Pada chapter sebelumnya kita telah menyaksikan pertarungan epic antara Jay VS Kwak Jihan. Dikisahkan Jihan memiliki watak yang cerdik dan lebih kuat dari saudaranya, Jibeom, sehingga dia dengan mudah mengambil alih daerah kekuasaan Jibeom. Meski begitu, kemenangan berada di pihak Jay yang unggul dengan teknik Kali Arnis.
Di chapter kali ini pertarungan yang tersisa tinggal Hyungseok VS Kwak Jichang. Menyambung pertarungan sebelumnya, Hyungseok merasa kesulitan karena kekuatan Jichang. Karena tak ingin kalah, Hyungseok mencoba lagi menendang kepala Jichang, itu tampaknya membuat Jichang kesal.
Flashback diperlihatkan saat istirahat latihan Hyungseok dengan Jonggun. Jonggun telah memastikan jika suatu saat Hyungseok pasti akan melawan orang-orang dari generasi pertama. Jonggun menebak jika saat pertama kali melawan mereka, Hyungseok pasti akan merasa putus asa, namun tak perlu khawatir sebab Jonggun telah mengajarinya dan Jonggun sendiri yakin dirinya lebih kuat.
Scene kembali ke pertarungan. Mengingat percakapannya dengan Jonggun, tekad Hyungseok kembali kuat. Keadaan pun cepat berbalik dan didominasi serangan Hyungseok. Hyungseok berhasil menendang Jichang hingga terjatuh. Sayangnya Jichang masih bertahan dan terlihat santai meski sudah terluka. Hyungseok terlambat menyadari tangan Jichang mengincar kakinya sehingga ia  terjungkal.
Keadaan berbalik lagi, kini Jichang membanting Hyungseok ke tembok dan ke lantai. Terkahir, Jichang melemparkan Hyungseok dari atap gedung. Tentu saja Hyungseok panik, tapi untungnya Jichang menarik lagi kaki Hyungseok.Â
Hyungseok merasa kesal karena dipermainkan padahal dia sudah bekerja keras melawan. Tiba-tiba jantung Hyungseok berdetak lebih kuat, napasnya terasa panas. Yup, ini adalah tanda-tanda 'mode panas' yang pernah dialami Hyungseok besar dan Seongeun.
Jichang merasa ada yang tidak beres, ketika dia menoleh, sebuah tinju langsung mengenai dagunya. Rupanya Hyungseok telah beralih ke 'mode panas'. Kepribadiannya terlihat berbeda dan tampak liar.
Hyungseok memasukkan jarinya ke lubang hidung Jichang kemudian membanting polisi itu. Tak cukup, Hyungseok membanting Jichang ke tembak dengan menjambak rambutnya. Kemudian dia bergelantung di tiang dan menendangi Jichang.
Scene flashback dilihatkan lagi. Kali ini adalah masa lalu Jichang dan Lee Jihoon. Saat itu Lee Jihoon telah mengalahkan Jichang yang sebelumnya ternyata 'raja' Seoul. Jichang telah dikalahkan oleh seseorang sehingga dia digeser dan ditempatkan di Chungcheon. Lee Jihoon mengatakan kalau kekalahan Jichang dari orang 'itu' adalah hal yang memalukan. Namun, di sisi lain Lee Jihoon memaklumi karena orang yang menjadi 'raja' Seoul harusnya merupakan keturunan spesial. Di sana diperlihatkan siluet seorang pria berjaket kulit yang masih misterius.Â
Lee Jihoon juga mengungkit kembali pertarungannya dengan raja-raja lain. Tak seperti yang lain, Lee Jihoon sengaja tidak mengambil bagian tubuh Jichang karena ia menganggap Jichang sudah cukup menyedihkan.Â
Scene kembali ke pertarungan. Jichang berterimakasih karena Hyungseok mengingatkannya lagi dengan kenangan menyedihkan itu. Tanpa Hyungseok sadari,Jichang mengangkat tangannya dan mengayunkan chop. Untung saja Hyungseok refleks menghindar. Jichang bangun dan memburu Hyungseok dengan choo-nya. Hyungseok yang terpojok tak punya pilihan lain, ia mendorong Jichang dari atap gedung bersama dengan dirinya. Tapi Jichang membalikkan posisi, dia pun menghantamkan lagi chop pada Hyungseok begitu sampai di tanah.
Untungnya Hyungseok sempat melepaskan jaket sehingga ia bisa menghindar. Tangan Jichang sempat tertancap dan terjebak di tanah, memanfaatkan kesempatan itu, Hyungseok bersiap menendang Jichang. Sayangnya Jichang mengetahui itu dan lekas memukul Hyungseok.
Jichang hampir melayangkan chop lagi pada Hyungseok yang telah terjatuh, tapi untung saja bantuan telah datang. Hyungseong dan Jay yang selesai bertarung segera pasang badan. Dengan kepalan tinjunya yang kuat, Hyungseong menghalau chop Jichang, sementara Jay melindungi Hyungseok.
Tanpa basa-basi, Jichang menendang Hyungseong hingga tersingkir. Ketika akan memukul Jay, tiba-tiba Hyungseok sudah bangkit lagi dan melayangkan tendangan pada Jichang dengan sangat cepat hingga gerakannya seperti tak terlihat.
Hyungseok berterimakasih pada Hyungseong dan Jay, namun ia mengatakan ingin melawan Jichang sendirian untuk mengembangkan dirinya.
Di sisi Jichang, dia terkejut karena mengenali gerakan itu. Dia pun kesal karena sadar Hyungseok bisa meniru gerakan dari seseorang yang ternyata Lee Jihoon.
Hyungseok menyinggung kembali perkataan Jichang dan sekarang dia berkata akan mengambil salah satu bagian tubuh Jichang karena Lee Jihoon dulu tidak mengambilnya.
...
Itulah ringkasan manhwa Lookism chapter 438.
Pertarungan yang sangat sengit antara MC dan Raja Chungcheon. Siapa sangka Park Hyungseok bahkan bisa meniru teknik Invisible Attack milik Lee Jihoon? Kalau sudah begini, apakah kemenangan Hyungseok ada di depan mata?
Atau justru Jichang memiliki teknik rahasia untuk mengalahkan Hyungseok?
Mari simak kelanjutan ceritanya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H