Mohon tunggu...
Aura Akmalia
Aura Akmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

220103110034| Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan | Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Stunting dan Pengaruhnya Terhadap Masa Depan Anak Bangsa

10 September 2023   16:17 Diperbarui: 10 September 2023   16:21 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, prevalensi stunting pada balita mencapai 30,8 persen yang berarti bahwa satu dari tiga anak balita mengidap stunting. Namun, berita terbaru menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022.

Meski mengalami penurunan tidak dapat dipungkiri bahwa stunting merupakan masalah yang serius dan harus segera diatasi. Beberapa faktor yang menyebabkan stunting antara lain kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sehingga menyebabkan anak kurang asupan gizi berkualitas saat masa pertumbuhan, anak mendapatkan gizi MPASI yang berkualitas buruk, terjadi infeksi pada ibu selama kehamilan atau pada anak selama pertumbuhan, pola asuh yang kurang efektif, pola makan yang salah, sakit infeksi yang berulang pada anak. Faktor lingkungan seperti sanitasi yang buruk juga mempengaruhi stunting pada anak.

Mengenali ciri-ciri stunting sangat penting untuk mencegah terjadinya kondisi stunting pada anak. Selain memperhatikan faktor penyebab stunting, orang tua harus mengetahui ciri-ciri atau tanda-tanda stunting pada anak, Berikut adalah tanda-tanda stunting yang perlu diperhatikan: anak mengalami keterlambatan pertumbuhan, berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya, tanda pubertas yang terlambat, wajah tampak muda dari anak seusianya, anak memiliki performa yang buruk pada memori belajar dan tes perhatian, anak menjadi pendiam dan sulit melakukan eye contact. Tinggi badan merupakan indikator penting dalam mengidentifikasi terjadinya stunting pada anak, mengingat bahwa pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari berat badan tetapi juga tinggi badan, tinggi badan ini juga menjadi penanda apakah nutrisi anak sudah tercukupi atau belum.

Stunting yang terjadi di Indonesia berpotensi untuk menghambat pertumbuhan ekonomi dan beban pembiayaaan Kesehatan. Besar potensi kerugian ekonomi akibat stunting pada balita secara nasional sekitar 0,04-0,016% dari total PDB Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya penanganan dari pemerintah dan Masyarakat untuk mengatasi masalah stunting pada anak di Indonesia. Stunting juga memiliki dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar dan resiko terkena penyakit degenerative di masa tua.

Upaya yang bisa dilakukan masyarakat dalam mengatasi stunting adalah memperbaiki pola makan, pola asuh dan sanitasi. Pemerintah juga perlu berupaya untuk meningkatkan ketersediaan layanan kesehatan, termasuk layanan sanitasi dan air bersih. Beberapa Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi stunting antara lain:

  • Program pilar (Peningkatan gizi Masyarakat dan keluarga) melalui program ini pemerintah memberikan edukasi dan penyuluhan kepada Masyarakat mengenai pentingnya gizi dan Kesehatan keluarga
  • Pemerintah memberikan makanan tambahan serta obat cacing dan diare pada anak-anak yang mengalami stunting guna mengurangi masalah gizi.
  • Pemerinntah meningkatkan akses terhadap sanitasi dan air bersih
  • Penyuluhan dan edukasi mengenai pentingnya konsumsi gizi yang cukup dan pola sasuh yang baik
  • Membangun infrastruktur air minum dan sanitasi

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, stunting ini merupakan gangguan pada pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi, hal ini jika tidak diatasi dapat membawa dampak serius terhadap masa depan anak bangsa. Anak merupakan asset bagi masa depan bangsa dan stunting dapat menghambat potensi mereka dalam berbagai aspek kehidupan dimasa depan. Penting bagi pemerintah untuk mengambil tindakan yang konkret dalam mencegah stunting. Selain itu perlu diingat bahwa mencegah stunting bukan hanya tugas pemerintah saja melainkan tugas semua anggota masyarakat.

Kasus stunting bukan hanya masalah saat ini melainkan masalah yang memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan suatu negara. Dengan mencegah stunting sejak dini kita dapat menciptakan generasi yang berkualitas dan memiliki masa depan yang cerah. Stunting bukan hanya tentang kesehatan fisik tetapi juga tentang memberikan kesempatan anak untuk berkembang menjadi individu yang memiliki potensi tinggi dan berkontribusi terhadap kemajuan bangsa.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun