Mohon tunggu...
Auni Nashfa Hasyyati
Auni Nashfa Hasyyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Karena saya menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, maka penulisan artikel dan karya tulis ilmiah yang lainnya bukan sesuatu yang asing bagi saya, saya menulis artikel dengan tema sastra dan pendidikan yang sesuai dengan Program Studi yang sedang saya tempuh.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Kematangan dan Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik

20 Desember 2024   23:30 Diperbarui: 20 Desember 2024   22:48 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

memperkenalkan konsep "belajar bermakna" menekankan pentingnya menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada, dengan tujuan membuat pelajaran lebih relevan dan mendalam, menghindari belajar hanya menghafal. Dalam belajar bermakna, informasi baru menjadi bagian dari kerangka kognitif siswa.

  • Taksonomi Bloom

Bloom dan Krathwolh menyatakan bahwa taksonomi mengklarifikasikan tujuan pembelajaran dalam beberapa level. Teori ini juga memiliki beberapa aspek, aspek kognitif (aspek yang berhubungan dengan kemampuan mental berfikir), aspek psikomotorik (aspek yang berhubungan dengan sistem gerak tubuh yang melibatkan otak untuk menggerakan otot), dan aspek afektif (yang berkenaan dengan sikap dan emosi terhadap lingkungan). 

Taksonomi Bloom dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan teman-temannya pada tahun 1956. Level dalam taksonomi ini antara lain:

  • Pengetahuan (Knowledge) Mengingat informasi dasar atau fakta.
  • Pemahaman (Comprehension) Memahami makna dari informasi dan dapat menjelaskan ide atau konsep.
  • Aplikasi (Application) Menerapkan informasi dalam situasi yang baru atau konkret.
  • Analisis (Analysis) Menganalisis informasi, mengidentifikasi pola atau hubungan, dan membagi informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  • Sintesis (Synthesis) Menggabungkan berbagai elemen untuk menciptakan sesuatu yang baru.
  • Evaluasi (Evaluation) Membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kriteria dan standar.

Kemudian, pada tahun 2001, Lorin Anderson dan David Krathwolh mengubahnya menjadi:

  • Mengingat (Remembering)
  • Memahami (Understanding)
  • Menerapkan (Applying)
  • Menganalisis (Analyzing)
  • Mengevaluasi (Evaluating)
  • Menciptakan (Creating)
  • Kolb, Honey, dan Mumford

David Kolb mengembangkan teori pembelajaran pengalaman, yang menekankan siklus belajar dari pengalaman konkret, refleksi, konseptualisasi, dan eksperimen aktif. Honey dan Mumford mengadaptasi teori Kolb dengan membagi gaya belajar menjadi beberapa kategori, seperti aktif, reflektif, teoritis, dan pragmatis.

  • Habermas

Jrgen Habermas fokus pada teori komunikatif dan pembelajaran sebagai proses dialogis yang melibatkan refleksi kritis dan komunikasi efektif. Dia menekankan pentingnya diskursus dan interaksi dalam pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun