Upaya terkoordinasi dan tindakan kolektif diperlukan untuk mencegah dan menghilangkan penyebaran gelombang pandemi berikutnya dan untuk memberikan bantuan keuangan dan teknis kepada negara-negara anggota yang kekurangan fasilitas, layanan, dan keahlian kesehatan yang memadai.Â
Seluruh negara dikawasan Asia Tenggara berupaya untuk membangkitkan kembali perekonomian negaranya dengan berbagai cara. Namun, walau sudah berupaya tetap saja masyarakat masih menghawatirkan  penularan yang tidak terlihat dari virus yang satu ini, tapi mereka lebih takut jika tidak bekerja dan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.Â
Karena hal ini, banyak dari mereka yang tetap bekerja dan tidak mematuhi protokol kesehatan sehingga bukan devisa negara yang bertambah melainkan kasus penyebaran Covid-19 yang meningkat. ASEAN, sebagai organisasi kerja sama negara Asia Tenggara turut andil perihal permasalahan tersebut. Berbagai kerjasama dilakukan bersama organisasi lain seperti dibidang kesehatan,respon dibidang ekonomi, serta langkah dibidang pariwisata dan perjalanan.
Dampak dari pandemi Covid-19 ini juga direspon dengan berbagai kebijakan ekonomi. Kebijakan yang dilakukan tersebut meliputi, insentif pajak bagi bisnis yang berdampak, lalu subsidi dalam bentuk tunai,diskon tagihan listrik, hingga insentif tambahan bagi para pekerja dibidang kesehatan, Adanya penangguhan pajak dan pinjaman, kemudian  pembebasan atau penerapan biaya yang lebih rendah dari pemerintah, terakhir peran Bank Sentral dalam kebijakannya menurunkan suku bunga.Â
Institusi keuangan internasional juga memberikan dukungan bagi negara-negara yang berimbas pada pandemi Covid-19. Bahkan, Bank pembangunan Asia (ADB) pun memberikan paket bantuan sebesar 6,5 miliar Dollar  AS untuk mendukung krisis ini, Filiphina dan Indonesia telah menerima dana hibah tersebut untuk pasokan medis serta bantuan kepada masyarakatnya.
Sejak awal pandemi Bank-sentral di Asia Tenggara menerapkan kebijakan pemotongan suku bunga, pengurangan rasio cadangan, dan pembelian asset untuk mempertahankan stabilitas keuangan, menjamin likuiditas dalam sistem, dan menurunkan biaya kredit.Kebijakan diatas dimaksudkan untuk meyakinkan public bahwa pemerintah dapat mengatasi permasalahan ekonomi keluar dari keadaan krisi akibat pandemi . Ekspor-impror pun mengalami pelonggaran , sihingga banyak kebutuhan yang berangsur-angsur naik harganya. Untuk mempertahnkan kelancaran arus perdagangan , ASEAN mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digitalisasi dan Revolusi industri 4.0 dalam mengahadapi era normal baru.
Selanjutnya, pemulihan ekonomi pun dibahas dalam KTT ASEAN ke-36 pada 26 Juni 2020 lalu, disebutkan untuk pertama kalinya dalam 23 tahun terakhir, ASEAN mengalami kontraksi ekonomi. Negara-negara ASEAN telah mengambil keputusan untuk memitigasi dampak ekonomi sosisociali pendemi ini bersama dengan negara-negara mitra ASEAN. Para menteri juga saling bertukar informasi dan praktik terbaik mengenai kebijakan ekonomi dimasing-masing negara untuk menanggulangi dampak negatif dari pandemi Covid-19. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H