Kemudian pada 2017, diadakan kesepakatan Kerjasama penyediaan senjata pertahanan udara rudal S-400 dengan Rusia. Kerjasama ini bermanfaat bagi Turki guna mengamankan negaranya dari ancaman melalui jalur udara mengingat meluasnya konflik suriah yang dapat memicu serangan dari ISIS dan kelompok lainnya. Erdogan pun berkomitmen dalam pembelian itu untuk tidak mundur. Kemudian pada september 2021, Turki melakukan sebuah uji coba tembak rudal berkekuatan sama seperti S-400 bernama SIPER Block-O yang nantinya akan menjadi senjata pertahanan udara dari Turki.Â
Pada tahun 2021 lalu, Erdogan, Presiden Turki, menyatakan bahwa ia telah melakukan kunjungan serta bahasan Kerjasama bidang pertahanan secara lebih mendalam dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kunjungan tersebut berlokasi di resor Laut Hitam dengan topik utama konflik Suriah sebagai pembahasannya.Â
Pasang surutnya hubungan Rusia dan Turki termasuk dalam konflik Rusia-Ukraina ini kemudian mulai memunculkan titik diplomatik ketika kedua kepala negara bertemu kembali pada Juli 2022 kemarin. Pertemuan tersebut memusatkan pembahasan Turki yang meminta bantuan dari Rusia dalam menjalankan rencananya untuk melakukan "Operasi Militer" baru di Suriah. Erdogan memiliki harapan bahwa pertemuan tersebut nantinya dapat menciptakan lembaran baru terkait hubungan bilateral antara Rusia dan Ukraina, khususnya di bidang pertahanan dan keamanan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H