Mohon tunggu...
Aulia Puspitasari
Aulia Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Scrol tiktok

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

analisis sektor unggulan kabupaten tapin tahun 2018

5 November 2024   05:42 Diperbarui: 5 November 2024   07:30 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengembangan wilayah Kabupaten Tapin, terutama pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan, memerlukan pendekatan strategis untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam. Potensi sektor-sektor ini sebagai penggerak ekonomi utama perlu diidentifikasi dan dikembangkan berdasarkan komoditas unggulan di masing-masing sub-sektor agar tercapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Komoditas unggulan yang kuat secara ekonomi dan ekologi dapat menjadi pendorong daya saing daerah dan penguat struktur ekonomi lokal (Abidin, 2021).

Komoditas unggulan adalah produk yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif di suatu daerah, baik dari aspek ekonomi, geografis, maupun sosial. Dalam konteks pengembangan wilayah, komoditas unggulan dapat menjadi prioritas karena memiliki potensi untuk berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung keberlanjutan ekonomi.

Beberapa daerah menggunakan komoditas unggulan untuk memperkuat sektor lokal dan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Misalnya, Pangandaran fokus pada pengembangan tanaman pangan sebagai strategi pertumbuhan ekonomi (Zamhari, 2017). Dukungan infrastruktur, kebijakan pemerintah, serta pelatihan bagi pelaku usaha menjadi faktor penting untuk memastikan komoditas-komoditas ini berdaya saing dan berkelanjutan dalam jangka Panjang.

Hasil analisis komoditas unggulan di Kabupaten Tapin untuk sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan pada tahun 2018 menunjukkan potensi signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Hasil dari metode Location Quotient (LQ) dan Shift-Share Analysis menunjukkan bahwa beberapa komoditas memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang dapat menjadi basis pengembangan wilayah ini.

1. 1.Sektor Pertanian

Berdasarkan analisis LQ, komoditas jagung dan mangga memiliki nilai LQ > 1, yang menandakan keunggulan komparatif dibandingkan rata-rata provinsi. Jagung sebagai komoditas utama menunjukkan bahwa Kabupaten Tapin memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan, sementara mangga menjadi komoditas untuk mendukung ketahanan pangan dan diversifikasi pendapatan di sektor pertanian, tetapi juga membuka peluang ekspor dan pengembangan industri olahan, menjadikannya komoditas penting dalam agribisnis. National Growth Effect pada Shift-Share Analysis menunjukkan adanya pertumbuhan positif yang stabil pada sektor pertanian di Tapin, dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan regional. Pada komoditas pertanian Kabupaten Tapin tahun 2018, analisis ini membantu mengidentifikasi apakah pertumbuhan komoditas tertentu (misalnya jagung dan mangga) disebabkan oleh perkembangan ekonomi nasional, kekuatan industri sektor pertanian secara umum, atau keunggulan kompetitif spesifik yang dimiliki Kabupaten Tapin.

2. Sektor Perkebunan

Komoditas unggulan pada sektor Perkebunan ini adalah karet dan kelapa sawit, yang memiliki nilai LQ rendah, terutama karet yang menunjukkan potensi sebagai komoditas ekspor. Produktivitas karet dan kelapa sawit di Kabupaten Tapin masih menghadapi kendala, terutama dari segi kualitas tanaman dan pemeliharaan. 

Hasil Olah Data, 2024
Hasil Olah Data, 2024

Banyak tanaman karet dan sawit telah menua, sehingga produksi getah dan buah sawit menurun. Selain itu, kondisi lahan dan minimnya penerapan teknologi modern dalam perkebunan juga mengakibatkan rendahnya hasil panen, yang memengaruhi daya saing produk ini di pasar regional. Kedua komoditas ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tapin. Regional Competitive Effect dari Shift-Share Analysis juga menunjukkan bahwa komoditas karet lebih tertinggal di semua kecamatan di Kabupaten Tapin dibandingkan wilayah lain di Kalimantan Selatan, terutama karena banyak tanaman karet di Kabupaten Tapin telah memasuki fase tua, yang menyebabkan produktivitasnya menurun secara signifikan. Tanaman tua menghasilkan getah yang lebih sedikit dan membutuhkan biaya perawatan yang lebih tinggi, sehingga kurang menarik secara ekonomi bagi para petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun