vulkanik yang terjadi secara periodik pada gunung berapi aktif.Â
Proses terjadinya letusan ini dimulai dengan adanya penumpukan tekanan dari magma yang ada di dalam perut bumi. Ketika tekanan tersebut semakin besar dan tidak dapat tertampung oleh lapisan batuan yang ada.Â
Maka magma akan mencari celah untuk keluar, menghasilkan letusan. Letusan Gunung Merapi Sumatera Barat 2024 ini. Disebabkan oleh peningkatan aktivitas seismik dan vulkanik yang terdeteksi oleh para ahli geologi sebelumnya.Â
Tanda-tanda awal dari letusan seperti gempa vulkanik, semburan gas, dan asap tebal sudah mulai teramati beberapa hari sebelum puncak letusan terjadi. Ketika letusan terjadi, material vulkanik seperti abu, batuan, dan gas beracun dikeluarkan dengan kekuatan besar.Â
yang menyebabkan dampak signifikan bagi lingkungan sekitar. Letusan ini menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat di sekitar kawasan Gunung Merapi. Beberapa desa terpaksa dievakuasi karena terpapar abu vulkanik dan potensi bahaya aliran lahar dingin (Galodo).Â
Meskipun letusan ini menimbulkan kerusakan, namun fenomena ini juga merupakan bagian dari siklus alam yang menunjukkan kekuatan dinamika bumi. Â Galodo, atau banjir lahar, adalah fenomena yang terjadi ketika letusan gunung berapi.Â
Yang menghasilkan aliran material vulkanik yang mengalir melalui sungai dan lembah, serta air hujan Salah satu contoh galodo yang terjadi akibat letusan Gunung Merapi di Sumatera Barat. Yang menyebabkan kerusakan besar di beberapa daerah.Â
Akibat letusan Gunung Merapi yang memicu terjadinya galodo, banyak korban jiwa dan kerugian material yang dialami oleh masyarakat setempat. Banjir lahar yang terjadi membawa material seperti batu, pasir, dan lumpur, menghancurkan rumah, pertanian, serta infrastruktur vital seperti jembatan dan jalan.Â
Selain itu, galodo juga menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, merusak kawasan pertanian yang bergantung pada tanah subur dan merusak ekosistem sungai. Aparat pemerintah, termasuk petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), TNI, Polri, serta tim SAR.
Berperan aktif dalam menyelamatkan korban dan mengurangi dampak bencana. Untuk erupsi Gunung Merapi, aparat terjun langsung ke area terdampak, melakukan evakuasi warga dari zona berbahaya, serta memberikan bantuan logistik dan medis.
Petugas juga mengatur titik pengungsian yang aman, memberikan informasi yang jelas tentang perkembangan situasi erupsi, dan memastikan proses evakuasi berjalan lancar meskipun sangat sulit.Â
Kecepatan dan ketepatan petugas dalam mengidentifikasi titik-titik rawan bencana sangat penting untuk meminimalisasi korban jiwa. Aparat bekerja sama dengan warga dan relawan untuk mengevakuasi korban yang terjebak di tengah derasnya arus banjir, mencari orang hilang, dan menyalurkan bantuan pangan serta obat-obatan.Â
Selain itu, aparat juga melakukan pemulihan infrastruktur yang rusak akibat bencana ini, seperti jembatan yang putus dan rumah-rumah yang hancur, agar akses transportasi dan distribusi bantuan kembali normal.Â
Para korban yang selamat harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah kondisi yang sangat sulit. Banyak keluarga yang kehilangan tempat tinggal, harta benda, bahkan nyawa akibat bencana ini.Â
Selain itu, kerugian ekonomi yang ditimbulkan sangat besar, karena banyak sektor pertanian yang hancur, sementara proses pemulihan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pihak berwenang dan lembaga terkait bekerja keras untuk memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat mengenai potensi bahaya serta langkah-langkah evakuasi yang diperlukan.Â
Para  ilmuwan terus memantau kondisi gunung untuk memprediksi letusan lebih lanjut dan mencegah kerugian yang lebih besar.
Kesimpulannya, letusan Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2024 telah memicu terjadinya galodo di Sumatera Barat, yang merupakan bencana alam berupa aliran longsor lahar akibat campuran material vulkanik dan hujan lebat.Â
Fenomena ini menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur, lahan pertanian, dan pemukiman, serta mengancam keselamatan warga sekitar. Bencana ini menegaskan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat serta pihak berwenang dalam menghadapi potensi bencana alam, agar dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir dan keselamatan warga terjaga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI