memperkenalkan konsep "belajar bermakna" menekankan pentingnya menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada, dengan tujuan membuat pelajaran lebih relevan dan mendalam, menghindari belajar hanya menghafal. Dalam belajar bermakna, informasi baru menjadi bagian dari kerangka kognitif siswa.
- Taksonomi Bloom
Bloom dan Krathwolh menyatakan bahwa taksonomi mengklarifikasikan tujuan pembelajaran dalam beberapa level. Teori ini juga memiliki beberapa aspek, aspek kognitif (aspek yang berhubungan dengan kemampuan mental berfikir), aspek psikomotorik (aspek yang berhubungan dengan sistem gerak tubuh yang melibatkan otak untuk menggerakan otot), dan aspek afektif (yang berkenaan dengan sikap dan emosi terhadap lingkungan).Â
Taksonomi Bloom dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan teman-temannya pada tahun 1956. Level dalam taksonomi ini antara lain:
- Pengetahuan (Knowledge) Mengingat informasi dasar atau fakta.
- Pemahaman (Comprehension) Memahami makna dari informasi dan dapat menjelaskan ide atau konsep.
- Aplikasi (Application) Menerapkan informasi dalam situasi yang baru atau konkret.
- Analisis (Analysis) Menganalisis informasi, mengidentifikasi pola atau hubungan, dan membagi informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
- Sintesis (Synthesis) Menggabungkan berbagai elemen untuk menciptakan sesuatu yang baru.
- Evaluasi (Evaluation) Membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kriteria dan standar.
Kemudian, pada tahun 2001, Lorin Anderson dan David Krathwolh mengubahnya menjadi:
- Mengingat (Remembering)
- Memahami (Understanding)
- Menerapkan (Applying)
- Menganalisis (Analyzing)
- Mengevaluasi (Evaluating)
- Menciptakan (Creating)
- Kolb, Honey, dan Mumford
David Kolb mengembangkan teori pembelajaran pengalaman, yang menekankan siklus belajar dari pengalaman konkret, refleksi, konseptualisasi, dan eksperimen aktif. Honey dan Mumford mengadaptasi teori Kolb dengan membagi gaya belajar menjadi beberapa kategori, seperti aktif, reflektif, teoritis, dan pragmatis.
- Habermas
Jrgen Habermas fokus pada teori komunikatif dan pembelajaran sebagai proses dialogis yang melibatkan refleksi kritis dan komunikasi efektif. Dia menekankan pentingnya diskursus dan interaksi dalam pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H